Dua remaja tsundere yang beranjak dewasa, memiliki cerita hidup yang kelam masing masing dan dipertemukan oleh takdir.
Dengan status sosial yang bagaikan langit dan bumi, melewati lika liku percintaan di sekolah yang bergejolak.. akankah mereka berakhir bahagia?
Selamat menikmati kisah mereka !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ElizabethMelyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semakin Suka
Matahari mulai terbit dan Anna tampak terbangun dari tidurnya.
Liam memilih tidur di sofa agar terhindar dari perbuatan nya yang hampir saja mengambil keperawanan Anna semalam.
Anna bangun dan menghampiri Liam yang tidur nyenyak di sofa.
Ia menyentuh bibir Liam dan tersenyum manis. Mata nya berbinar dan seakan mengatakan bahwa ia semakin jatuh cinta pada lelaki nakal ini.
Sentuhan Anna membangunkan Liam.
" Good morning. " Sapa Anna lemah lembut.
Mood Anna telah membaik dan rasa aman telah kembali.
" Hmm.. Morning. " Sahut Liam sambil berusaha membuka mata nya, karna semalam tidur sangat larut.
" Sudah stengah 6, bukankah kamu harus bersiap untuk pertandingan terakhir?! " Kata Anna mengingatkan.
" Benar juga. Aku hampir lupa kalau aku harus bertanding. Kamu benar benar mengacaukan segalanya. " Gumam Liam dan bangun dari posisi tidur nya.
Anna pun tertawa mendengarnya.
" Aku merindukan mu Liam. " Dan akhirnya Anna jujur akan perasaan nya.
" Beri aku ciuman pagi. " Kata Liam genit sambil mencium bibir Anna sesaat.
Benar benar di mabuk oleh cinta.
" Apa aku boleh melihat mu bertanding hari ini? " Tanya Anna meminta ijin.
" Tentu saja. Kamu akan semakin menyukai ku, karna aku sangat mempesona di lapangan. " Goda Liam percaya diri.
Anna pun tertawa kecil melihat tingkah nya.
Liam pun beranjak dan pergi ke kamar mandi. Namun sesaat langkah nya berhenti mengingat sesuatu.
" Oya.. Tentang ayah mu, kamu tidak perlu takut lagi.. Aku sudah membereskan nya. " Kata Liam yang semalaman melakukan sesuatu hingga tidur sangat larut.
" Membereskan nya? " Anna pun sontak terkejut dengan kata kata itu.
" Aku melakukan yang seharusnya.. Yang salah harus menerima hukuman. " Jawab Liam dengan santai nya.
" Lalu.. Ketika ada waktu, kita bisa jemput ibu mu.. kalian tidak perlu terpisah lagi, aku menjamin.. Semua sudah aman. " Lanjut Liam dengan ketulusan dan masuk ke kamar mandi.
Mendengar itu Anna merasa bisa bernafas lagi.. Air mata bahagia menetes begitu saja. Dan Liam benar benar begitu berjasa dalam hidup nya.
Di Depan sekolah Anna..
Ayah Anna tampak masih mondar mandir dengan pakaian lusuh dan topi hitam nya.
" Dimana anak brengseek itu.. kenapa tidak terlihat sama sekali.. bagaimana cara ku bisa masuk.. Banyak sekali security nya. " Gumam ayah Anna mencari cara untuk bisa masuk.
Sejak pagi ia berjaga di sekitar pintu masuk sekolah berharap bisa menyergap Anna, dan membawa nya sebagai ancaman agar bisa mendapatkan uang dari istri nya.
Tiba tiba 2 mobil mercedes hitam dan 1 mobil polisi mendatangi nya.
Ayah Anna pun kelabakan dan reflek hendak melarikan diri, namun para bodyguard berjas hitam sudah bersiap mengepung nya.
" Apa yang kalian lakukan??? siapa kalian? Lepaskan aku. " Teriak ayah Anna memberontak.
Kemudian seorang polisi mendatangi nya dengan surat tugas di tangan nya.
" Bapak Hendrawan, anda kami tangkap atas tuduhan tindak pidana kekerasan, pencurian dan juga perjudian. "
" Apa??? Tidak.. Ini tidak benar. "
" Anda bisa membuat pembelaan diri di kantor polisi bersama pengacara anda. Bawa dia. " Perintah polisi itu.
Petugas polisi tanpa ragu memborgol nya dan memaksa nya masuk ke dalam mobil polisi.
" Akan kami tangani. Jangan khawatir. " Gumam polisi itu pada salah seorang bodyguard.
" Jangan sampai lepas. Itu perintah tuan Liam. " Jawab bodyguard yang ternyata adalah orang suruhan Liam.
Tanpa basa basi dan hanya dalam hitungan jam, Liam memberikan pelajaran pada ayah Anna dengan mudah nya.
Di gedung olahraga.
Tepat pukul 08.00 pertandingan dimulai..
Tribun penonton sudah dipenuhi oleh murid murid yang mendukung sekolah masing masing.
Begitu juga Anna yang sudah duduk manis di tribun dengan topi hitam nya.
