NovelToon NovelToon
DELMAR

DELMAR

Status: tamat
Genre:Teen / Komedi / Tamat / Cintapertama / Nikahmuda
Popularitas:6.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

"Puas lo udah ngehancurin hidup gue. Inikan yang lo mau? gue tahu lo bahagia sekarang?" Ucap Delmar setelah dia sah menjadi suami Killa.

"Kenapa aku yang disalahin? disini yang korban itu aku apa dia? Aku yang diperkosa, aku yang hamil, tapi kenapa aku yang salah?" Killa bertanya dalam hati.

Siapa sih yang gak mau nikah sama orang yang dicintai? Begitupun Killa. Dia pengagum Delmar sejak dulu. Tapi bukan berarti dia rela mahkotanya direnggut paksa oleh Delmar. Apalagi sampai hamil diusia 16th, ini bukanlah keinginannya.

Cerita ini sekuel dari novel Harga sebuah kehormatan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAINGAN BERAT

pov Killa

Sejak tadi mataku tak pernah berpaling dari Kak Del yang sedang bermain basket dengan teman temannya. Dengan keringat yang membasahi wajah serta tubuhnya, dia terlihat makin tampan. Bahkan dia yang paling tampan dibanding semua cowok disekolah ini, setidaknya itu menurutku.

"Kedip, entar kelilipan." Shani menyenggolku. Dia adalah sahabat terbaikku. Kami satu kelas sejak kelas X, begitupun dengan Laura. Tapi bedanya, aku gak deket sama Laura, hanya sekedar kenal saja.

"Apaan sih Shan, ganggu aja kamu." Desisku tanpa mengalihakan pandang dari Kak Del.

"Inget neng, cowok yang lo liat itu milik orang. Mau jadi pelakor lo?" Sinis Shani. Cuma Shani satu satunya orang yang tahu kalau aku suka Kak Del. Tapi sayangnya dia gak ngedukung aku sama kak Del. Alasannya simpel, dia gak mau aku jadi perebut cowok orang.

"Emang gak boleh ya Shan? Merekakan masih pacaran belum nikah. Bukankah masih ada kesempatan sebelum janur kuning melengkung."

"Hahaha...kesempatan lo bilang? sadar Kil." Shani mengusapkan telapak tangannya diwajahku. Dikiranya aku kesurupan apa diperlakukan kayak gitu. "Tuh lihat." Shani menunjuk kearah Laura yang tengah memberi sebotol air mineral pada Kak Del. Dia juga terlihat mengelap keringat di wajah Kak Del menggunakan tisu. Couple goals, itulah sebutan yang selalu melekat pada mereka.

"Laura Kil, lawan lo Laura. Emangnya lo sanggup saingan sama dia? Maaf ya Kil, bukannya gue gak dukung lo. Hanya saja, saingan lo terlalu berat. Mending lo mundur teratur deh. Kayak lagu tuh, mundur alon alon."

"Shan, aku bisa gak ya jadi cantik kayak Laura?"

"Bisa."

"Beneran Shan?" Aku langsung menoleh kearahnya.

"Pergi sana ke Korea. Oplas biar cantik kayak Laura." Jawab Shani sambil nyengir.

"Kamu mah, aku serius nanyak tau."

"Gue juga serius jawabnya."

Pengen nangis kalau menyadari tantang diriku yang kalah cantik sama Laura. Bodi juga kalah jauh sama dia. Dia lebih tinggi dan seksi dari aku. Kalau Laura body goals, aku bodi tepos. Tepos depan sekaligus belakang. Gak ada yang menonjol dari tubuhku. Gak kayak Laura, dadanya menonjol , pantatnya juga. Tapi sebentar lagi juga akan ada yang menonjol dari diriku, bukan dada, melainkan dibawahnya, yaitu perut.

"Tuhan gak adil." Lirihku sambil tertunduk lesu. "Laura dikasih cantik, kenapa aku enggak?"

"Dosa lo ngomong gitu. Tuhan itu ngasih yang terbaik buat kita. Dikasih cantik belum tentu anugerah, bisa aja kecantikan justru jadi cobaan." Shani malah nyeramahin aku.

"Gimana sih Shan, cantik kok cobaan. Yang ada cantik itu suatu anugerah."

"Belum tentu Kil. Gimana kalau cantik terus banyak yang iri, banyak yang pengen ngejahatin. Atau kalau gak gitu, karena cantik jadi sombong, jadi sok paling segalanya. Bisa juga, cantik bikin kaum adam tergoda terus diperkosa. Mau lo?"

Aku gak cantik aja diperkosa, ucapku dalam hati.

"Setidaknya kalau aku cantikkan Kak Del bisa cinta sama aku."

"Belum tentu kali. Cinta itu gak melulu melihat fisik. Kalau semua orang cuma ngeliat fisik, yang jelek gak laku dong?"

