NovelToon NovelToon
Resiko Menikah Dengan Nona Dingin

Resiko Menikah Dengan Nona Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Mafia / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: qyurezz

Cewek imut dan manis ketika dia sedang manja, dan berubah 180 derajat menjadi dingin dan menakutkan ketika dia sedang dalam mode gila ....
Dia adalah Avril, gadis yang susah ditebak isi hatinya dan gampang berubah haluan, melakukan sesuatu seenak jidat dan suka merepotkan orang-orang disekitarnya..
Bahkan ketika sudah menikah pun d
tidak jauh beda.. Yaa dia menikah dengan laki-laki yang sederhana bernama Asep..
Ehh bukan Asep namanya..😅
Laki-laki itu bernama Keinan
Enaknya dipanggil Ken apa Kei ya??

Ken dan Avril menjalani kehidupan rumah tangga dengan banyak rintangan.. mampukah mereka melabuhkan kapalnya dengan baik sampai tujuan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qyurezz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kei sebagai tebusan

Avril telah selesai mengganti pakaiannya, sekarang ia berpakaian lain dari biasanya. Serba hitam dengan riasan yang juga sedikit gelap. Kini Avril sudah berubah 180 derajat. Inilah nona Avril yang sekretaris Li ciptakan. Tatapannya tak lagi lembut, sejenak ia melupakan Kei dan berfokus pada Roy yang akan dia cabik cabik habis-habisan. Tatapan dingin dengan raut wajah serius, jiwanya berkobar terlihat menahan amarah. Dia tidak akan memberi ampun pada siapapun yang mengkhianati dirinya. Avril tidak ingin berakhir tragis seperti ayah dan kakak laki-lakinya, hanya karena terlalu baik pada rekan bisnisnya.

Avril sudah berada di dalam mobil bersama Li. Mereka hendak pergi ke suatu tempat untuk mengeksekusi Roy.

"Apa Kei akan terlibat, Li?" Semua tentang Roy sudah Avril ketahui, termasuk Kei yang merupakan adik angkat Roy sendiri.

"Saya rasa tidak, nona" jika Roy menyayangi Kei dan ayah angkatnya, Roy tidak akan melibatkan mereka.

"Bagaimana jika Kei mengetahui ini?"

"Saya rasa Kei tidak akan kenapa-kenapa, Roy dan Kei memang tidak terlalu dekat sejak dulu"

Ada rasa khawatir dalam hati Avril, khawatir jika Kei mengetahui tentang kasus kakaknya itu, dan Kei kemudian menjauhinya.

Mobil melaju dengan sedikit cepat, sampai akhirnya berhenti di suatu tempat. Terlihat sebuah bangunan yang belum selesai dibangun, mangkrak selama berbulan-bulan.

Avril dan Li turun dari mobil, disambut oleh para penjaga bertubuh kekar, mereka menunduk hormat pada Li dan Avril.

Mereka masuk ke dalam sebuah ruangan yang cukup luas dan sedikit berdebu, sengaja tidak dibersihkan toh hanya akan menjadi tempat yang mencekam untuk saat ini. Terlihat di sebuah peti berbentuk kotak, beberapa alat untuk menyiksa disana.

Tempat duduk sudah disediakan dengan baik oleh para penjaga yang bertugas. Ada pun beberapa buah-buahan dan makanan di tata di atas meja dengan rapih.

Avril duduk bak seorang ratu di kursi yang disediakan khusus untuknya. Sementara Li duduk dengan tenang di kursinya.

Lain halnya dengan pengawal, mereka berdiri dengan tegak di beberapa sudut.

Avril nampak sudah tidak sabar, sedari tadi tatapannya dingin pada siapapun.

"Kemarilah" pinta Avril pada Li dengan menjentikkan tangannya.

Li menghampiri.

"Kau bawa rok**?"