Ia tidak ingin terlihat oleh anak anak lain yang juga datang untuk menonton pertandingan.
Benar apa kata Liam.. Ia tampak mempesona saat di lapangan..
Tubuh nya yang tinggi, bugar, bidang dan proporsional.. Memang membuat nya menonjol dan layak dijadikan idola para wanita.
Bahkan para murid wanita yang menjadi pendukung pihak lawan pun mengakui nya.
" Lihat pemain no 9, dari kemarin dia benar benar bintang nya. " Komentar salah seorang wanita yang duduk di barisan depan Anna.
" Benar..aku juga terus melihat nya. Aku ingin sekali berkenalan dengan nya. " Lanjut wanita yang lain.
" Jika kuperhatikan.. Tidak hanya tampan, tapi juga yang paling kaya.. Lihat saja tas nya, sepatu nya, bahkan tumbler nya.. Semua nya tidak ada yang mahal.. Tapi sangat mahal dan limited edition.."
" Waahh.. Kamu detail sekali. Selesai bertanding, ayo temui dia. "
Perbincangan itu sangat terdengar jelas di telinga Anna dan jujur membuat nya sedikit merasa cemburu.
Namun apa daya, ia lebih memilih diam daripada menimbulkan masalah.
Peluit terakhir pun terdengar dan kemenangan kembali diperoleh oleh tim sekolah Liam.
Mereka mendapat sorakan gembira dari para pendukung yanh hadir dan duduk di tribun.
Termasuk Anna yang bertepuk tangan dengan senang nya sekaligus bangga dengan hasil kerja sama tim Liam.
Beberapa saat kemudian, Anna mendapat pesan dari Liam yang sudah meninggalkan gelanggang pertandingan.
Liam \= aku mandi dulu, tunggu aku di mobil. Kita makan siang dan pulang bersama.
Pesan singkat yang membuat setiap wanita merasa butterfly era.
Anna pun bergegas menuju ke parkiran mobil dimana driver Liam sudah menunggu disana dengan mercedes hitam.
Saat berjalan menuju ke parkiran, tiba tiba sebuah minicooper putih melaju dengan sangat kencang dan nyaris menabrak Anna.
Ciiiiittttt
Rem mobil pun berhenti tepat waktu dan hanya berjarak sangat tipis dengan kedua lutut Anna.
Anna yamg reflek merunduk pun tampak sangat shock dan kaget.
" Nona. " Sahut driver Liam berlari menghampiri Anna.
" Oopss.. Nyaris saja. " Suara yang tidak lagi asing di telinga Anna, yaitu suara Amanda.
" Anda baik baik saja? " tanya driver Liam khawatir.
" Aku baik baik saja.. Anda tunggu di mobil saja, aku akan mengurus nya. " Jawab Anna dengan tatapan tajam penuh amarah.
" Semudah itu kah kamu mempermainkan nyawa orang lain?" Gumam Anna menghampiri Amanda.
" Aku memberi mu banyak peringatan.. Tapi kamu tidak pernah mundur. " Jawab Amanda face to face dengan Anna.
" Aku benar benar muak melihat mu. Otak mu yang dangkal, perilaku mu yang murahan.. Sangat menjijikkan. " Anna pun tanpa ragu melempar hinaan kepada Amanda.
Kemudian ia menendang kaca spion mobil Amanda dengan penuh tenaga hingga rusak.
PRAAAKKK
" Sekarang impas. " Sahut Anna dengan senyum sinis.
Amanda pun sangat marah dan menarik rambut Anna.
" Dasaarr jalang.. Berani nya menyentuh mobil mobil ku. " Sahut Amanda main fisik lebih dulu.
Anna pun tidak tinggal diam, ia juga menggunakan kedua tangan nya untuk menarik rambut Amanda bahkan lebih kuat.
Mereka berdua pun sama sama kesakitan, saling menyerang dan tidak ada yang mengalah.
Beberapa saat kemudian, beberapa orang yang mulai mengetahui pertengkaran itu langsung berkerumun melihat, bahkan merekam.. Seperti sebuah pertandingan seru.
Tak lama, Liam yang sudah selesai membersihkan diri melihat kerumunan di dekat mobil nya dan menghampiri mereka.
Ia tampak terkejut melihat Anna yang ternyata sedang dalam pertikaian dan reflek melerai mereka.
Ia dengan kuat menyingkirkan tangan Amanda dari rambut Anna dan mendorong nya hingga terjatuh.
Untuk pertama kali dalam hidup nya, seorang Liam main fisik terhadap wanita.
" Lepaskan dia. " Bentak Liam melindungi Anna.
" Kamu.. mendorong ku??? " Amanda pun merasa di permalukan.
" Bersyukurlah karna aku hanya mendorong mu.. bukan membuat mu cacat. " Jawab Liam dengan ekspresi dingin dan menakutkan, dalam sekejap membuat para penonton terdiam dan melarikan diri karna aura intimidasi Liam.
" Kalian berdua.. Tunggu dan lihat saja nanti. " Ancam Amanda yang benar benar merasa terhina karena perlakuan kasar Liam di hadapan banyak orang.