"Ya kalau cantikkan setidaknya banyak yang ngelirik. Kayak si Laura, sejak masuk SMA, dia udah jadi pusat perhatian hampir semua cowok disekolah."

"Lo iri sama Laura? sejak kapan sih Kil, lo jadi punya sifat iri kayak gini? Kenapa pula lo pakek banding bandingin diri lo ama Laura. Kalian punya kelebihan dan kekurangan masing masing. Lo gak kayak Killa yang gue kenal. Ini bukan diri lo Kil." Shani memegang kedua bahuku sambil menatap tajam. Seolah dia ingin menyadarkanku, kalau hatiku sudah mulai disaruki oleh sifat iri.

"Jangan sampai cinta ngebuat mata lo jadi buta. Cowok banyak, bukan cuma kak Del."

"Tapi aku maunya Kak Del." Lirihku dengan mata berkaca kaca.

"Udah ah, males bahas Laura sama Kak Delmar. Daripada lo sakit hati ngeliat kemesraan mereka, mending ke kantin yuk, gue laper." Belum juga aku ngomong iya, Shani udan narik tanganku menuju kantin.

"Mau pesen apa, biar gue yang mesenin?" tanya Shani sambil mendorong pundakku agar aku segera duduk di kursi kantin.

"Bakso aja, sama lontong." Ucapku sambil mengeluarkan selembar uang seratus ribuan dari saku baju. "Nih, sekalian bayarin punya kamu juga."

"Gue ditraktir nih ceritanya?"

Aku langsung mengangguk dan hal itu membuat senyum Shani makin lebar.

"Tumben banyak duit? tapi makasih beb, makin sayang deh sama kamu." Ucapnya lalu melenggang ke stan bakso.

"Sekarang makan lo banyak ya Kil." Shani terlihat heran melihat porsi makanku.

"Biar badanku montok. Siapa tahu kalau badanku montok, dadaku juga ikutan montok." Jawabku asal, karena tak munking aku jawab kalau sekarang lagi hamil dan doyan makan.

"Hahaha... ya kali makan banyak bikin dada montok. Yang iya jadi gendut neng." Ucap Shani sambil mengembungkan kedua pipinya.

"Terus gimana dong caranya biar dada aku montok?" Jujur aku insecure lihat dadanya Laura.

"Diremes." bisik Shani ditelingaku.

"Hah, masak sih?" aku melongo.

"Iya, katanya kalau sering diremes cowok, dada jadi gede."

Pikiranku jadi traveling kemana mana gara gara omongan Shani. Apa mungkin dada Laura gede karena sering diremas Kak Del? Aku jadi ngebayangin hal gila itu.

"Enggak enggak." Aku bermonolog sambil geleng geleng.

"Ngebayangin apa lo? Jangan bilang lo lagi bayangin dada lo diremes Kak Delmar ya?" goda Shani sambil menahan tawa.

"Apaan sih kamu, ngaco." Aku langsung memelototinya.

"Salah ya?" Shani cengar cengir gak jelas.

"Banget."

"Kil, depan lo Kil." Shani menyenggol lenganku.

"Apaan sih, ganggu orang makan aja." Aku masih tetap fokus pada bakso jumboku.

"Depan lo Kil, liat." Sekarang ganti kakiku yang ditendang tendangnya.

Karena penasaran, aku terpaksa mengalihkan pandanganku dari bakso.

Deg

Kak Delmar.

Ya, ternyata Kak Del dan Laura serta teman temannya duduk dimeja yang berada tepat didepan mejaku dan Shani. Dan entah disengaja atau tidak, Kak Del dan laura duduk menghadap ke arahku.

"Kenapa kamu gak pesen beb?" Ya, itu suara Kak Del yang sedang bertanya pada Laura. Aku bisa mendengar suaranya dari sini karena jaraknya terlalu dekat dan keadaan kantin yang lumayan sepi.

"Aku diet, bb ku naik 1 kg." Jawab Laura.

"Masih cantik kok, masih proporsional tubuh kamu."

"Tapi, aku pengen terlihat perfect yank. Terutama dimata kamu." Ucap Laura sambil menoel hidung Kak Del.

"Gak usah bucin bucinan didepan gue. Jiwa jomblo gue meronta." Ucap seorang cowok yang aku gak tahu namanya. Aku memang tak terlalu memperhatikan cowok disekolah ini kecuali Kak Del.

"Makanya cepetan cari pacar. Apa mau gue kenalin sama temen gue?" Tawar Laura.

"Gue udah kenal semua sama temen Lo. Gak ada yang bikin gue tertarik." Jawab cowok yang duduk membelakangiku itu.

"Masak sih cewek satu sekolahan gak ada yang bikin lo tertarik?"