"Nona, sudah hampir dua Minggu anda tidak merok**, saya pikir sudah benar-benar berhenti "

"Mana, berikan! Aku mau sekarang!" Tak mau basa-basi. Ya Avril merok** tapi tidak menjadi kecanduan. Hanya sesekali saat hatinya sedang marah.

Li dengan ragu meraba saku celananya. Sebenarnya Li juga seorang perok**, tapi ia merok** tidak dihadapan Avril.

Setelah mendapatkan, Li menyodorkan satu batang pada Avril dan menyulutkan api untuk membakar rok**nya. Rokoknya pun bukan sembarang rokok, Li memesan khusus dari luar negeri yang berbeda dari rokok biasanya.

Asap mengepul dengan kasar dari mulut Avril. Entah apa yang Avril pikirkan, hatinya tidak tenang sekarang.

****

Epilog..

Berbarengan dengan berangkatnya Avril dari kediamannya, Roy juga di bawa paksa oleh para penjaga menuju tempat yang ditetapkan. Roy yang sudah lemah, hanya menunduk pasrah seraya menangisi dirinya, menyesali perbuatannya dan mengakui kesalahannya.

Ditengah perjalanan, Roy melihat Kei yang tengah berjalan di trotoar hendak pulang sekolah.

Ia membelalakkan matanya, berfikir dengan cepat dan memohon pada penjaga untuk menemui Kei.

"Tuan, tolong,. Biarkan saya bawa adik saya bersama saya, bukankah tuan Li juga memberikan saya pilihan? Saya akan membawa adik saya agar nyawa saya selamat. Saya mohon"

Si penjaga tersenyum sinis. "ternyata kau lebih sayang nyawamu ya ketimbang adikmu!"

"Saya tidak peduli Tuan, saya Masih ingin hidup. Saya mohon" Roy merapatkan tangannya seraya memohon.

Penjaga akhirnya menghentikan mobil tepat disampingnya Kei, sontak Kei terkejut dengan apa yang dilihatnya. Kakak laki-lakinya yang bertahun-tahun tidak bertemu, kini muncul dihadapannya dengan wajah babak belur, tangannya di borgol dan di kawal penjaga.

"Kei, ikutlah denganku" pinta Roy dengan keputus asaan.

"Kak kenapa? Apa yang terjadi? Kau diculik?" Tanya Kei yang terlihat panik.

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan! Kumohon ikutlah denganku "

"Kak , tidak bisa! Jelaskan dulu apa yang terjadi?"

"Silahkan masuk tuan! Anda akan mengetahuinya nanti! Jangan buang-buang waktu kami!" Tegas seorang penjaga dengan suara besar pada Kei.

Kei merinding ketakutan mendengarnya. Ia langsung ditarik ke dalam mobil bersama Roy. Kei pasrah dan hanya berdoa agar ia selamat, hatinya masih bertanya-tanya dengan apa yang sebenarnya terjadi. Bertanya pun tidak dijawab oleh Roy, ia hanya diam ketakutan. Keadaan itu membuat Kei semakin penasaran. Mobil melaju dengan cepat ke tempat tujuan.

Maafkan saya Kei, tolong maafkan.. batin Roy

****

Li terlihat menerima telepon dari penjaga yang membawa Roy. Ia berdiri agak jauh dari Avril.

"Tuan, Roy membawa adiknya"

Suara di balit telpon.

"Apa!?" Li terkejut namun langsung tersenyum tipis.

"Bawa saja!" Tegasnya.

Ponsel langsung ditutup sepihak oleh Li.

Ini akan menarik, akan menguji keteguhan hati nona dan Kei. Batinnya seraya tersenyum tipis.

Li kembali ke tempat duduknya dengan tenang, memikirkan beberapa kemungkinan yang akan terjadi nanti.

Seberapa jauh kau akan bertindak nona?. Kau pasti terkejut melihat Kei nanti. Menatap Avril.

