NovelToon NovelToon
Desa Penjahit Kain Kafan

Desa Penjahit Kain Kafan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / Rumahhantu / Hantu / Iblis
Popularitas:235
Nilai: 5
Nama Author: Mrs. Fmz

Di pinggiran hutan Jawa yang pekat, terdapat sebuah desa yang tidak pernah muncul dalam peta digital mana pun. Desa Sukomati adalah tempat di mana kematian menjadi industri, tempat di mana setiap helai kain putih dijahit dengan rambut manusia dan tetesan darah sebagai pengikat sukma.
​Aris, seorang pemuda kota yang skeptis, pulang hanya untuk mengubur ibunya dengan layak. Namun, ia justru menemukan kenyataan bahwa sang ibu meninggal dalam keadaan bibir terjahit rapat oleh benang hitam yang masih berdenyut.
​Kini, Aris terjebak dalam sebuah kompetisi berdarah untuk menjadi Penjahit Agung berikutnya atau kulitnya sendiri akan dijadikan bahan kain kafan. Setiap tusukan jarum di desa ini adalah nyawa, dan setiap motif yang terbentuk adalah kutukan yang tidak bisa dibatalkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs. Fmz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31: Pemuja Kain Tanpa Wajah

Kita harus menuju ke arah barat, tempat di mana kain tanpa wajah pertama kali ditemukan. Aris Mardian menarik napas dalam saat melihat kepungan warga desa yang berdiri mematung di antara batang-batang jati. Cahaya bulan yang pucat menyinari wajah mereka yang kini rata, tertutup oleh jahitan kain mori putih yang kasar dan dipenuhi noda darah kering.

"Aris, mereka tidak bergerak, tapi aku bisa merasakan ribuan mata sedang menguliti jiwa kita!" bisik Sekar Wangi dengan suara yang bergetar hebat.

"Jangan tatap bagian tengah wajah mereka, Sekar, itu adalah lubang penghisap kesadaran!" perintah Aris sambil menggenggam erat linggisnya.

Aris Mardian mencoba menganalisis formasi para pemuja itu dengan instingnya sebagai seorang perancang bangunan yang terbiasa membaca denah ruang. Ia menyadari bahwa para pemuja ini berdiri membentuk pola jahitan yang saling mengunci, menciptakan dinding manusia yang tidak tertembus oleh logika.

Setiap celah di antara tubuh mereka dijaga oleh benang-benang hitam yang melayang tipis di udara malam yang dingin.

"Gunakan botol tali pusat itu untuk mendeteksi jalur yang paling rapuh, Sekar!" teriak Aris saat salah satu pemuja mulai melangkah maju.

"Jarum di dalamnya menunjuk ke arah celah di bawah akar jati besar itu, Aris!" sahut Sekar sambil mengangkat botol kacanya.

Seorang pemuja dengan tubuh tinggi besar tiba-tiba menerjang maju tanpa suara sedikit pun, tangannya yang terbungkus kain kasar mencoba mencengkeram leher Aris. Aris menghantamkan linggisnya ke arah dada makhluk itu, namun senjatanya justru tersangkut di dalam tumpukan kain yang terasa seperti gumpalan daging busuk.

Dari balik jahitan wajah sang pemuja, terdengar suara desisan seperti uap panas yang keluar dari lubang jarum yang berkarat.

"Mereka bukan lagi manusia, mereka adalah wadah kain yang diisi oleh amarah para tumbal!" raung Aris sambil berusaha menarik kembali linggisnya.

"Ambil cairan herbal ini, Aris! Ini adalah sari bunga kamboja yang bisa melunakkan serat kain gaib mereka!" seru Sekar sambil melemparkan botol kecil.

Aris menangkap botol itu dan menyiramkan isinya ke arah lilitan kain yang menjerat linggisnya, memicu reaksi kimia yang mengeluarkan asap berwarna kelabu. Kain-kain itu seketika melayu dan merenggang, memberikan kesempatan bagi Aris untuk melepaskan diri dan menyeret Sekar menuju lubang di bawah akar jati.

Mereka merangkak masuk ke dalam terowongan sempit yang dipenuhi oleh serabut akar yang berdenyut seperti pembuluh darah manusia.

"Mengapa mereka memuja kain tanpa wajah, Aris? Apa hubungannya dengan sejarah keluarga kita?" tanya Sekar di tengah napasnya yang tersengal-sengal.

"Kain itu adalah penutup aib yang gagal, Sekar, simbol dari kebenaran yang dipaksa untuk diam oleh leluhur kita!" jawab Aris dengan nada penuh kepahitan.

Di ujung terowongan, mereka menemukan sebuah ruangan bawah tanah yang dipenuhi oleh ribuan lembaran-lembaran kain yang digantung seperti kelambu. Di tengah ruangan tersebut, para pemuja sedang berlutut mengelilingi sebuah altar yang terbuat dari tumpukan mesin jahit kuno yang sudah berkarat.

