BUNGA DI TENGAH BADAI

BUNGA DI TENGAH BADAI

RUMAH

“Sini kamu.” Syan menarik kuat pergelangan tangan seorang gadis yang berlinang air mata dengan mulut yang terus saja memohon balas kasihan darinya.

“A-mpun a-yah,” lirihnya begitu pelan. Kaki kecilnya mengikuti langkah besar Syan.

“Tidak ada ampun untuk anak tidak tahu diri seperti kamu!” Wajah Syan sangat merah menandakan dia sedang dikuasi amarah.

Syan memaksa gadis itu untuk masuk ke dalam kamar mandi, mendorong tubuh kecil itu dengan keras ke lantai kamar mandi tersebut. Mengisi bathtub hingga airnya penuh, lalu menarik tubuh gadis itu dengan cepat dan kasar.

“A-yah.”

“Mati saja kamu anak sialan!”

Syan menekan kuat kepala gadis tersebut hingga sepenuhnya tenggelam ke dalam air itu, seolah buta, pria tua itu semakin menekan kepala tersebut tanpa menghiraukan pemberontakan dari gadis yang sedang dia siksa.

Syan kembali mengangkat kepala tersebut, lalu menarik kuat rambut gadis itu sehingga wajahnya sedikit mendongak. “Saya bisa membunuh mu sekarang jika saya ingin, tetapi karena saya masih belum puas menyiksa mu. Melihat mu memohon ampun seperti itu membuat saya merasa senang anak pembawa sial.”

Gadis itu masih berusaha mengatur nafasnya, menghirup udara dengan rakus. Air matanya tidak terbendung lagi akibat siksaan yang ia dapatkan, menatap punggung lebar itu yang semakin hilang dalam pandangannya yang perlahan menghitam.

Gadis itu pingsan dengan wajah yang tidak bisa di katakan baik-baik saja, dinginnya lantai tersebut semakin menambah rasa sakit pada tubuhnya.

&&&

Di salah satu perumahan elit di Ibu Kota Jakarta terdapat satu rumah bak istana yang megah, salah satu rumah yang mungkin menjadi impian beberapa orang.

Di meja makan, tengah berlangsung sarapan pagi seperti biasanya. Tiga anggota keluarga menikmati sarapan mereka tanpa ada yang mengeluarkan suara, sang kepala keluarga baru saja kembali dengan wajah dinginnya.

“Ayah berangkat sekarang, ada meeting.” Syan mengambil ponselnya di atas meja makan tanpa menatap istri dan kedua anaknya.

“Mas tidak sarapan dulu?” Tanya sang istri. Wanita itu bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri suaminya.

Syan menatap istrinya. “Tidak, kalian saja,” jawabnya

dengan wajah tanpa ekspresi. “Kaliyah, berangkat sekolahnya sama abang,” lanjutnya.

“I-ya ayah,” balas seorang gadis dengan seragam putih abu-abunya menatap bingung kepergian ayahnya.

“Bunda, abang berangkat sekarang.” Seorang anak laki-laki yang juga menggunakan seragam sekolah putih abu-abunya menghampiri wanita yang dipanggil bunda itu.

“Ah iya, hati-hati bawah motornya jangan ngebut-ngebut. Ingat, kamu bonceng adek kamu,” katanya mengingatkan putranya itu.

“Siap bund,” balasnya. Melihat adik perempuannya, lalu mengatakan. “Lo lama, gue tinggal.” Setelah itu berlalu dari sana.

“LOH, ABANG TUNGGUIN.”

“SAYANG, TAS SEKOLAH KAMU KETINGGALAN.”

“IYA BUNDA, AKU BERANGKAT BUNDA!”

Wanita itu hanya terkekeh pelan melihat kelakuan anak-anaknya, setelah melihat pintu gerbang itu tertutup kembali. Istri dari pengusaha dan pembisnis sukses itu pun kembali masuk kedalam rumah yang megah itu, langkahnya membawanya ke salah satu kamar tamu dengan wajah menahan amarahnya.

“Ckkk, menyusahkan.”

