NovelToon NovelToon
Istri Balas Dendam CEO Winter

Istri Balas Dendam CEO Winter

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita Karir / CEO / Nikah Kontrak / Balas Dendam
Popularitas:604
Nilai: 5
Nama Author: S. N. Aida

Winter Alzona, CEO termuda dan tercantik Asia Tenggara, berdiri di puncak kejayaannya.
Namun di balik glamor itu, dia menyimpan satu tujuan: menghancurkan pria yang dulu membuatnya hampir kehilangan segalanya—Darren Reigar, pengusaha muda ambisius yang dulu menginjak harga dirinya.

Saat perusahaan Darren terancam bangkrut akibat skandal internal, Winter menawarkan “bantuan”…
Dengan satu syarat: Darren harus menikah dengannya.

Pernikahan dingin itu seharusnya hanya alat balas dendam Winter. Dia ingin menunjukkan bahwa dialah yang sekarang memegang kuasa—bahwa Darren pernah meremehkan orang yang salah.

Tapi ada satu hal yang tidak dia prediksi:

Darren tidak lagi sama.
Pria itu misterius, lebih gelap, lebih menggoda… dan tampak menyimpan rahasia yang membuat Winter justru terjebak dalam permainan berbeda—permainan ketertarikan, obsesi, dan keintiman yang makin hari makin membakar batas mereka.

Apakah ini perang balas dendam…
Atau cinta yang dipaksakan takdir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. N. Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 — “Rencana yang Mulai Bergeser”

Ruang kerja Winter malam itu diterangi oleh cahaya lampu meja yang temaram, menciptakan bayangan panjang yang seolah-olah mengawasi setiap gerakannya. Di depannya, dokumen kontrak pernikahan mereka yang asli tergeletak terbuka. Kata demi kata dalam kontrak itu, yang dulu ia susun dengan penuh keyakinan dan kemarahan, kini terasa seperti jebakan yang justru mengurung dirinya sendiri.

​Winter memijat pelipisnya. Pertemuan dewan pagi tadi adalah bukti nyata bahwa Darren Reigar bukanlah pria yang bisa ia jinakkan hanya dengan selembar kertas. Pria itu terlalu cerdas, terlalu dominan, dan yang paling menakutkan—terlalu berharga bagi masa depan Alzona Group.

​“Dia tidak boleh menjadi terlalu penting,” gumam Winter pada kesunyian ruangan.

​Jika Darren terus melakukan apa yang ia lakukan—memperbaiki citra Winter, memberikan paten teknologi, dan memenangkan hati para direktur—maka dalam waktu enam bulan, Winter tidak akan bisa menyingkirkannya tanpa menghancurkan perusahaannya sendiri. Darren sedang menjahit dirinya ke dalam struktur hidup Winter dengan benang emas yang tak kasat mata.

​Winter mengambil pena dan mulai mencoret-coret draft baru. Ia memanggil Adrian melalui telepon internal.

​“Adrian, kemari sekarang. Ada revisi mendesak untuk Addendum Kontrak Pernikahan,” perintah Winter tanpa basa-basi.

​Sepuluh menit kemudian, Adrian masuk dengan wajah lelah. “Nona Winter, ini sudah lewat tengah malam. Apa yang begitu mendesak?”

​“Aku ingin memperpendek masa pernikahan ini,” kata Winter, matanya menatap tajam ke arah Adrian. “Dari dua tahun menjadi enam bulan. Dan aku ingin menambahkan klausul pelepasan keterlibatan operasional bagi Darren setelah integrasi paten selesai.”

​Adrian mengerutkan dahi, menyesuaikan letak kacamata. “Nona, jika kita memperpendek masa kontrak secara drastis, pasar akan curiga. Dan mengenai keterlibatan operasional... para direksi justru baru saja mulai percaya padanya. Mengeluarkan dia sekarang bisa memicu mosi tidak percaya dari Tuan Hendrawan dan kelompoknya.”

​“Aku tidak peduli!” suara Winter meninggi satu oktav. “Aku yang memegang kendali di sini, Adrian! Bukan Darren, bukan Hendrawan. Aku ingin dia pergi secepat mungkin sebelum dia... sebelum dia mengubah segalanya.”

​Adrian mengamati wajah Winter dengan cermat. Sebagai orang yang telah lama mengenal Winter, ia bisa melihat sesuatu yang lebih dalam dari sekadar kekhawatiran bisnis. Ada ketakutan di mata Winter—ketakutan akan perasaannya sendiri.

​“Baiklah, saya akan menyusunnya. Tapi Tuan Reigar harus menandatanganinya secara sukarela. Kita tidak bisa memaksakan ini jika dia menolak, karena kontrak awal sangat menguntungkan posisinya sebagai pihak yang memberikan jaminan aset.”

​“Dia akan menandatanganinya,” desis Winter. “Dia bilang dia akan melakukan apa pun untukku, bukan? Kita lihat seberapa jauh kata-katanya bisa dipegang.”