"Kapan mereka datang, Li! Lama sekali!" Avril nampak tidak sabar.

Sambil terus menghisap rok**nya.

"Sebentar lagi nona"

Tak lama kemudian terdengar suara mobil berhenti di halaman bangunan. Avril mempersiapkan dirinya duduk terlihat setenang mungkin, dengan rokok yang mengepul ditangannya. Ah tiba tiba kepalanya sakit, namun ia tahan.

Dibawa lah Roy oleh kedua penjaga dengan kasar.

Avril sudah gemetar menahan amarahnya, tatapannya tajam mengarah pada Roy, tangan kirinya mengepal sampai terlihat urat-urat dipunggung tangannya. Ia bersiap seolah ingin langsung menerkamnya. Namun Li yang berada di sisinya menahan bahu Avril agar bersikap tenang dan santai. Avril menghisap kembali rok**nya yang tinggal setengah.

Sementara Roy melangkah dengan gemetar dan ketakutan tatkala menatap Avril, ia langsung tertunduk tak berani menatap.

"Ini dimana sebenarnya?" Kei bertanya pada dirinya sendiri saat ia digiring oleh penjaga masuk ke ruangan menyusul Roy. Ia berjalan belakangan karena bertanya dulu pada penjaga, namun sang penjaga tidak merespon apapun, hanya bersikap dingin.

Roy kini sudah duduk bersimpuh dihadapan Avril, ia hanya menunduk kebawah tak berani bersuara.

Saat Avril hendak berdiri, Kei terlihat berjalan ke arahnya. Avril membelalakkan matanya karena terkejut. Begitu juga Kei yang terkejut melihat Avril yang begitu terlihat dewasa dan dingin, dengan rok** yang mengepul di depan wajahnya.

Kei!!.Batin Avril

"Avril?" Gumam Kei yang tidak putus tatapannya pada Avril, ia nampak tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Kak Roy diculik oleh Avril? Ada apa ini?.

Saat tatapan Avril dan Kei bertemu, seketika Avril bingung harus bersikap apa. Ia menoleh pada Li, dengan raut wajah bertanya-tanya. Li hanya mengangguk, memberi kode bersikaplah sesuai dengan yang kamu inginkan nona. Li percaya pada Avril dia mampu melakukannya.

Akhirnya Avril memilih bersikap dingin, dan fokus pada Roy. Ia menghisa rok**nya lalu memberikan sisanya pada Li. Huuu..h asap putih mengudara.

Kei didudukan bersimpuh seperti Roy kakaknya, oleh penjaga. Mereka bersimpuh berdua dihadapan Avril.

Kei tak mampu berkata-kata, ia masih menerka-nerka apa yang sedang terjadi. Ini seperti mimpi, tapi ini nyata karena ada Li juga dihadapannya. Ia tak lepas memandang Avril, gadis yang manja, manis dan baik itu seketika hilang berganti dengan raut wajah dingin dan terlihat kejam.

Dengan angkuhnya, Avril berdiri dan menghampiri Roy sambil memakai sarung tangan hitam dari Li.

"Kau sudah puas dengan pelarian mu, Roy?" Avril menatap sinis pada Roy sambil berdiri dihadapannya dengan angkuh.

Roy hanya diam ketakutan dengan tubuh gemetar.

"Apa kau bisu?!" Avril kembali bertanya.

"A ampun nona" jawabnya tergagap seraya menunduk.

"Kau bawa siapa Roy?" Avril menatap Kei dengan dingin, pura-pura tidak mengenalnya.

"Nona, ini adik saya.. tolong nona, tolong jangan bunuh saya" ucapan Roy yang membuat Kei terkejut.

Membunuh? Maksudnya Avril akan membunuhmu emang?!. Batin Kei. Avril. Ini kamu? Batinnya kembali saat menatap Avril.

"Kak! Apa ini?" Kei menatap Roy.