Kakinya menendang kasar kaki seorang gadis yang masih terbaring dengan wajah pucatnya, tanpa ada rasa kasihan wanita tua it uterus membangunkannya dengan kakinya tanpa berniat membangunkan dengan benar.

“Bangun anak malas, bisanya cuman nyusahin orang!”

Eeghhh

Gadis tersebut perlahan membuka matanya dengan pelan, sedetik kemudian dia tersadar siapa yang berdiri tepat di depannya dengan mata tajam mengarah kepadanya. Walau rasanya sulit untuk bangun, dia tetap menahan rasa sakit pada tubuhnya termasuk pada kepalanya yang terasa amat berat.

“B-bun…,”

“Jangan panggil saya seperti itu, saya tidak sudi mendengar dari mulut kotor mu itu menyebut saya sebagai bunda.”

“Ma-af nyonya,” lirihnya menunduk dalam. Merutuki kebodohannya yang selalu lupa untuk tidak menyebut wanita itu bunda melainkan nyonya.

“Ckkk, bersihkan rumah, saya akan kebutik hari ini. Sebelum saya kembali, rumah ini harus sudah bersih dan makan malam untuk suami dan anak saya sudah harus siap sebelum saya tiba.”

“Baik nyonya.”

Wanita itu memandang gadis yang tertunduk di depannya dengan tatapan jijik, segera berlalu dari sana meninggalkan gadis tersebut yang kembali membuat tubuhnya duduk di lantai yang dingin itu.

&&&

Namanya Ayra, gadis itu terlihat fokus pada pekerjaannya tanpa peduli rasa pusing yang sedari tadi ketika dirinya terbangun dari pingsan setelah ayahnya memberinya hukuman.

Ayra tengah mengepel ruang tamu, tetapi pergerakannya terhenti saat tubuhnya tepat berada di depan sebuah bingkai foto dengan ukuran besar. Senyum tipis terukir dibibir tipisnya, melihat semua orang pada gambar tersebut tersenyum penuh kebahagiaan membuatnya ikut bahagia walau dirinya tidak ada dalam gambar tersebut.

“Kalau aja kakek masih ada, kira-kira aku bakal di ajak juga ngak ya foto bersama?” Gumamnya pelan.

Beberapa menit berlalu, pekerjaannya telah selesai. Tetapi, karena semua waktunya habis untuk membereskan rumah seorang diri membuatnya harus terburu-buru menyiapkan makan malam untuk keluarganya.

Tangannya begitu sibuk menyiapkan hidangan makan malam untuk keluarganya, menatanya di atas meja makan yang mewah itu dengan rapi tanpa terjadi kesalahan sedikit pun.

“Selesai juga,” ucapnya dengan senyum lega. Menatap puas pada hasil masakannya, walau dia sendiri tidak tahu seperti apa masakannya itu.

“Lo ngapain masih di situ? Nge harap lo di ajak makan? Jangan harap bocah sialan, lo hanya pembantu di rumah ini.”

Deretan kalimat itu mengalihkan tatapan Ayra, senyumnya kembali luruh dengan pandangan tajam Maverick di susul oleh Kaliyah yang berjalan angkuh menuju meja makan.

“Ngak k-kak,” lirihnya menunduk takut.

“Terus lo ngapain masih di sini? Sana,” hardik Kaliyah menatap penuh jijik kepada Ayra.

Ayra mengangguk patuh, dengan segera berlalu dari sana. Dirinya tidak mau memancing masalah lagi dan berakhir dirinya juga yang harus menjadi amukan dari ayahnya ataupun bundanya.

&&&

Ayra memandang keluarganya tengah menyantap masakannya dengan lahap membuatnya ikut tersenyum, merasa puas karena keluarganya tidak pernah menolak apapun yang dia hidangkan di atas meja makan walau dirinya selalu mendapat perlakuan tidak adil di rumah ini.

“Kapan juga ya bisa ikut makan dengan kalian?” Gumamnya pelan.

Ayra melihat luka pada kedua lengannya, menyentuh beberapa luka yang masih terlihat baru itu dengan pelan. “Cuman karena kelahiran ku tidak diinginkan, aku harus mendapatkan luka ini.”

