Jatuh cinta pada pandangan pertama ? siapa yang percaya ?
Ziva bersyukur bisa terlepas dari mantan toxicnya atas bantuan Arshaka, tapi suatu ketika karena mantan toxicnya juga hubungan yang sedang mereka jalin harus berakhir.
Setelah kejadian buruk itu Ziva jadi trauma berat. Dan semakin berat pula hidupnya karena hubungannya dengan Arshaka berakhir di waktu yang sama.
Satu tahun terlewati tanpa saling berkomunikasi, mereka tidak sengaja di pertemukan lagi.
Akankah cinta yang selama ini Ziva jaga dan tertanam untuk Arshaka harus dia perjuangkan atau harus dia relakan ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nyiem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32.
Saat ini pertandingan masih berlangsung. Setelah sebelumnya turnamen voli dan bulutangkis telah selesai, kini pertandingan berpaling pada olahraga basket putra.
Senyum Ziva mengembang saat melihat Arshaka melangkah memasuki lapangan. Dadanya berdegup tidak karuan melihat Arshaka mengenakan seragam basket seperti dirinya.
Hanya saja, Arshaka hanya menambahkan decker di kedua lututnya, serta wristband yang melingkar di kedua pergelangan tangannya.
Sementara Ziva tidak mengenakan wristband, hanya manset kaki yang sebelumnya dia pakai untuk pertandingan voli, dan kaos lengan pendek sebagai dalaman seragam basketnya yang tanpa lengan itu.
Saat Arshaka memasukkan bola ke dalam ring, semua bersorak mendukung kemenangannya.
Ziva masih bisa menahan dirinya untuk tidak bersorak.
Namun saat Arshaka menyugar rambutnya yang basah dan mulai panjang itu, Ziva tidak bisa menahannya lagi.
“Kak Shaka !!” teriaknya begitu antusias, teriakan yang keluar begitu saja dari mulutnya yang sedari tadi terkunci rapat
Sejenak teman-temannya menatap ke arahnya.
Ziva berdehem pelan, "ke-kenapa ?” tanyanya menggaruk pelipisnya yang tidak gatal
Bianca terkekeh dan langsung merangkul Ziva, “untung pacar sendiri” bisik Bianca
Tring.. tring..
“Siapa tuh Zi ?” tanya Bianca yang ikut mengintip layar ponsel Ziva
Belum terjawab pertanyaan Bianca, sebuah wa masuk dan Ziva hanya membacanya dari balon notifikasi.
“Angkat ! aku mau ngomong !!”
“Tau kan siapa yang biasa tantrum kaya gini ?”
“Ck, ngapain lagi sih ? udah benar dia jadi bolang malah nongol lagi” ketus Bianca
Ziva meletakkan ponselnya lagi, namun Kiky kembali meneleponnya berkali-kali.
“Siapa sih Zi ? angkat aja dulu, siapa tau penting” seru Arumi dan diangguki Eva
Ziva menatap Bianca, meminta saran dari temannya itu dan diangguki oleh Bianca.
“Sebentar ya”
Ziva berjalan menjauh, menuju tempat yang lebih sepi tidak ada orang untuk mengangkat telefon Kiky.
“Mau apa lagi sih ?”
“Berani banget ya sekarang nolak telepon dari aku ! sampai blokir nomor aku lagi !"
“Apa pentingnya ?”
“Aku mau ketemu, sekarang !”
“Lo pikir gue mau ?”
“Aku ke rumah kamu sekarang”
“Gih sana, gue gak bakalan mau ketemu sama lo lagi !”
“Gak bisa ! lo pacar gue, Zi, gue berhak buat minta ketemu !”
“Lo sendiri gak ada kabar berbulan-bulan ! gue berhak mutusin hubungan toxic ini !!”
“Sampai kapan pun kita gak akan pernah putus Ziva !”
“Lo benar-benar udah sinting tau gak ! gue udah muak sama lo !”
“Gue gak, dan gue mau kita ketemu sekarang ! kita bakalan tunangan hari ini juga !”
Ziva benar-benar dibuat kesal, ingin rasanya dia membanting ponselnya itu agar Kiky tidak bisa lagi menghubunginya.
Diurungkannya hal bodoh itu. Ziva memilih untuk memblokir nomor ponsel Kiky untuk belasan kalinya dan menonaktifkan ponselnya.
Baru juga berbalik untuk kembali ke lapangan, Ziva dibuat terkejut dengan Arshaka yang sudah berdiri di depannya.
“Aku cariin kamu gak ada disana” seru Arshaka membuka suara
Ziva hanya tertunduk lesu, tidak berani menatap Arshaka.
Dengan lembut Arshaka meraih dagu Ziva untuk menatapnya. Mata Ziva mengembun disana.
“Kenapa ? hem ?”
“Dia telepon aku lagi, dia mau ketemu sekarang, dan dia mau ke rumah hari ini juga buat tunangan sama aku” lirih Ziva
Arshaka menarik nafas panjang, amarahnya sudah di ubun-ubun mendengar ucapan Ziva.
“Setelah ini semua selesai kita ketemu dia ya” ucap Arshaka dengan lembut, dia tidak ingin menambah beban pikiran Ziva jika amarahnya menguap di depan Ziva
“Tapi nanti kakak gimana ?”
“Kamu tenang aja, pokoknya aku pastikan dia gak bakalan ganggu kamu lagi, ya ?”
“Maaf ya kak”
“Kenapa ?”
“Ini semua gara-gara aku”
“Gak papa, aku lakuin ini karena aku cinta sama kamu Zivana Kirani”
Ziva tersipu malu mendengar pernyataan cinta dari pacarnya sendiri.
“Senyum aja, tambah cantik tau kalau kamu lagi senyum” goda Arshaka
“Ck, tau ah”
Arshaka terkekeh pelan, dia menarik Ziva ke dalam pelukannya.
“I love you Zivana Kirani”
“Love you too”
Arshaka langsung melerai pelukannya, “balas yang benar dong” protesnya
“Kaya gimana ?”
“Ck, tau ah”
Kali ini gantian Ziva yang terkekeh. Dia melingkarkan kedua tangannya di perut Arshaka.
“I love you too Arshaka Narendra”
Detik berikutnya Ziva mendongakkan kepalanya dengan kedua tangan masih memeluk Arshaka.
Kedua tangan Arshaka sudah menangkup wajah Ziva, dengan mata terpejam bahkan bibir mereka hampir bersentuhan.
“Ya tuhan !! mata gue ternodai !!”