NovelToon NovelToon
YISHA : After Reincarnation

YISHA : After Reincarnation

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Cinta Seiring Waktu / Elf / Fantasi Wanita
Popularitas:770
Nilai: 5
Nama Author: Rin Arunika

Beberapa tahun lalu, Sora dikhianati oleh kekasih dan sahabatnya. Mengetahui hal itu, bukannya permintaan maaf yang Ia dapatkan, Sora justru menjadi korban kesalah pahaman hingga sebuah ‘kutukan’ dilontarkan kepadanya.

Mulanya Sora tak ambil pusing dengan sumpah serapah yang menurutnya salah sasaran itu. Hingga cukup lama setelahnya, Sora merasa lelah dengan perjalanan cintanya yang terus menemui kebuntuan. Hingga suatu hari, Sora memutuskan untuk ‘mengistirahatkan’ hatinya sejenak.

Tanpa diduga, pada momen itulah Sora justru menemukan alasan lain dibalik serangkaian kegagalan kisah cintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rin Arunika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#16

Setelah semalaman diguyur hujan yang nyaris tanpa henti, udara pagi itu menjadi terasa lebih dingin dari kemarin. Jika bukan karena kewajibannya, mungkin Sora akan memilih untuk kembali menarik selimutnya daripada harus bermacet-macetan di jalan raya seperti sekarang ini.

Ya. Awal pekan artinya awal baru untuk mengulang kembali rutinitas yang jarang sekali dilakukan dengan semangat.

Belum lama setelah Sora memarkirkan mobilnya di basement, langkahnya keburu dicegat oleh panggilan Yasmin.

“Ra!” suara Yasmin berada tak jauh di belakang Sora.

Sora lalu memutar tubuhnya dan tampaklah Yasmin yang terlihat kerepotan dengan dua buah tas belanja di tangan kanan dan kirinya. Terlihat penuh.

“Ya ampun, Bu Yasmin!” Sora mengambil langkah cepat dan menghambur ke arah Yasmin.

“Heheh...” Yasmin tersenyum lebar, “Kamu peka banget, sih. Kayaknya kalau kamu cowok, udah aku ajak pacaran...” kata Yasmin enteng.

“Aduh, aduh, aduh. Apa sih, Bu...” Sora tersenyum simpul, “Kebetulan aja Aku lewat sini, lagian Aku tuh cuma berbuat baik aja. Ini tuh basic banget, Bu” katanya.

“Iya kah?” Yasmin mendelik.

“Ini apa sih, Bu?” Sora menatap sebuah tas belanja Yasmin yang saat itu telah berpindah ke tangannya.

“Ini, Aku dikasih paman, oleh-oleh dari Aussie...” balas Yasmin.

“Ooo...”

Keduanya lalu berjalan bersama menuju area kantor. Tiba di dalam lift, Yasmin merogoh tas belanja yang dibawanya dan mengeluarkan satu kotak coklat.

“Nih, buat kamu,” Yasmin menyodorkan kotak coklat itu pada Sora.

Kedua mata Sora membulat. “Eh? Buat Aku?”

Meski Sora masih terlihat kebingungan, kedua tangannya tetap menerima kotak coklat itu dari tangan Yasmin.

“Iya. Aku masih punya banyak,” balas Yasmin enteng.

“Makasih, Bu” Sora tersenyum lebar hingga barisan giginya yang rapi itu pun terlihat.

Lain halnya dengan Sora yang kini anteng dengan kotak coklat yang baru saja diterimanya, Yasmin tampak terdiam untuk sesaat. Pikirannya kembali pada momen pertemuan mereka dengan Giovanni dan Rayn kemarin.

‘Sebenarnya siapa sosok yang berdiri di hadapannya saat ini?’ pikir Yasmin.

Pintu lift akhirnya terbuka. Sora dan Yasmin lalu melangkah bersama menuju ruangan Yasmin dengan masing-masing dari mereka membawa satu tas belanja.