“Ayah, bahkan ayah tidak pernah menatap ku seperti itu.” Ayra melihat ke depan.

Terlihat Syan memandang kedua kakaknya dengan tatapan penuh kasih sayang, cinta dan perhatian. Dadanya kembali bergemuruh, mengingat Syan selalu saja memandangnya dengan tatapan tajam dan penuh amarah.

“Aku iri,” ucapnya dengan senyum getir.

Ayra menggeleng pelan, dirinya berlalu dari sana karena membuat hatinya tidak baik. Lebih baik dia ke kamarnya saja yang berada di belakang dapur. Bukannya dia seorang anak di rumah ini? Lalu kenapa kamarnya berada di tempat pembantu?

Itu semua karena Vynessa yang tidak mau jika Ayra memiliki kamar yang layak di rumah besar ini. Bagi Vynessa, Ayra hanya anak pembawa sial dan tidak pantas menikmati kemewahan dari rumah ini.

Dengan kamar yang terbilang kecil, hanya muat untuk satu kasur saja serta lemari kayu yang usang berukuran kecil menjadi saksi bisu pertumbuhan Ayra kecil yang sudah mendapatkan perlakuan tidak adil hingga Ayra berumur delapan belas tahun.

“Huh, besok semoga hari yang baik.” Ayra menatap langit-langit kamarnya. “Boleh mengeluh ngak si?”

Tok, tok, tok.

Ayra memejamkan matanya saat suara ketukan pintu terdengar dari luar, dengan wajah yang terlihat lelah itu berusaha mengukir senyum kecil.

HAYYY, BALIK LAGI NIH😁😁

SETELAH ADIRA DKK MAKA TERBITLAH AYRA, JANGAN BOSAN-BOSAN DUKUNG AUTHOR YA👍

SEE YOU DI PART SELANJUTNYA 👋👋👋🙆‍♀️

Terpopuler

Comments

kalea rizuky

kalea rizuky

baru baca aja menye2

2025-05-05

0

Abu Yub

Abu Yub

mampir thor/Pray/

2025-04-29

0

Abu Yub

Abu Yub

kalimat

2025-04-29

0

lihat semua
Episodes
1 RUMAH
2 PAGI YANG SELALU SAMA
3 KELUARGA ALEDRICK
4 OLYMPUS SCHOOL
5 TONGKAT GOLF MILIK SYAN
6 TERLAMBAT DAN HUKUMAN
7 BAGAS DAN AYRA
8 KAKAK ATAU TUAN MUDA?
9 KEMBALI BERTEMU SEBAGAI REKAN
10 COUR KINGS
11 ADA APA DENGAN BAGAS DAN AYRA?
12 KALIYAH DENGAN SIFAT MUNAFIKNYA
13 KEHIDUPAN SEKOLAH YANG TIDAK LAGI SAMA
14 AYRA AVERY CALANTHA
15 ALASAN MEREKA MEMBENCINYA
16 KEJADIAN DI LAPANGAN BASKET
17 LOMBA OLIMPIADE
18 ADA APA DENGAN SYAN?
19 MALANG SEKALI NASIBMU
20 KECELAKAAN BERUJUNG KESALAH PAHAMAN
21 “BUKAN AKU PELAKUNYA”
22 TATAPAN KEBENCIAN DARI SEMUA ORANG
23 “AKU JUGA ANAK MU AYAH”
24 SIAPA ANAK SULUNG ALEDRICK?
25 DIKELUARKAN SEKOLAH?
26 TATAPAN KEBENCIAN RYKAR
27 KEBENCIAN BAGAS PADA AYRA
28 TEKANAN DI SEKOLAH
29 TATAPAN KEBENCIAN DARI KELUARGANYA
30 SIAPA AYRA SEBENARNYA?
31 PART TIME
32 TENTANG PERASAANNYA
33 MALAM YANG PANJANG
34 OMA AGISTA
35 KEJAMNYA KELUARGA ALEDRICK
36 KESEDIHANNYA
37 TATAPAN KOSONGNYA
38 MEREKA KEMBALI BERTEMU
39 MENGHAKIMI SESUKA HATI
40 TIBA-TIBA BANGET ADA BAGAS
41 PERHATIAN KECIL
42 FAKTA YANG MENYAKITKAN
43 PERCAKAPAN TELPON
44 TEMPAT KERJA AYRA
45 PULANG BERSAMA
46 EGO MENGALAHKAN SEMUANYA
47 SEPERTI TIDAK ADA BATASAN
48 PASAR MALAM
49 PERNYATAAN
50 TOILET SEKOLAH
51 OBSESI
52 KEJUTAN AYRA UNTUK KEDUA SAHABATNYA
53 KENYATAAN YANG SEMAKIN PAHIT
54 ANCAMAN
55 MENJAGA JARAK
56 GODAAN
57 MENYERAH ATAU TETAP BERTAHAN
58 PANTAI
59 BADAI DASYAT
60 CERITA KEDUANYA TELAH USAI
61 RASA SAKITNYA DOBEL
62 DI MANA DIA?
63 TIDAK ADA TEMPAT MENGADU
64 MAVERICK DENGAN KESADARANNYA
Episodes

