Liliana, gadis biasa yang sebelumnya hidup sederhana, dalam semalam hidupnya berubah drastis. Ayahnya jatuh sakit, hutang yang ia kira sudah selesai itu tiba-tiba menggunung. Hingga ia terpaksa menikah i Lucien Dravenhart , seorang CEO yang terkenal dingin, dan misterius—pria yang bahkan belum pernah ia temui sebelumnya.
Pernikahan ini hanyalah kontrak selama satu tahun. Tidak ada cinta. Hanya perjanjian bisnis.
Namun, saat Liliana mulai memasuki dunia Lucien, ia perlahan menyadari bahwa pria itu menyimpan rahasia besar. Dan lebih mengejutkan lagi, Liliana ternyata bukan satu-satunya "pengantin kontrak" yang pernah dimilikinya…
Akankah cinta tumbuh di antara mereka, atau justru luka lama kembali menghancurkan segalanya?
Cerita ini hanyalah karya fiksi dari author, bijaklah dalam memilih kalimat dan bacaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon boospie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32 Kelompok gelap
Kendaraan roda berwarna biru metalik, melesat jauh dari area yang tidak lagi dikunjungi warga tersebut. Tatapannya menusuk tajam kearah jalanan basah, pantulan lampu jalan maupun sorot mobil tampak jelas di sisa-sisa air hujan yang melapisi seluruh jalanan beraspal itu.
Tampak jelas dari raut wajahnya yang menjelaskan dirinya sedang berpikir keras, kali ini lebih serius daripada saat ia menuju tempat.
"Apa yang sudah dilakukan bocah itu, sampai harus berurusan dengan kelompok gelap," gumam Lucien penuh tanda tanya tanpa jawaban dalam kepalanya.
Lucien mulai fokus pada jalanan—bukan, lebih tepatnya ia fokus mengingat kejadian masa lalu, yang terjadi beberapa kali saat usianya masih muda.
Bang..
Satu tarikan peluru terlepas bebas dari sangkarnya, menembus tajam pada dinding bata hingga menciptakan lubang seukuran dengan peluru, dengan retakan dinding di sekitar lubang, dimana bisa runtuh sewaktu waktu.
Suara menggelegar sampai ke penjuru halaman rumah, menyapa telinga seorang anak kecil yang sedang berdiri mematung bersama seorang pria tua disampaingnya.
Manik matanya bergetar halus, mengisyaratkan ketakutan yang hanya ditahan dengan mimik muka datar, seolah berusaha menampilkan ketenangan palsu.
Lucien kecil menyapu pandangannya keseluruhan tempat tersebut, ia berdiri ditengah-tengah hutan belantara sangat penuh dengan pepohonan seperti tidak ada celah untuk bebas, kecuali ruang sebagai jalan menuju ke mansion yang dikelilingi dinding tinggi.
Tidak lama keluar seorang pria dengan penampilan yang sedikit berantakan, kerah yang tidak tertata rapi seperti sebelumnya, serta kotoran yang menodai kemeja putihnya.
"Ayo pulang, Lucien," ajak pria dengan rambut pirang khasnya. Tangannya terulur meraih tangan Lucien yang masih kecil itu.
"Baik eyang," balas Lucien dengan mengangguk, lalu keduanya memasuki mobil.
Saat menyandarkan punggungnya di bangku mobil, Lucien melihat sekilas tatto 〒 tercetak hitam dibagian dada John Wilson, kakek Lucien. Anak laki-laki itu ingin bertanya tapi saat menatap raut muka John yang tampak marah itu, ia mengurungkan niatnya dan memilih diam.
Simbol 〒, yang sejauh ini informasi yang didapat Lucien ialah tanda bagi mereka yang termasuk dalam anggota kelompok gelap, dimana nama itu hanyalah sebutan dari orang-orang. Sedangkan nama asli kelompok mereka tidak pernah diketahui, begitupun dengan lokasi markas mereka bahkan siapa pemimpinnya.
Kelompok itu seringkali berulah dalam gelap dan diam, mereka akan membinasakan target tanpa ada satupun pihak yang membongkar hal itu, cara mereka dalam menghilang dari publik sungguh sempurna.
Hingga saat ini kelompok tersebut sangat ditakuti oleh banyak orang terutama para pejabat politik serta pengusaha, karena yang mereka targetkan sama sekali tidak memandang status atau jabatan.
Jika sekalinya bergabung, tidak ada cara lain untuk keluar, kecuali kematian.
Lucien mengerutkan dahinya, pikirannya semakin dibuat campur aduk. Kelompok itu telah mengejar Liliana bahkan mereka berani mengeluarkan senjata api dihadapan dipublik.
"Jika mereka mentargetkan bocah itu, apa James akan termasuk target mereka?" monolognya saat mengingat keluarga gadis itu yang tersisa hanyalah ayahnya.
Raut wajahnya tampak berpikir, melihat keadaannya saat ini yang sama sekali tidak berurusan dengan kelompok gelap padahal kakeknya sendiri berurusan dengan mereka, Lucien mengangguk, "Tergantung siapa yang mereka targetkan, bisa jadi iya bisa juga tidak."
