Dikutip dari kisah nyata kehidupan suamiku sebelum bertemu denganku sampai saat ini.
Yanu pemuda berumur 27 tahun yang tak kunjung menikah karena terlalu fokus dengan pekerjaan dan ibu nya.
Pada suatu ketika saat ia sedang berkunjung kerumah teman sebaya nya yang berjarak seratus meter dari rumahnya,tanpa sengaja ia melihat seorang perempuan cantik melintas depan rumah teman nya tersebut. Ia pun menanyakan siapakah perempuan cantik yang baru saja ia lihat kepada teman nya.
Simak terus kisah nya dalam novel karyaku ya...
Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Margaretha Riswanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
"Ma, ma... Kamu tidak apa-apa kan ma ?" tanya Yanu sembari menepuk pipi Maria.
"Alhamdulillah. Aku tidak apa-apa mas. Semua sudah selesai. Alhamdulillah Gusti Allah telah membantuku. Tapi besok kita tetap berangkat kerumah om Krishna."
"Katanya sudah selesai. Kenapa masih tetap harus berangkat ?"
"Untuk belajar dan memulihkan kondisiku. Disana kita bisa belajar sesuatu yang baru mas."
"Baiklah. Bagaimana tadi ma ? Siapa yang mengerjai kita ?"
"Neneknya Ani."
"Astaghfirullah. Gak habis-habisnya tuh orang. Dari dulu loh."
"Dia salah paham saja mas. Ani merekayasa semuanya. Seolah-olah dia yang aku sakiti."
"Kamu sakiti gimana maksudnya ma ?"
"Dia bercerita ke neneknya kalau aku yang merebutmu dari dia. Dia meminta neneknya agar membalaskan dendamnya kepadaku."
"Orang aneh. Oh iya ma, besok bus nya berangkat jam berapa ?"
"Magrib."
"Singkat amat."
"Aku capek mas. Kesel juga sama kamu."
"Kenapa ?"
"Kamu yang gila, aku yang kena imbasnya. Makanya kalau mau melakukan sesuatu itu di pikir dulu. Gak ngasal tancepin tuh burung ke lobang orang tanpa melihat asal usul orang tersebut. Kalau kayak gini gimana coba ? Aku jadi korban perbuatanmu dimasa lalu. Untungnya kok ya aku yang jadi istrimu. Kalau orang lain yang gak tau apa-apa dan gak bisa apa-apa gimana ? Sama saja kamu ikut andil untuk membunuhnya."
"Maafkan aku ma. Aku salah. Aku khilaf dulu."
"Bukan khilaf, tapi doyan. Berapa kali kamu melakukan nya dengan Ani ? Sampai-sampai dia nekat seperti ini. Kamu gak mikir apa kalau sampai kedepan nya istrimu yang baru bakal kena imbas dari perbuatanmu."
"Dulu aku mikirnya Ani bakal aku nikahi ma. Maafkan aku ma, aku salah."
"Jangan minta maaf kepadaku. Minta maaf ke Gusti Allah. Toubatlah kamu mas! Mintalah maaf juga kepada orang-orang yang pernah kamu sakiti. Dah lah aku capek mau tidur."
"Ma, kamu jangan marah gini dong. Aku gak bisa tidur kalau kamu marah begini ma."
"Biarin."
"Ma... Ayolah ma, jangan marah lagi. Aku minta maaf."
Maria tidak menggubris perkataan Yanu dan pergi tidur. Yanu merasa bersalah atas perbuatan nya dimasa lalu. Ia tidak tahu kalau imbas dari perbuatan nya akan seperti ini.
"Aku janji ma kepadamu, tidak akan menghiatimu. Akan selalu setia menjaga dan ada dalam suka maupun dukamu. Maafkan aku ma, aku telah membuatmu terseret dalam masalah yang kubuat di masa lalu," gumam Yanu menangis sambil memandangi Maria yang tengah tertidur.
Keesokan harinya Maria, Yanu dan juga anak-anak check out dari hotel menuju ke sekolahan Ashka dan Mikha untuk mengurus surat pindah.
Setelah semua keperluan Ashka dan Mikha selesai, Maria dan Yanu beserta anak-anaknya pergi menuju terminal di daerah Kartasura untuk memesan tiket bus yang akan mereka gunakan menuju ke Jakarta.