Updated 64 Episodes

1
RUMAH
2
PAGI YANG SELALU SAMA
3
KELUARGA ALEDRICK
4
OLYMPUS SCHOOL
5
TONGKAT GOLF MILIK SYAN
6
TERLAMBAT DAN HUKUMAN
7
BAGAS DAN AYRA
8
KAKAK ATAU TUAN MUDA?
9
KEMBALI BERTEMU SEBAGAI REKAN
10
COUR KINGS
11
ADA APA DENGAN BAGAS DAN AYRA?
12
KALIYAH DENGAN SIFAT MUNAFIKNYA
13
KEHIDUPAN SEKOLAH YANG TIDAK LAGI SAMA
14
AYRA AVERY CALANTHA
15
ALASAN MEREKA MEMBENCINYA
16
KEJADIAN DI LAPANGAN BASKET
17
LOMBA OLIMPIADE
18
ADA APA DENGAN SYAN?
19
MALANG SEKALI NASIBMU
20
KECELAKAAN BERUJUNG KESALAH PAHAMAN
21
“BUKAN AKU PELAKUNYA”
22
TATAPAN KEBENCIAN DARI SEMUA ORANG
23
“AKU JUGA ANAK MU AYAH”
24
SIAPA ANAK SULUNG ALEDRICK?
25
DIKELUARKAN SEKOLAH?
26
TATAPAN KEBENCIAN RYKAR
27
KEBENCIAN BAGAS PADA AYRA
28
TEKANAN DI SEKOLAH
29
TATAPAN KEBENCIAN DARI KELUARGANYA
30
SIAPA AYRA SEBENARNYA?
31
PART TIME
32
TENTANG PERASAANNYA
33
MALAM YANG PANJANG
34
OMA AGISTA
35
KEJAMNYA KELUARGA ALEDRICK
36
KESEDIHANNYA
37
TATAPAN KOSONGNYA
38
MEREKA KEMBALI BERTEMU
39
MENGHAKIMI SESUKA HATI
40
TIBA-TIBA BANGET ADA BAGAS
41
PERHATIAN KECIL
42
FAKTA YANG MENYAKITKAN
43
PERCAKAPAN TELPON
44
TEMPAT KERJA AYRA
45
PULANG BERSAMA
46
EGO MENGALAHKAN SEMUANYA
47
SEPERTI TIDAK ADA BATASAN
48
PASAR MALAM
49
PERNYATAAN
50
TOILET SEKOLAH
51
OBSESI
52
KEJUTAN AYRA UNTUK KEDUA SAHABATNYA
53
KENYATAAN YANG SEMAKIN PAHIT
54
ANCAMAN
55
MENJAGA JARAK
56
GODAAN
57
MENYERAH ATAU TETAP BERTAHAN
58
PANTAI
59
BADAI DASYAT
60
CERITA KEDUANYA TELAH USAI
61
RASA SAKITNYA DOBEL
62
DI MANA DIA?
63
TIDAK ADA TEMPAT MENGADU
64
MAVERICK DENGAN KESADARANNYA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!