"Diamlah!" Roy dengan suara sedikit berbisik. Akhirnya Kei diam dan hanya mengamati.

"Untuk apa kau membawa adikmu, Roy?" Avril berjongkok menghadap Kei dan menatapnya dingin.

Kei, maaf. Batinnya. Ia meraih dagu Kei dengan sedikit kasar. Menilik setiap sudut wajah Kei. Kei tidak gentar, ia melihat ada sekilas tatapan lembut dari Avril.

Li terkesiap, ia menerka-nerka apa yang akan dilakukan Avril, apakah dia akan luluh?.

"Nona, saya bawa adik saya sebagai tebusan" Roy berkata dengan penuh keyakinan. Kei terkejut dengan ucapan Roy.

"Apa!?" Avril langsung berdiri dan plakk. Tamparan dipipi Roy dengan penuh tenaga sampai Roy terpental ke samping.

"Beraninya kau melibatkan keluargamu!!" Teriak Avril. Ia benar-benar berapi-api.

Roy dibangunkan dengan paksa oleh penjaga. Kembali duduk bersimpuh menahan pipinya yang terasa panas.

"Ampun, Nona. Saya masih ingin hidup.. Tolong ampuni saya" Roy merapatkan tangannya memohon bahkan bersujud.

"Kau pikir kau pantas hidup!" Avril membawa tongkat baseball dari peti.

Tuk tuk. Kepala Roy di ketuk dengan tongkat baseball, gemetar seketika tubuh Roy.

"Ampuni saya, nona..Aaa..." menangis si Roy.

"Aku belum puas menghajarmu!!" Avril menempatkan tongkat baseball dipipi Roy.

"Huaaa.." Roy menangis sejadi jadinya.

"Diam!!" teriak Avril. Roy memelankan intonasi suaranya.

Bukkk.. Pukulan dari bawah dagu sampai Roy mendongak dan terjengkang. Tidak terlalu keras, tapi cukup keras dan bikin linu pukulannya.

Kei membelalakkan matanya, ia tidak menyangka Avril mampu melakukan itu.

"Kakak..." Kei ingin membantu kakaknya.

"Diam kau disitu!" tegas Avril pada kei. Kei menjadi sedikit takut. Meski Avril kekasihnya, namun ia tau kalau Avril bukanlah orang sembarangan.

Kei akhirnya diam, dan menunduk.

Penjaga kembali membangunkan Roy yang sudah tidak berdaya, memaksanya untuk bersimpuh.

"Aku butuh uangku kembali" pinta Avril, ia menjadikan tongkat sebagai topangan tangannya.

"No na, sa ya su dah tidak pu nya uang.." lirih Roy dengan lemah tak kuat bicara.

"lihatlah bangunan ini Roy, saya perlu uang itu untuk menyelesaikan bangunan ini" Avril mengedarkan pandangannya.

"Nona, saya ha nya punya Kei.. Saya serahkan dia sebagai tebusan" ucap Roy lemah.

Avril kembali geram. Ia mengepalkan tangannya. Diambilah satu buah apel dari meja, menyimpannya di atas kepala Roy.

"Aaaa..." suara lantang Avril. "Kau habiskan uangku!" Bukkk.. Avril memukul buah apel sampai pecah diudara. Untung tidak mengenai kepala Roy yang merinding ngilu.

Kembali mengambil apel dan meletakkan di kepala Roy.

"Aku beri kau kesempatan untuk minta maaf dan mengembalikan uangku, selama berbulan-bulan lamanya aku tunggu! Kau malah keenakan kabur diluar sana.. Dasar keparat..." Bukkk.. Avril kembali memukul apel sampai pecah diudara. Nafasnya ngos-ngosan, matanya merah karena amarah.

"Aampun.. Nona" Roy makin gemetar sampai mau terkencing-kencing. Jika saja pukulan tongkat baseball itu mengenai kepala Roy mungkin dia sudah tiada.