"Belum nemu, entahlah gue juga bingung. Tulang rusuk gue sembunyi dimana sih, susah banget diketemuin."

"Dibelakang lo kali, tapi lo nya aja yang gak pernah mau noleh kebelakang. Mata lo terlalu fokus kedepan." Kak Del menimpali.

"Greta mana sih Ra? kok gak kesini kesini? Lo udah wa dia kan?" Tanya cowok lain yang duduk satu meja dengan mereka.

"Udah Kak Rey, tapi belum diread, kayaknya hp nya mati deh." Jawab Laura pada cowok yang ternyata bernama Rey itu. Gara gara kedatangan mereka, fokus makanku jadi terbagi. Aku secara gak langsung jadi nyimak obrolan mereka.

"Gimana mau saingan sama Laura. Dia udah seksi aja masih diet. Lah lo, makan porsinya dah kayak kuli." Ledek Shani sambil geleng geleng.

Aku cepet cepet melanjutkan makan biar bisa segera pergi dari kantin. Aku terus menunduk dan berusaha fukos pada bakso dan mengabaikan obrolan mereka.

"Aaa, buka mulutnya. Aku gak mau kamu sakit gara gara diet." Aku mendongak mendengar ucapan Kak Del. Ternyata dia sedang menyuapi Laura.

Nyesel banget aku melihat kearah mereka. Kenapa sih mau fokus ke bakso dan pura pura budeg susah banget. Jadi sakit hatikan kalau ngeliat yang kek gini. Sumpah sesek banget dada aku, pengen nangis.

Bukan sekali ini aku ngeliat mereka suap suapan. Tapi dulu rasanya gak sesakit ini. Mungkin karena dulu aku hanya penggemar rahasia Kak Del. Gak pernah berharap lebih padanya. Tapi sekarang, aku mulai berharap lebih. Berharap bisa miliki dia demi anak kami. Bohong banget, lebih tepatnya bukan hanya demi anak kami saja, tapi demi aku juga. Karena aku mencintainya, sangat, sangat mencintainya.

"Elo nangis Kil?"

Tanpa terasa air mataku meleleh dan terlihat oleh Shani.

"Kepedesan baksonya." Bohongku sambil mengelap air mata lalu menyesap es jeruk, biar akting kepedesannya makin terlihat real.

Tapi bukan Shani kalau percaya begitu saja. Dia malah menyendok kuah baksoku untuk mencicipi.

"Nggak pedes kok." Aku hanya nyengir karena ketauan bohong.

"Udah, kita balik ke kelas aja yuk. Gak rela gue lihat air mata lo jatuh karena nangisin cowok."

Shani menarik tanganku agar cepet berdiri.

Baru aja kami berdiri dan mau keluar, Laura malah manggil aku dan Shani.

"Killa, Shani."

1
Eko Nur Yanto
Luar biasa
➳ᴹᴿˢ᭄ᴾᵘᵗᵃᵉ_𝐖𝐈𝐋𝐆𝐀⛅️🍒⃞⃟🦅
aku tim Manu Killa
➳ᴹᴿˢ᭄ᴾᵘᵗᵃᵉ_𝐖𝐈𝐋𝐆𝐀⛅️🍒⃞⃟🦅
mau aja kill sama manu panas panasin dia lah biar delmal cemburu
Rahimab Ima
kehidupan Aiden dan Sasa setelah nikah gimna yaa jadi penasaran
Rahimab Ima
sejauh ini baru ikut komen
🥹😭😭dada aq Thor sesak juga baca chapter ini
Rahimab Ima
antara Miko dan ray
Amalia Khaer
bahaya bener ya pergaulan anak SMA
Amalia Khaer
Sasa
Amalia Khaer
liat hp nya hadehhhh
Amalia Khaer
kira2 siapa yaa dalangnya
Amalia Khaer
ahahahaaaa rasain Del. pengen jdi penyelamat sang mantan yaa jdi hrus bnget sndirian nolongnya.
Amalia Khaer
sayangnya GK bisa liat karmanya Sasa krna mening**l
Amalia Khaer
yakin 100% persen ank Rey Klo GK salah 🤣
Amalia Khaer
Sasa pastinya
Borahe 🍉🧡
Posesif amat pak hahah
Amalia Khaer
🤣😂😂😂😂
Amalia Khaer
pengen muntah.
belajar dri sikapnya Del yg terdahulu, awalnya manis berakhir dengan kata2 yg bener2 GK masuk di akal saking sakitnya.
Amalia Khaer
ckk.. msih rapuh pendiriannya si Kila. jgn kalah dri si Delmar dong, Kil. KLO GK di tegasin, bakal semena2 dianya
Amalia Khaer
ck.. knpa kamarnya TDK di kunci sih
Amalia Khaer
bener2 ngeblank gue liat pola pikir si Del ttg suami istri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!