Bintang yang mengalami kebangkrutan terpaksa harus menjual semua asetnya dan juga pindah dari kota tempat dia tinggal
beruntung dia masih punya warisan sebuah rumah dari sang Kakek Bagaskara
Tapi rumah itu tidak berani di dekati penduduk karena terkenal Angker dan tidak bisa di masuki siapapun kecuali oleh sang pemilik
mampukah Bintang dan keluarganya bertahan disana? dengan banyak gangguan dan juga musuh sang kakek yang mengincarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pagar gaib baru
Gandra mulai menyerang para sosok itu dengan brutal, Rukmini terlebih dahulu memastikan Bintang, Dimas, Silvia, Sumi dan Herman sudah masuk ke dalam kamar dan aman disana, sementara Sahara, dia terus menjaga Dimas di dalam kamar juga
Aakhh.. ampuni kami!
Teriakan para sosok anak buah Hala terus menggema di ruang keluarga rumah Bagaskara, Rukmini tidak memberikan ampun pada mereka yang sudah berani menerobos masuk ke dalam kediaman Bagaskara dengan bantuan kekuatan dari Hala
Dhuar. Dhuar. Dhuar.
Aargghhh
Para sosok itu tersambar api yang di lesatkan Rukmini dan juga Gandra hingga mereka berbakat habis
"Kirimkan Abu dari anak buahnya pada Hala langsung! Katakan kalau kami tidak takut dengan gertakannya ini!" Perintah Rukmini pada makhluk berupa burung gagak yang sering menjadi mata mata untuknya
Burung itu menyapu setiap Abu dari sosok yang menggangu Dimas dengan kepakan sayapnya, sampai Abu itu terkumpul jadi satu, sebelah sayapnya menyerap abu itu sampai habis, dan dia pun pergi ke arah rumah Galuh dengan cepat
Prang. Prang. Brak.
Kaca jendela rumah Galuh pecah tepat saat burung itu melemparkan banyak Abu ke arah tempat Galuh biasa melakukan ritualnya
"Sial!" Umpatnya saat tubuhnya tersungkur karena kalah dari kekuatan Rukmini dan juga angin yang di hasilkan dari kepakan sayap burung yang tiba tiba jadi berubah besar itu
mulutnya mengeluarkan sedikit darah akibat dari teluhnya yang berbalik padanya
"Rukmini! Bagaimana dia bisa menghadang kekuatanmu Hala! Kemarin kita sudah berhasil memancing amarah Bintang kan, kenapa sekarang Rukmini bisa membalikkan keadaan?" tanya Galuh
"Dia ternyata punya sekutu baru tuan, Gandra ikut bergabung dengan Rukmini dan berhasil lebih kuat juga dengan arahan Rukmini" jawab Hala
"Tapi aku senang, aku ternyata mampu membuat anak keturunan Bagaskara itu terkena guna guna yang aku tujukan padanya" ungkap Galuh
"Benar tuan, bahkan tuan melakukannya di hadapan Sahara dan Rukmini" jawab Hala ikut senang
"Biarkan anak ku pulih terlebih dahulu, setelah itu, kita akan susun rencana baru untuk mengambil istri dari Bintang Darmawan" gumam Galuh tersenyum miring
Di rumah Bintang
"Apa yang kamu rasakan sekarang?" Tanya Bintang terus mengusapkan garam ke kening dan tengkuk Dimas
"Pusing pa, sama sedikit sesak di dada Dimas" jawab Dimas meringis
Wush...
Angin dingin dari tangan Sahara langsung masuk ke dalam dada Dimas, dan meredakan rasa sakitnya, wajahnya yang pucat juga berangsur kembali segar
"Terima kasih Sahara, sekarang sudah tidak sakit lagi" ungkap Dimas
"Itu teluh ringan, Galuh memasukkan semacam jarum ke dalam tubuh Dimas, sekarang sudah bersih, tapi dengan bertambahnya kekuatan Hala, rumah ini perlu pagar yang lebih kuat" ungkap Rukmini
"Aku bersedia membantu membuat pagar yang lebih tebal, agar kekuatan sekuat apapun tidak bisa menembusnya, gabungan kekuatan kita sudah cukup untuk melindungi rumah dan seluruh area tanah Bagaskara" ucap Gandra serius
"Sahara, apa kamu masih kuat? Kita harus melakukan ini malam ini juga" tanya Rukmini
"Sahara siap nenek, apapun untuk melindungi Dimas dan cah Bagus" jawab Sahara
Mereka bertiga akhirnya melakukan pemagaran ulang di sekitar area rumah dan juga tanah milik Bintang, Rukmini di bagian barat, Gandra di bagian Timur, Sahara di bagian selatan dan si gagak di bagian Utara
Mereka mengerahkan kekuatan mereka agar tempat mereka bukan hanya aman dari gangguan Hala tapi juga aman dari gangguan makhluk lain yang mungkin usil pada keluarga itu
Bruk.
