Nisa. gadis yang tidak sengaja bertemu dengan laki-laki yang bernama Aslan. dan keduanya dalam kondisi terpuruk.
Nisa yang mendapati kenyataan, kalau kekasih hatinya lebih memilih perempuan lain merasa sangat terpukul, padahal hari itu Mereka sudah berjanji akan pergi mendaftarkan pernikahan mereka.
dan ketika melihat laki-laki yang didorong keluar dan sampai terjatuh itu, dan kejadian yang tepat di depan matanya membuatnya langsung berpikir dan bertindak. Nisa langsung mengajaknya menikah, walaupun dia tahu kalau laki-laki itu adalah orang asing.
lalu bagaimana kelanjutan mereka ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. akhirnya menikah
setelah sekitar 10 menit berkendara, akhirnya mereka tiba di kantor KUA yang terlihat cukup ramai. tampaknya mereka harus mengantri untuk bisa menyelesaikannya.
"kita sudah sampai mas.. ayo." Aslan menghela nafasnya dan kemudian mengganggukan kepalanya.
Nisa langsung mengeluarkan uang sekitar rp15.000 untuk membayar ongkos maksim mereka. baru Setelah itu mereka merapat untuk mengambil nomor antrian. setelah dapat, Mereka melihat tampaknya antrian mereka masih lama.
"mas.. Mas Aslan pasti belum makan ya. di sana ada yang jual roti. Mas mau makan roti dulu ? ayo biar aku yang belikan. nanti kalau Mas nggak makan keburu pingsan." ucap Nisa yang tampak mulai mengakrabkan diri. Aslan juga tidak menolak, karena jujur saja perutnya sudah terasa perih. Dia setiap hari makannya hanya sekali sehari, itupun dengan porsi yang sedikit. sehingga tubuhnya terlihat kecil dan nyaris tak berdaging.
"Apakah tidak apa-apa dek..?" tanya Aslan dengan suara pelannya.
"tidak apa-apa Mas. anggap saja ini pertolongan nisa kepada mas." Aslan tersenyum dan menganggukkan kepala. Mereka pun langsung menemui pedagang kaki lima yang berdiri di sana, dan kemudian membeli sandwich dan juga minuman untuk Aslan. sementara untuk Nisa, dia memilih untuk tidak membelinya karena masih merasa sedikit kenyang.
setelah selesai membayar, Nisa juga tak meninggalkan Aslan. dia menemaninya menghabiskan sandwich itu sampai tak bersisa.
"ekh..!! Alhamdulillah.. terima kasih banyak ya dek.." ucapnya sambil mengelus perutnya. dia membuka botol Aqua itu dan menebuk air tersebut perlahan-lahan.
"sama-sama Mas.. Mas istirahatkan saja perut Mas dulu. baru Setelah itu kita masuk.."
"kita masuk sekarang aja dek.. nanti istirahatnya di sana saja. di sana kan juga disediakan tempat duduk.." tutur Aslan yang tampak mulai merasa bertenaga. mendengar itu, Nisa juga tidak bisa menolaknya. akhirnya mereka berdua masuk ke dalam kantor KUA, dan ternyata 5 orang lagi sudah akan mencapai nomor mereka.
"hah lima orang lagi!! Untung saja kita datangnya cepat mas." tutur Nisa. Mereka pun langsung duduk di kursi tunggu sambil mengobrol-ngobrol ringan. walaupun lebih banyak diamnya dan lebih banyak sibuk dengan pikiran masing-masing.
selang hampir setengah jam mereka menunggu, nama Mereka pun langsung dipanggil. mereka dipanggil untuk memberikan persyaratan yang telah ditentukan. walaupun tidaklah berat. Untung saja, Nisa telah menyiapkan semuanya. karena memang hari ini mereka berencana akan menikah. nyatanya ada malah menghianatinya dan malah lebih memilih perempuan lain.
setelah 10 menit mengisi formulir, Akhirnya selesai juga. kemudian 5 menit mereka menunggu giliran untuk mengikrarkan ijab qobul agar hubungan keduanya bisa menjadi sah di mata hukum dan agama.
setelah selesai, mereka juga tidak langsung pulang. mereka meminta untuk menunggu beberapa menit lagi, supaya surat nikah mereka bisa dikeluarkan hari ini juga.
******
tepat pada pukul 03.00 sore, akhirnya mereka tiba di kontrakan Nisa. Nisa menghela nafasnya lega dan sekaligus lelah.