"Saya salah, saya minta maaf.." menunduk.

"Arghh" Avril kesal, ia duduk di kursi kebesarannya, untuk menenangkan hatinya. Li memberikan segelas air minum yang langsung diteguk habis oleh Avril.

Ia menatap Kei yang mengalihkan pandangan ke arah lain. Ia nampak kecewa dengan apa yang dilihatnya, kakaknya hendak memberikan dirinya pada Avril, Avril kekasihnya ternyata berjiwa dingin dan kejam pula.

Avril tersenyum sinis menatap Kei, lalu menghampirinya.

"Apa kau mau menjadi budakku Kei? sebagai tebusan kakakmu?" tanya Avril dengan lembut sambil meraih dagu Kei. Kini wajah mereka bertemu dengan jarak dekat.

Terjadi debaran jantung diantara mereka, namun terasa asing bagi Kei, ini bukan debaran cinta, ini kecewa.

Kei menggelengkan kepala. Tanda tidak mau.

Li berjalan dengan cepat dan memukul wajah Roy penuh tenaga sampai Roy tersungkur.

Avril diam dengan apa yang dilakukan Li. Tak lepas pandangan antara Kei dan Avril.

"Aku tanya sekali lagi Kei, apa kau mau menjadi tebusan kakakmu?"

Kei masih menggeleng.

Bukkk.. Pukulan diperut Roy oleh Li. Kei terbelalak, kakaknya bisa mati terus dipukuli.

"Kau lihat. Aku akan terus menyiksanya sampai mati jika kau tidak mau" ucap Avril penuh ancaman. Wajahnya semakin mendekat, seolah ingin menerkamnya. namun lain dihati Avril, ia gemas sekali melihat wajah tegang Kei, ingin sekali ia melumatnya.

Bukan main terkejutnya Kei dengan ucapan Avril.

"Apa?!"

"Kau tidak dengar? Kakakmu bisa mati dihadapanmu"

"Tidak tidak.. Memangnya apa kesalahannya? Kenapa kalian begini?"

"Dia mencuri uangku, sayang" ucap Avril dengan sinis.

"Apa?" Kei tidak percaya.

"Apa harus aku ulangi? Dia mencuri uangku" tunjuknya pada Roy yang terkapar. "Dia menghabiskannya tanpa rasa bersalah"

"aku tidak mau terlibat dalam urusan kakakku " Kei menunduk.

Avril berdiri dan kembali mengayunkan tongkat ke udara, ia bersiap untuk memukul Roy habis-habisan.

"Kei" Roy terdengar parau dengan sisa tenaganya.

"Maafkan kakak. Untuk kali ini, tolong kakak. Aku masih ingin hidup Kei"

Kei mengepalkan tangannya, kenapa ia harus terlibat dengan situasi yang rumit bersama kekasihnya.

"Baik" Kei masih menunduk. Ia berfikir mungkin setelah ini hubungan antara Kei dan Avril akan berakhir, ia hanya akan menjadi budak.

1
Dwi Winarni Wina
Ayahnya keyden dikira pengemis dan kau dengar sangat marah skl sm li...
Dwi Winarni Wina
mampir dan nyimak thor, Avriel sangat semangat skl makannya sambil melihat pria di kedai itu...

kayaknya avriel lg jatuh cinta pemuda di kedai itu sll membuat avriel semangat skl mendekatinya...
Milka Budi
Luar biasa
qyurezz: terimakasih kakak
total 1 replies
Milka Budi
Lumayan
ZiG Momen
/Heart/
qyurezz: thanks
total 1 replies
DonnJuan
emm... suka banget ceritanya
qyurezz: Aaa makasih..😊😊
total 1 replies
Gourry Gabriev
Bikin gak bisa berhenti
qyurezz
😅😅😉
Stella
Ngakak ampe terbahak-bahak. 🤣
qyurezz: hehe, hai ka salam kenal ya😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!