"Sahara!" Gandra langsung memangku tubuh Sahara yang ambruk setelah pemagaran itu selesai, sepertinya Sahara mengerahkan seluruh kekuatannya untuk memastikan pagar yang dia buat tidak akan retak ataupun pecah
"Bawa dia ke dalam, biarkan dia tidur di dalam cincin milik Dimas" perintah Rukmini
"Tapi.. aku ingin dia ikut denganku Rukmini" protes Gandra
"Dia akan ikut denganmu saat dia sudah pulih Gandra, untuk saat ini, sumber energinya adalah Dimas, dia juga sudah mulai menerima kamu, percayalah padaku" ungkap Rukmini
"Benarkah?" Ada binar bahagia di mata Gandra saat Rukmini mengatakan itu, dia langsung membawa Sahara ke dalam dan menempatkan Sahara di pangkuan Dimas, agar dia bisa masuk ke dalam cincin milik Dimas
"Istirahatlah, besok aku akan belikan kamu es buah dan juga bakso dua porsi" bujuk Dimas mengusap rambut Sahara dan Sahara langsung berubah jadi asap, masuk kedalam cincinnya
"Semuanya selesai, kami akan berjaga kembali di luar" ucap Rukmini pamit keluar bersama Gandra
"Sahara akan baik baik saja" ucap Bintang mengusap bahu Silvia
Silvia bisa melihat Sahara begitu khawatir dan marah ketika Dimas terluka, dia yakin kalau Sahara memang menganggap Dimas adalah keluarganya yang paling berharga
"Terima kasih Sahara, nenek Rukmini dan Gandra" ungkap Bintang tulus
Malam itu akhirnya mereka bisa kembali beristirahat dengan tenang, tapi Dimas terus menatap cincin yang dia pakai dengan cemas, dia khawatir Sahara akan terluka parah melihat dia bahkan tak sadarkan diri ketika Gandra membawanya
"Jangan terluka Sahara, aku takut kalau kamu sampai pergi, tidak apa kamu tinggal dengan Gandra nanti, asal kamu tetap bisa aku lihat dan tetap bisa menemaniku setiap hari" ungkap Dimas mencium cincin yang melingkar di jari manis kanannya itu lalu mulai membaca do'a untuk tidur
Pagi harinya
"Ko dingin sih, padahal AC sudah di matikan, selimut juga tebal ini" gumam Dimas yang masih enggan untuk bangun
"Dimas, sudah mau subuh, ayo mandi dan shalat" bisik Sahara yang sudah segar kembali
"Pantas saja dingin ternyata kamu menyusup ke dalam selimut ku Sahara" ucap Dimas terkekeh
Dia memeluk Sahara dan mengecup rambutnya lalu beranjak bangun, Dimas akan menghabiskan banyak waktu dengan Sahara hari ini, sebelum Sahara akan sibuk juga dengan Gandra nantinya
"Sahara hari ini aku akan mengajakmu pacaran, satu hari ini kamu milikku dan besok kamu baru boleh bebas dengan Gandra" ungkap Dimas
"Iya, Sahara mau, meski dengan Gandra juga Dimas bisa usap kalung ini, dan Sahara akan langsung ada di hadapan Dimas" jawab Sahara senang
"Kalau begitu bersiaplah, setelah sarapan kita akan pergi mumpung ini hari libur" Ucap Dimas
"Horee.. Sahara akan ke kota lagi dan jalan jalan di Mall, nonton film horor dan makan bakso dua porsi" teriak Sahara melompat kesana kemari bahkan sampai menembus dinding kamar Bintang
"Cah Bagus, kenapa nggak pakai baju? Cepat mandi dan pergi shalat" ketus Sahara saat Bintang ketahuan melakukan ronde ketiga setelah bangun tadi
"Papa, lihat tuh, kan jadi malu, mama bilang juga apa, nanti saja lagi" keluh Silvia
"Salah sendiri punya kamu selalu enak, ayo kita lanjut di kamar mandi saja, mumpung adzan subuh masih satu jam lagi" ajak Bintang
"Tapi nanti Sahara kesini lagi"
"Nggak akan, dia saja wajahnya sudah merah begitu, dia nahan malu itu, aku yakin" bisik Bintang
"Cah Bagus, jangan bisik bisik, Sahara dengar ko, gih sana proses lagi Adik untuk Dimas nya" ucap Sahara Santai kembali menembus tembok kamar Bintang
"Dasar Sahara" gumam Bintang terkekeh
Bersambung
padahal ceritanya bagus.
gw demen.
lancar ampe tamat ye