​Pagi harinya, Winter menunggu Darren di meja makan dengan dokumen baru itu. Ia sudah siap untuk berdebat, siap untuk melihat Darren marah atau menolak. Ia ingin Darren melawan, karena perlawanan Darren adalah alasan bagi Winter untuk tetap membencinya.

​Darren masuk, mengenakan kemeja putih dengan lengan yang digulung hingga siku, terlihat santai namun tetap memancarkan aura maskulin yang kuat. Ia melihat dokumen di samping piring sarapan Winter.

​“Ada menu baru hari ini?” tanya Darren ringan, sambil menuangkan kopi.

​“Baca itu,” kata Winter dingin. “Aku mengubah masa kontrak kita. Aku ingin ini berakhir dalam enam bulan. Setelah integrasi Reigar Tech selesai, kau akan mengundurkan diri dari semua posisi di Alzona dan kita akan bercerai secara diam-diam.”

​Darren mengambil dokumen itu. Ia membacanya perlahan, halaman demi halaman. Suasana di ruang makan menjadi sangat sunyi, hanya terdengar suara napas Winter yang sedikit tidak stabil.

​Winter sudah menyiapkan rentetan argumen hukum dan ancaman finansial jika Darren menolak. Ia siap untuk bertarung.

​Namun, Darren hanya meletakkan dokumen itu kembali ke meja. Ia tidak terlihat marah. Ia bahkan tidak terlihat terkejut. Ekspresinya datar, hampir menyerupai kepasrahan yang dingin.

​“Kau ingin aku pergi secepat itu?” tanya Darren pelan, matanya menatap Winter dengan kelembutan yang menusuk.

​“Ini demi kebaikan perusahaan,” dusta Winter.

​Darren tersenyum tipis, sebuah senyum yang tidak mencapai matanya. “Bukan demi perusahaan, Winter. Ini demi dirimu. Kau takut padaku. Kau takut karena setiap hari kau menyadari bahwa aku bukan penjahat yang kau lukis di kepalamu.”

​“Jangan percaya diri, Darren. Aku hanya ingin membersihkan sampah dari hidupku secepat mungkin.”

​Darren mengambil pena dari saku kemejanya. Tanpa bertanya lebih lanjut, tanpa menawar sepeser pun, ia langsung menandatangani dokumen itu di hadapan Winter.

​Winter tertegun. Tangannya sedikit gemetar melihat betapa mudahnya Darren menyerah. “Kau... kau tidak keberatan? Kau tidak ingin meminta kompensasi?”

​Darren meletakkan kembali penanya dan menatap Winter dengan intensitas yang membuat wanita itu ingin memalingkan wajah. “Aku datang ke sini bukan untuk hartamu, Winter. Aku datang untuk memberikan apa yang seharusnya menjadi milikmu sejak dulu. Jika enam bulan adalah waktu yang kau butuhkan untuk merasa aman dariku, maka aku akan memberikannya.”

​Darren bangkit dari kursinya. “Tapi ingat satu hal. Kau bisa mengubah kontrak di atas kertas sebanyak yang kau mau. Tapi kau tidak bisa mengubah apa yang terjadi di teras hotel malam itu. Kau tidak bisa mengubah fakta bahwa kau merindukanku sama besarnya dengan aku merindukanmu.”

​Ia berjalan melewati Winter, namun berhenti sejenak di samping kursinya. “Nikmati kemenanganmu, Winter. Tapi kenapa kau terlihat seperti orang yang baru saja kalah?”

​Darren pergi, meninggalkan Winter sendirian dengan dokumen yang sudah ditandatangani itu.

​Winter menunduk melihat tanda tangan Darren yang tegas di atas kertas. Ini adalah apa yang ia inginkan. Ia baru saja mendapatkan kemerdekaannya kembali. Ia baru saja mempercepat proses penyingkiran Darren dari hidupnya.

​Namun, kenapa dadanya terasa sesak? Kenapa kepasrahan Darren justru terasa lebih menyakitkan daripada pengkhianatannya di Tokyo?

​Sikap pasrah Darren seolah-olah menelanjangi semua niat buruk Winter. Pria itu memberikan semua yang Winter minta tanpa perlawanan, membuat Winter merasa seperti seorang tiran yang menyiksa tawanan yang sudah menyerah. Balas dendam ini kehilangan rasanya. Tidak ada kepuasan dalam memenangkan pertandingan di mana lawanmu membiarkanmu mencetak gol hanya agar kau senang.

​Winter meremas dokumen itu. Rencananya memang sudah bergeser. Ia tidak lagi hanya bertarung melawan Darren Reigar; ia sedang berperang melawan kesunyian yang ditinggalkan pria itu setiap kali ia mengalah. Dan dalam perang itu, Winter menyadari dengan ngeri bahwa ia sedang kalah telak.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!