“Makasih ya, Ra. Lumayan berat soalnya ini,” Yasmin melengkungkan senyum pada Sora.

“Iya Bu, sama-sama. Aku juga makasih lho ini,” Sora mengangkat kotak coklat pemberian Yasmin.

Keduanya lalu berbalas senyum sebelum akhirnya mereka berpisah untuk memulai pekerjaan mereka.

#

Sementara itu di sebuah tempat dengan bayak cahaya matahari menembus jendelanya yang lebar, Rayn terlihat terus berdiri di sudut ruangan menatap ke luar melalui salah satu jendela itu.

Pikirannya menerawang jauh kembali pada ingatan tentang kilat keemasan pada bola mata coklat Sora.

Dalam diamnya, tiba-tiba saja Ia dikejutkan oleh suara Giovanni yang berada persis di belakang telinganya.

“Rayn,” kata Giovanni.

“Kau? Kenapa tiba-tiba berdiri di belakangku-- Tidak mengetuk pintu?!”

Giovanni tak langsung menjawab ucapan Rayn. Ia terlebih dulu menunjukkan punggung buku jari tangannya yang tampak memerah.

“Sudah berapa kali aku mengetuk pintu, dan tak terhitung berapa kali aku memanggilmu. Tak ada jawaban. Jadi ya…” Giovanni mengendikkan bahunya.

Mendengar ucapan Giovanni, Rayn buru-buru menghindari kontak mata dengannya. Ia tak tahan jika dirinya tertangkap basah tengah melakukan sesuatu hal yang membuatnya merasa malu.

“Rayn. Sebenarnya apa yang sedang kau pikirkan? Ayolah, jujur saja. Barangkali Aku atau Yasmin bisa membantu…” rengek Gio.

Rayn tampak terdiam sambil menatap Giovanni dari ujung kepala hingga ujung kaki.

“Duduklah,” kata Rayn pada Giovanni.

Kedua pria itu kini duduk berhadapan. Raut wajah mereka berdua tampak serius.

“Gio, kau tahu ciri khas yang Yisha miliki terutama ketika dia menggunakan kekuatannya?”

“Tentu saja! Mungkin semua elf juga tahu bagaimana terkenalnya Yisha dengan bola mata emasnya,”

“Tepat sekali,” kata Rayn sambil menyilangkan tangan di dada dan menyandarkan punggungnya pada kursi.

“Terus? Kenapa? Apa lagi?” Giovanni semakin penasaran ketika Rayn terlihat menahan ucapannya.

Rayn mendadak terlihat gusar. Ia mengusap wajahnya lalu menatap Giovanni lekat-lekat.

“Kau tahu? Aku pernah melihat kilatan itu dalam mata Sora,” kini Rayn duduk dengan tegak. “Gio, apa menurutmu gadis itu benar-benar Yisha? Maksudku, dia adalah anak yang pernah dirawat oleh Eonas dan Lenvia. Lalu, Bintang, makhluk ajaib itu tidak pernah mendorongku untuk menyelamatkan manusia. Tapi, Sora? Kenapa Bintang repot-repot mencariku dan mengantarkanku untuk menyelamatkan Sora di gunung itu? Atau, menurutmu itu hanya kebetulan?”

Giovanni hanya terdiam mendengar semua perkataan Rayn. Ia tidak menyangka bahwa temannya itu ternyata memiliki rahasia yang begitu besar. Giovanni benar-benar kehabisan kata-kata.

“Ekhem…” Giovanni berdeham sambil menyusun kalimat jawaban untuk Rayn, “Bukan maksudku memberi harapan palsu atau sejenisnya. Tapi, jika misalnya gadis itu benar-benar Yisha, maka itu akan menjelaskan kenapa Ia bisa melihat Betta milik Yasmin dan Aku tidak bisa menerawang pikirannya…”

“Nah, yang Aku pikirkan sekarang, bagaimana caranya Yisha bisa muncul kembali? Maksudku, Aku bahkan belum mengenal betul gadis itu,” Rayn memijat keningnya frustrasi.