"Alhamdulillah.. akhirnya kita sampai juga. Kita istirahat dulu sebentar di luar ini ya Mas. setelah ini, kita pergi ke rumah Pak RT dan juga Ibu pemilik kontrakannya. biar nanti kita tidak dituduh berzina." ucapnya.
"aku ikut saja dek.. aku ikut di mana bagusnya aja." tuturnya. Nisa pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya. sementara Aslan sendiri mendudukkan tubuhnya di teras kontrakan itu yang tentu saja bersih karena setiap hari rutin dibersihkan oleh Nisa.
Nisa langsung membuka pintu kontrakan. karena dia juga harus menyimpan tas dan beberapa berkas lainnya yang baru saja mereka dapatkan dari kantor KUA.
"Mas.. sini, bajunya biar aku simpan di dalam." tutur Nisa dengan lembut. mendengar itu, Aslan dengan senang hati menyerahkan buntalan kecil yang mereka bawa kemana-mana, agar disimpan oleh Nisa. setelah itu, Nisa keluar dengan membawa gelas yang berisi teh untuk mereka berdua. dan nanti mereka akan menikmati teh dan roti tawar itu di luar.
"minum teh dulu ya Mas.. sekalian tadi aku masak nasi. karena kita lelah, nanti ikannya kita beli aja yang sudah jadi ya Mas.." ucapnya dengan suara yang lembut. Nisa tentu tahu tanggung jawabnya sekarang. dia bukan lagi seorang gadis atau ABG yang tidak memiliki tanggung jawab. apalagi yang mengajak nikah Aslan itu adalah dirinya sendiri.
"oh iya nggak papa.. kamu sudah lama tinggal di sini dek..?" tanya Aslan sambil mengedarkan pandangannya.
"Iya Mas.. Aku sudah di kota selama 2 tahun. dan selama itu juga aku tinggal di sini. nggak pernah pindah.." tuturnya. Aslan menganggukkan kepalanya.
"dulu Mas pernah datang bekerja ke kawasan ini. Mas bekerja sebagai kuli bangunan di sana." petunjuk Aslan ke sebuah bangunan mewah yang bertingkat-tingkat. itu adalah universitas, yang memang penghuni di sini adalah mayoritas mahasiswa atau mahasiswi.
"Mas ikut kerja membangun universitas itu..?" tanya Nisa lagi. Aslan tersenyum ramah.
"Iya dek.. tapi sayangnya, mas tidak menikmati uangnya. semua uang hasil jerih payah Mas diambil oleh ibu angkat Mas. dan semua uang itu diberikan kepada anak-anaknya sebagai biaya sekolah mereka. sekarang mereka semua sudah pada tamat dan memiliki profesi masing-masing. tapi mereka sama sekali tak mengingat jasaku." ujarnya dengan sedih. nisa yang melihat raut wajah sedih seperti itu juga menjadi tidak tega.
tapi mau di mana lagi..? semuanya sudah terlanjur dan tidak bisa disesali lagi.
"sudahlah mas. mas tidak perlu memikirkan yang sudah berlalu. sekarang Mas fokus pada pernikahan kita aja ya. sebenarnya Mas, Aku ingin menikah sekali dalam seumur hidup ini. kalau mas tidak keberatan, Tidak ada salahnya untuk kita jalani pernikahan ini. kira-kira, Mas setuju nggak..?" tanya Nisa dengan sedikit ragu. aslan yang mendengar itu mengangkat wajahnya Dan Tersenyum.
"seperti yang kamu katakan dek. Aku juga ingin pernikahan ini sekali seumur hidup. kalau nanti ke depannya kita cocok, kita jangan pisah ya. Mas juga ingin menjalani hubungan ini terlebih dahulu."
entah kenapa Nisa yang mendengar jawaban itu merasa sedikit lega. jujur, dia sendiri tidak merasa yakin dengan pilihannya. tapi semua hal di dunia ini kalau sudah dijalani, tentu harus serius. ibarat pekerjaan, semua hal harus ditekuni untuk bisa mendapatkan hasil yang baik.
"syukurlah kalau begitu Mas. jadi kita sepakat untuk menjalani ini dulu ya. oh ya, Mas sebaiknya kita cicipi teh manis dan roti tawar ini. biar nanti, setelah ini kita langsung ke rumah Pak RT agar nanti setelah dari sana kita bisa istirahat." mendengar itu Aslan hanya mampu menganggukkan kepalanya kembali.
dia juga menghela nafasnya lega. karena setidaknya dia masih bisa diselamatkan oleh orang lain. walaupun dengan jalan pintas seperti ini. tapi tidak masalah, karena sepertinya perempuan yang mengajaknya menikah ini baik Dan mudah dipercaya.