"Ma, gak sarapan dulu nih ? Perutku udah keroncongan. Kalian berdua lapar juga kan ?" tanya Yanu.
"Iya ayo sarapan dulu. Kalian mau makan apa ?"
"Apa ya ma enaknya ? Yang seger-seger gitu. Kuah tapi seger," ucap Ashka.
"Gimana kalau sop ayam ? Kalian mau gak ?" jawab Yanu.
"Boleh pak, enak itu. Ya kan dek ?"
"Iya kak enak. Sop kepala di kasih jeruk nipis terus minumnya es teh."
"Wuaaahhh... Manteb itu dek."
"Yasudah kita mampir ke warung sop ayam pak Mon."
"Wah itu warung sop ayam terkenal ma. Mahal pasti," ucap Ashka lugu.
"Gak mahal kok. Masih relatif harganya."
"Sudah-sudah gak usah mikirin harga. Mau makan saja ribut perkara harga kalian ini," ucap Yanu.
Mereka pun sampai di warung sop ayam yang mereka tuju.
"Ashka sama Mikha mau yang apa ?" ucap Yanu.
"Ashka mau yang paha atas aja pak. Kalau adek tadi minta nya yang kepala. Iya dek ?"
"Iya kak."
"Yasudah duduk sana! Pak sop kepala satu,paha atas dua sama yang pantat ayam nya satu nasi nya empat ya pak lalu minum nya es teh nya dua, teh panas nya satu, sama es jeruknya satu," ucap Yanu memesan makanan.
"Baik pak, ditunggu pesanan nya."
"Ya terimakasih."
Yanu menuju ke meja yang sudah di tempati oleh Maria dan anak-anaknya.
"Sudah pesan mas ?"
"Sudah ma, nanti kamu mix sama aku aja sop nya. Aku tadi pesan dua jenis, paha atas sama pantat."
"Wah kesukaanku itu. Oke deh."
"Nanti setelah makan kita langsung ke terminal kartasura aja. Kita tunggu disana."
"Lama dong mas."
"Daripada harus chek in lagi. Lagipula kan cuma sebentar. Ini juga sudah tengah hari. Nanti mampir beli makanan ringan sama air buat kamu sama anak-anak."
"Ya mas."
Maria sibuk memainkan ponselnya, begitupun Yanu.
"Mas, ternyata om ku buka warung dirumah. Ini orangnya bilang ke aku lewat pesan singkat."
"Oh ya ? Warung apa ma ?"
"Katanya sih ayam pengek."
"Pengek ?"
"Kalau disini apa ya namanya ? Eeemmm..." ucap Maria memikirkan sebutan dari ayam pengek di daerah sana.
"Lamonganan tah ma ?"
"Nah iya, sejenis itu mas. Cuma kalau lamonganan kan seringnya pakai nasi uduk terus lengkap ada ikan-ikanan nya. Kalau ayam pengek khusus ayam dan kawan-kawan nya. Ada bebek nya juga sih."
"Kawan-kawan ?"
"Jeroan maksudnya mas. Jadi kayak ati ampela sama usus di sate. Terus kepala lehernya juga."
"Oalah iya."
"Sambelnya pun macem-macem mas katanya. Ada sambel mangga muda juga kesukaanku."
"Enak kah ?"
"Besok kamu wajib coba deh. Endulita loh mas."
"Iya."
Tak lama kemudian, pesanan mereka pun datang. Setelah makan, Yanu membayar semua pesanan.
"Yuk berangkat."
"Ya mas. Sudah dibayar ? Habis berapa totalnya mas ? Ini uangnya," ucap Maria sambil menyodorkan beberapa lembar uang berwarna merah.
"Udah ku bayar. Dah itu uang belanjamu. Simpan saja untuk keperluan lain nya besok."
"Ya mas."
Yanu, Maria dan anak-anak masuk ke mobil dan melanjutkan perjalanan nya menuju terminal Kartasura.
Bersambung....
yukk saling support 😊
Contohnya: aku, kamu, dan dia.
Jadi bukan aku,kamu,dan dia.
Semangat kak🫶🫶🫶