“Kalau begitu, kita harus mulai pelan-pelan, Rayn. Dan dengan hati-hati...” balas Giovanni.

“Caranya?” Rayn penasaran.

“Pertama, kau harus perbaiki dulu hubunganmu dengan gadis itu. Bukannya kau pernah bilang bahwa diantara kalian berdua sempat ada salah paham?”

“Hmm...” Rayn menganggukkan kepalanya perlahan, “baiklah. Sepertinya Aku akan membutuhkan bantuanmu dan Yasmin,” kata Rayn.

#

Malam harinya, Giovanni dan Yasmin telah berada di kediaman Rayn, sesuai permintaan Rayn tadi siang.

“Sekarang apa?” Yasmin bersidekap.

“Begini. Aku kurang pintar berbasa-basi, jadi akan langsung saja ke intinya. Aku membutuhkan bantuanmu, --bantuan kalian berdua,” balas Rayn. Pria itu terlebih dulu mengambil nafas dalam sebelum melanjutkan kembali ucapannya, “Aku ingin tahu apakah temanmu itu adalah Yisha, atau bukan. Tapi dari semua yang pernah terjadi, Aku yakin bahwa temanmu pasti bukan orang biasa,” ungkap Rayn panjang lebar.

“Maksudmu, Sora?” Yasmin menautkan alisnya.

“Tepat sekali. Sora, gadis itu” kata Rayn.

“Hmm... Aku pun sempat mencurigai anak itu. Dulu setiap Sora datang ke rumahku, semua peliharaanku selalu langsung patuh padanya. Betta peliharaanku juga sangat menyukai gadis itu. Dan mengetahui Sora bisa terpengaruh oleh ramuan apricus. Jelas bahwa Sora bukan manusia biasa,” ungkap Yasmin.

“Kamu tidak pernah menceritakan itu,” Rayn memanyunkan bibirnya.

“Iya, iya. Aku minta maaf. Seharusnya sekecil apapun temuan kita, harus selalu kita perhatikan. Yaa, mengingat Sora adalah anak yang dirawat oleh Eonas dan Lenvia,” kata Yasmin.

“Sekarang, rencana kita selanjutnya apa?” Tanya Giovanni sambil menatap Rayn dan Yasmin bergantian.

“Aku punya ide...” Yasmin mengulum tersenyum.

#

Kembali menjalani aktifitas yang terjadwal dan berulang terkadang membuat Sora penat. Kecuali untuk jadwal makan siang, Sora tak pernah menunda-nunda dan selalu melakukannya sesuai jadwal jika tidak ada hal yang mendesak.

Seperti hari itu, Sora terlihat telah berada dalam barisan antrian untuk mengambil makan siang yang disediakan dengan sistem prasmanan.

Bekerja di perusahaan yang menyediakan makan siang rasanya sungguh luar biasa. Setidaknya Sora tak perlu dipusingkan dengan pikiran ‘makan apa ya hari ini’ setiap harinya.

Kini Sora telah duduk manis dan bersiap menikmati makanan yang berada di hadapannya.

Tahu-tahu Yasmin muncul dan menaruh sebotol susu pisang kesukaan Sora. “Nih, buat kamu,” kata Yasmin.

Sora tersenyum kegirangan, “makasih, Bu”

“Ra. Hari minggu nanti kamu free, gak?” tanya Yasmin sesaat sebelum melahap potongan sosis.

“Mmm... Aku free. Kenapa Bu?” tanya Sora santai.

“Kita ke Mall Pondok Indah, yuk? Aku lagi mau nyari baju,” ajak Yasmin pada Sora.

“Boleh, boleh. Ayo,” balas Sora enteng. Lagi pula Hari Minggu nanti Ia memang memiliki banyak waktu luang.

1
Anononin
Mulutnya diam, tapi hatinya mikir keras, wkwkwkwkkk /Hey/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!