Suara detak mesin jahit itu terdengar serempak, menciptakan irama jantung yang mengerikan dan membuat gendang telinga Aris terasa seperti ditusuk jarum.

"Lihat itu, Aris! Mereka sedang menjahit potongan kulit manusia menjadi sebuah jubah raksasa!" bisik Sekar sambil menunjuk ke arah altar.

"Itu bukan jubah, Sekar, itu adalah kulit pelindung untuk sosok raksasa yang keluar dari sumur tadi!" sahut Aris dengan mata yang membelalak.

Aris menyadari bahwa para pemuja ini sedang mempersiapkan raga fisik bagi entitas gaib yang baru saja ia bebaskan secara tidak sengaja. Sebagai seorang perancang, ia tahu bahwa jika jubah itu selesai dijahit, maka kekuatan kegelapan di Desa Sukomati akan memiliki struktur permanen yang tidak bisa dihancurkan.

Ia harus menemukan cara untuk memutus benang utama yang menghubungkan seluruh mesin jahit di ruangan tersebut sebelum terlambat.

"Aku akan mengalihkan perhatian mereka dengan bubuk belerang, kamu cari simpul benang merah di balik altar itu!" perintah Sekar dengan penuh tekad.

"Itu terlalu berbahaya, Sekar! Mereka akan mencabik-cabikmu jika kamu ketahuan!" larang Aris sambil menahan tangan Sekar.

Sekar tidak mendengarkan, ia justru berlari keluar dari bayangan akar dan melemparkan kantong belerangnya ke arah lentera hijau yang tergantung di langit-langit. Ledakan cahaya kuning seketika memenuhi ruangan, membuat para pemuja tanpa wajah itu menjerit tanpa suara dan bergerak kacau karena kehilangan orientasi.

Aris menggunakan kesempatan itu untuk berlari menuju bagian belakang altar, mencari satu-satunya benang yang berwarna merah darah.

"Aku menemukannya! Benang ini terhubung langsung ke jantung mesin jahit pusat!" teriak Aris sambil mengangkat pisaunya.

Namun, saat Aris hendak memotong benang tersebut, tangan Sekar mendadak mencengkeram pergelangan tangannya dengan kekuatan yang sangat luar biasa. Aris menoleh dan mendapati wajah Sekar mulai tertutup oleh serat-serat putih yang tumbuh cepat dari balik pori-pori kulitnya.

Sekar Wangi menatap Aris dengan mata yang mulai memutih, sementara mulutnya terkunci oleh jahitan halus yang muncul secara tiba-tiba.

"Sekar! Lawan pengaruh mereka! Jangan biarkan kain itu menutup wajahmu!" raung Aris dengan air mata yang mulai menetes.

"Pergi... Aris... selamatkan... dirimu..." suara Sekar terdengar sangat lemah di balik jahitan yang semakin rapat.

Aris berada dalam dilema yang sangat menyiksa; memotong benang merah berarti menghancurkan altar namun mungkin juga akan membunuh Sekar yang kini terhubung dengan mesin itu. Di sisi lain, para pemuja tanpa wajah mulai mengepung Aris kembali, tangan-tangan mereka yang panjang mulai menjulur untuk mengambil jarum perak dari balik punggung Aris.

Keadaan semakin mencekam saat suara tarian arwah mulai terdengar dari balik kelambu putih yang bergoyang-geroyang ditiup angin gaib.

"Aku tidak akan membiarkan kalian mengambil Sekar dariku!" tantang Aris sambil menghujamkan pisau ke arah mesin jahit utama.

Suara dentuman keras mengguncang seluruh ruangan bawah tanah tersebut, diikuti oleh semburan darah yang keluar dari celah-celah mesin jahit yang pecah. Sekar jatuh tersungkur, namun wajahnya kini sudah sepenuhnya tertutup oleh kain mori yang tidak bisa dilepaskan.

Aris menggendong tubuh Sekar yang kaku dan berlari menembus dinding kelambu, namun ia justru menemukan dirinya berada di depan sebuah pintu kamar yang sangat ia kenal.

"Ini... ini adalah kamar ibuku di rumah tua?" gumam Aris dengan rasa heran yang sangat mendalam.

Di atas tempat tidur, ia melihat sebuah kelambu putih yang bergerak-gerak seolah-olah ada seseorang yang sedang bersembunyi di baliknya. Aris mendekat dengan langkah gemetar, tangannya menjangkau kain tipis itu untuk menyingkap rahasia yang tersembunyi di dalamnya.

Saat kelambu itu terbuka, Aris terperanjat melihat tumpukan jarum yang disusun membentuk pola wajah ibunya yang sedang menangis darah.

 

1
Siti Arbainah
baru baca lngsung tegang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!