"Call Grack." Lucien menyentuh layar tablet dan berucap pada head unit di dashboard mobil tersebut, mengucapkan perintah untuk memanggil Grack.
"Calling Grack..." Terdengar suara perempuan seperti robot asisten, sebelum terpampang panggilan pada Grack.
Lucien masih fokus menatap jalanan, selagi bibirnya berucap, "Grack, kirim beberapa pengawal ke tempat James dirawat, pastikan mereka selalu berjaga satu sama lain."
"Dan—" Ia menghentikan ucapannya sejenak, tampak ragu-ragu tapi tetap melanjutkan, "Siapkan dua pengawal untuk selalu berjaga didepan pintu apartemen."
Sebelum menutup panggilan itu, ia teringat gadis yang sempat bahagia dengan alunan musik diatap, mulutnya terbuka seperti ingin mengatakan sesuatu tapi kemudian jarinya bergerak mematikan panggilan tersebut.
Setibanya Lucien didalam apartemen, tepat didepan pintu ia mulai melepas satu persatu atributnya memasukkan kedalam keranjang pakaian kotor, hingga menyisakan kaos hitam serta celana pendek.
Ia melangkah dengan tampilan lelah menuju kamarnya. Namun, celah pintu yang terbuka disampingnya menyita perhatian, ia mencoba menoleh melihat kedalam kamar. Dimana gadis itu tidur terlentang dengan gaun yang sama saat pesta tadi.
Lucien menghembuskan napas kecil, tangannya bergerak naik meraih gagang pintu kamar Liliana, ia menutupnya dengan perlahan, baru ia memasuki kamarnya sendiri.
...~• suddenly become a bride •~...
Jari jemari Liliana bergerak gelisah diruangan berac dengan 22° itu, detak jantungnya masih cepat sedari kakinya memasuki ruangan. Kini ia tengah duduk di ujung sisi meja persegi panjang, dimana telah tertata deretan kursi yang beberapa masih belum ditempati.
Liliana telah memantau perkembangan respon publik terhadap produknya, dan keluhan mereka rata-rata sama. Sehingga kegiatan rapat kali ini ialah membahas permasalahan konsumen yang harus dijadikan perbaikan untuk brand mereka.
Perempuan dengan tatanan rambut ponytail itu, telah menyiapkan dirinya pagi pagi buta tadi, kali ini ia harus memutuskan penanganan masalah yang terbaik.
Tidak lama beberapa rekan kerjanya berdatangan, satu persatu dari mereka mendudukkan pantatnya memenuhi kursi yang tersedia.
"Baiklah, rapat kali membahas keluhan konsumen yang minggu ini cukup meningkat, sehingga kita perlu menangani sebelum menjadi krisis dikemudian hari," ucap Liliana dengan lantang dan tegas, tetapi wajahnya masih mempertahankan ketenangan.
Disisi tangan kanannya tersedia produk skincare mereka yang menjadi perbaikan nantinya. Dengan merk brand Aesscin, salah satu produknya yang menjadi keluhan publik, dimana produk tersebut memfokuskan perawatan kulit dalam mencerahkan.
"Dalam lima hari terakhir, kami mencatat ada 524 komentar yang masuk. Mayoritas tentang Aesscin Lumibright. Keluhan terbanyak tutup kemasan tidak rapat, serta beredarnya produk palsu yang secara visual tidak memiliki perbedaan dengan yang asli," ucap salah satu rekan kerja yang menggeluti bidang customer service.
"Sebelumnya tutup yang kami gunakan adalah pipet standar yang berbahan dasar plastik, tanpa dilengkapi pengunci, itulah sebabnya tutup gampang terbuka." Seorang kepala R&D ikut menimpali.
"Mengenai hal tersebut kami menyarankan pergantian pipet berbahan dasar alumunium yang sudah dilengkapi sistem pengunci. Selain tidak mudah terbuka, pipet jenis ini juga kokoh, dan tampilannya pun memberi kesan premium. Sangat sesuai dengan branding Aesscin," sambungnya.
Liliana mengangguk, tangannya bergerak mengotak-atik laptop yang berada tepat dihadapan. Ia berucap sambil menatap rekan kerjanya, "Saya setuju mengenai pergantian pipet berbahan dasar alumunium, pastikan sudah melalui uji ketahanan."
"Selanjutnya, reka ulang visual kemasan." Liliana berhenti sejenak, ia menunjukkan contoh mockup dilayar, "Saya ingin penambahan QR kode untuk verifikasi keaslian produk, saya sarankan dicetak diatas bahan hologram. Kemudian logo Aesscin yang dibuat timbul dipermukaan kemasan, yang memberikan kesan ekslusif. Dua hal tersebut akan sulit untuk dipalsukan."
Sang kepala direksi terlihat mencatat dengan cepat, "Baik, kami akan kembangkan desain baru dalam 5 hari kerja."