Fan yu gadis bangsawan yang di buang hanya karena alasan konyol, dia dianggap sial oleh keluarga besarnya karena menyebabkan kematian ibu kandung nya.
ayahnya yang depresi yang tidak bisa menjaga Fan yu yang masih bayi, nenek Fan yu memerintah bibi Li bersama Xie untuk membawa Fan yu pergi ke kuil di pinggir kota.
saat dewasa Fan yu mengalami peristiwa yang merubah dirinya menjadi orang lain, dimana saat itu pembunuh bayaran mengejar Fan yu dan dia terpeleset ke pinggir sungai.
dan tenggelam terjatuh ke sungai, saat tenggelam itu Fan yu kehilangan nyawanya.
saat tubuh Fan yu berada di peti mati, tiba-tiba saja fenomenal aneh terjadi awan menjadi gelap petir menyambar di atas kuil. Lalu Fan yu kembali hidup, dan membuat semua orang terkejut melihat kebangkitan Fan yu.
apa yang terjadi kepada Fan yu?
bagaimana cerita setelah kebangkitan Fan yu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24.
Di balik pagar istana yang menjulang tinggi,Fan yu berdiri terpaku menunggu izin yang akan diberikan permaisuri untuk memasuki kamarnya.
Cahaya keemasan menyinari wajahnya yang tenang,tiba-tiba dari kejauhan dia mendengar suara entah itu suara hati atau mulut datang dan kasim di istana, karena kemampuannya yang istimewa walaupun suara itu jauh dia bisa menangkap informasi penting.
Suara bisik-bisik dayang dan kasim di luar istana permaisuri yang sedang membicarakan tentang Yu chen yang berada bersama dengan Bai he saudara tirinya di paviliun Chun hua,membuat Fan yu mencari asal suara yang membicarakan tentang mereka berdua.
Fan yu pun mencari, ternyata diluar istana permaisuri asal pembicaraan itu beberapa dayang mulai bergunjing membicarakan kebersamaan mereka di paviliun Chun hua.
Saat Fan yu menangkap salah satu dayang yang membicarakan mereka, dia menanyakan lagi soal pembicaraan mereka tadi.
"Apa benar putra mahkota bersama dengan nona Lou? " Tanya Fan yu yang penasaran dengan pembicaraan mereka tadi.
Langsung saja dayang itu berlutut dan meminta ampun didepan Fan yu.
"Ampun nona!, kami hanya berbicara apa yang sudah kami lihat dan kami dengar" Jawab dayang itu.
"Kalau seperti itu ceritakan apa saja yang kalian dengar dan kalian lihat itu, aku tidak akan menghukum kalian! " Ucap Fan yu.
Dayang itu lalu menceritakan saat tidak sengaja melewati paviliun Chun hua yang gerbangnya terbuka, dia melihat kasim Han keluar dan tak beberapa lama kemudian dia melihat wanita bangsawan masuk kedalam paviliun Chun hua itu.
Lalu Fan yu menanyakan ciri-ciri wanita yang masuk itu.
"Bagaimana ciri-ciri wanita itu? " Tanya Fan yu.
"Wanita itu terlihat cantik dan bukan dari istana dalam, saya mengira dia adalah salah satu tamu yang mungkin tersesat. Tapi setelah saya ikuti ternyata__" Ucap dayang itu yang terputus karena kedatangan dayang setia permaisuri yang mencari Fan yu keluar.
Dayang itu yang ketakutan langsung berlari pergi, dan Fan yu menoleh kearah dayang permaisuri itu.
Dayang setia permaisuri itu berjalan kearahnya.
"Nona Lou, saya kira anda sudah pergi!. Yang mulia permaisuri mencari anda" Ucapnya sambil tersenyum ramah.
"Iya, saya tadi hanya bertanya pada dayang tadi arah ke aula utama. Aku takut ayah mengkhawatirkan diriku, dan karena permaisuri terlalu lama permaisuri tidak memanggilku maka aku ingin kembali! " Ucapnya sambil berbohong.
"Maaf, tadi permaisuri sedang bersiap-siap untuk acara seperti ini sedikit lama" Ucap dayang setia permaisuri.
Akhirnya Fan yu ikut dengan dayang itu masuk bertemu dengan permaisuri,saat bertemu dengan permaisuri dia diperlakukan dengan baik.
Lalu permaisuri mengajak Fan yu untuk berkeliling istana, karena nanti dia menjadi istri Yu chen dan dia perlu tahu situasi rumah masa depan nya.
Dan ajakan permaisuri dianggap kesempatan untuk mengetahui kejadian apa yang terjadi di paviliun Chun hua, dan dia juga penasaran seperti apa wanita bersama dengan Yu chen.
Dengan berjalan perlahan-lahan permaisuri menerangkan tentang tempat yang mereka lewati bersama, dan sampai akhirnya mereka tiba di paviliun Chun hua yang dibicarakan oleh dayang tadi.
Perasaan Fan yu yang tadi tenang, setelah melihat plakat nama yang tergantung di gerbang paviliun itu menjadi memiliki perasaan yang tidak bisa dia katakan.
Dadanya mulai menghangat, tapi bukan karena cemburu Yu chen bersama wanita lain.Tapi lebih seperti geliat rasa yang tak bernama seperti campuran getir yang anehnya, sedikit lega dan senang jika benar Yu chen bersama wanita lain.
Lalu dayang permaisuri memberitahukan kalau gerbang paviliun Chun hua itu sedikit terbuka, melihat itu permaisuri yang berniat untuk berjalan didepan agar Fan yu tidak terlalu sakit hati melihat Yu chen tidur bersama wanita lain.
Tiba-tiba saja Fan yu yang mendahului permaisuri dan yang lainnya, Fan yu berusaha membujuk permaisuri untuk pergi ke paviliun Chun hua itu.
"Permaisuri, sepertinya paviliun itu terbuka. Buat orang penasaran saja! " Ucap Fan yu sambil berpura-pura tersenyum.
Tanpa mau mendengarkan ucapan permaisuri, Fan yu dengan terburu-buru masuk ke dalam paviliun tersebut.
Dayang setia permaisuri menjadi kebingungan, dan bertanya kepada tuannya.
"Bagaimana ini permaisuri?, jika nona Fan yu melihat yang ada didalam kamar itu? ".
" Kita harus bersikap tidak tau apa-apa!, sekarang kita susul Fan yu masuk kedalam "perintah permaisuri.
Fan tahu sejak awal hatinya tidak setuju dengan perjodohan ini, dan dia juga tak pernah menantikan pernikahan itu. Tapi demi melindungi keluarga yang dia sayangi dia terpaksa menerima perjodohan ini,bagaimana pun dia yang mengetahui bahwa Yu chen mengkhianati dirinya dengan wanita lain.
Entah mengapa perasaan Fan yu diselimuti rasa kecewa dan amarah yang menyelimuti hatinya yang tidak bisa dia abaikan.
"Lucu! "bisiknya sambil tersenyum tipis, pahit."Bahkan sesuatu yang tak kuinginkan pun bisa membuatku merasa dikhianati".Gerutu kesal Fan yu sambil terus berjalan kearah kamar paviliun tersebut.
Saat berada didepan pintu kamar paviliun tersebut,Fan yu hanya berdiri terdiam. Jemarinya menggenggam ujung lengan bajunya sendiri. Bukan karena marah, melainkan untuk menahan gelombang perasaan yang terlalu rumit untuk ditangisi.
Fan yu bukan wanita yang mudah terluka, tapi bukan pula batu yang tak merasa sakit jika dikhianati.
Tiba-tiba diluar kamar terdengar suara desahan Yu chen dan seorang wanita, suara erangan mengema di luar kamar itu.
Walaupun Fan yu tidak memiliki perasaan terhadap Yu chen, tapi dia tidak menyangka pria yang manis seperti Yu chen tega mengkhianati dirinya.
"Ah!, sial. Seperti ini rasanya dikhianati oleh orang lain" Gerutu kesalnya.
Permaisuri dan dayangnya datang dari belakang, langsung saja mendobrak pintu kamar itu dengan perintah permaisuri.
Permaisuri lalu datang menghampiri Fan yu yang berdiri terdiam, dan berusaha untuk menenangkan Fan yu.
"Sebaiknya biar aku yang mengurus masalah ini, kamu kembali saja ke aula pesta biar menunggu keputusan Kaisar tentang masalah ini" Bujuk permaisuri.
Awalnya Fan yu menurut tapi tiba-tiba dia bisa mendengar suara pikiran permaisuri.
'akhirnya rencana ini berhasil!,tinggal mengusulkan pertukaran pernikahan saja'.
Mendengar itu Fan yu langsung paham, tanpa memperdulikan ucapan permaisuri.
"Maaf permaisuri, aku ingin melihat sendiri dengan mataku wanita yang menjadi teman tidur pangeran! " Ucap tegas Fan yu.
Setelah mengucapkan itu Fan yu segera masuk bersama dayang suruhan permaisuri, walaupun permaisuri melarangnya dia tetap masuk ke dalam.
Fan yu melihat sendiri pakaian berserakan di lantai, dan dia mengenali pakaian wanita yang berada disana.
"Bai he! " Panggilnya.
Lalu Bai he memanggil dirinya, dengan suara lirih.
"Kak Fan yu! ".
Fan yu melihat Bai he menutupi tubuh telanjangnya dengan selimut, dan tak beberapa lama Yu chen muncul dibelakang Bai he.
" Kenapa kalian berisik sekali! "Ucapnya setengah sadar.
Fan yu membentak kepada mereka berdua dengan lantang, sambil melemparkan pakaian Bai he kearahnya.
" Dasar menjijikkan kalian berdua! ".
Mendengar suara makian Fan yu, Yu chen pun tersadar melihat kearah Fan yu dengan tatapan terkejut.
" Bagaimana bisa kamu disana?, lalu aku bersama siapa? "Ucapnya.
Lalu Yu chen memegang pundak Bai he, dan mengarahkan kearahnya. Betapa terkejutnya setelah melihat Bai he berada di atas ranjang bersamanya, dengan tatapan tidak percaya dengan apa yang dia lihat.