cerita ini hanya karangan fiksi, jangan di plagiat!!
Alana adisty harus mengalami perjodohan akibat perjanjian konyol kakek nya di masa lalu. alhasil di usia nya yang ke delapan belas gadis itu terpaksa berstatus istri dari ihsan rain Fauzan.
ihsan sering membully nya, tanpa sebab hanya karena dia yang pendiam. dengan kondisi yang tak akur, bagaimana alana menghadapi pernikahan sma ini?
mengandung banyak kata kata ambigu dan frontal. untuk yang di bawah umur harap bijak, kalau masih nekad baca resiko tanggung sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 31
,Flashback tadi siang!
Alana menatap gugup pada testpack di depannya, menunggu hasil yang akan keluar. Dua testpack sudah dia coba dan hasilnya garis dua, alana masih ragu takut jika testpack itu salah. Dia pun kembali mengecek nya untuk memastikan hasilnya.
Alana berdiam cukup lama, memperhatikan testpack yang tengah dia coba. Dirasa cukup, alana pun mengambilnya dan melihat hasilnya. Gadis itu memantapkan hatinya, dan membalikkan testpack itu.
Deg
Dua garis, masih sama. Itu tandanya dia memang sedang hamil saat ini. Alana terdiam kaku, masih syok mengetahui faktanya. Dia belum memiliki niatan untuk mempunyai anak, tetapi tuhan berkehendak lain.
Alana yakin jika dia tak pernah telat untuk ke dokter, tapi hasilnya bisa positif. Tak bisa dia salahkan, karena ihsan selalu membuangnya di dalam. Alana menghela napas kasar, menatap satu persatu jejeran testpack yang menampilkan hasil positif.
“ya allah, gimana ini?” Alana sedikit gugup. Bagaimana cara dia memberitahu ihsan tentang kehamilannya?
Sebelumnya mereka mengecek dan hasilnya negatif, terapi sekarang itu berubah. Bagaimana juga dia memberitahu bunda dan ayahnya tentang hal ini? Bagaimana tanggapan mereka?
Alana memutuskan keluar, testpack tadi dia simpan di dalam laci meja. Alana menatap kertas yang diberikan sekolah padanya, surat pemanggilan orang tua.
Gugup, takut, khawatir alana merasa dirinya tak sanggup. Tetapi dia harus berani, dia tak boleh berbohong pada orang tuanya.
Alana memutuskan ke bawah di mana sang bunda tengah beristirahat, rebahan sambil baca koran. Bunda reni menggelar karpet bulu di samping ruang tamu.
“Bunda” Panggil alana.
“Hm, kenapa nak?” Bunda reni bergumam pelan.
Alana menautkan dua jarinya, merasa tak enak sekaligus bersalah. “Bunda, maafin al. Al bikin bunda sama ayah kecewa, maaf” Ucap alana.
Bunda reni yang tengah fokus membaca koran pun Mengerutkan keningnya, tak mengerti dengan apa yang di ucapkan alana.
“Minta maaf kenapa? Kamu gak ada salah” Ucap bunda reni.
Alana menyerahkan kertas yang sedari tadi dia pegang erat, sampai tangannya lembab karena gugup. Bunda reni pun menerima surat itu dan mulai membacanya.
“Al bolos empat hari berturut turut bun, bunda di panggil ke sekolah. Kalau bunda malu dan gak mau, al bisa minta mamah buat ke sana” Ucap alana pelan, dia takut bundanya marah karena mendapat surat panggilan.
Bunda reni yang tengah tiduran seketika terduduk mendengar ucapan alana. Dia menatap menantunya dengan tulus, alana yang menunduk membuatnya tahu gadis itu ketakutan.
“Siapa yang bilang gak mau? Bunda mau kok ke sekolah. Kamu kenapa sayang, kok bisa di panggil? Ada masalah sampe bolos?” Tanya bunda reni lembut.
Dia memang awalnya kaget, tetapi tidak sampai marah. Bunda reni tahu alana bersikap seperti itu pasti karena suatu alasan.
“Maaf bun” Cicit alana pelan. Hanya itu yang bisa dia ucapkan. Tak mungkin dia bilang jika dia di jauhi dan di fitnah sampai tak mau pergi ke kelas.
Bunda reni mengangguk mengerti, dia tahu alana tak ingin memberitahu alasannya. “Gak papa sayang, besok bunda ke sekolah” Ujar bunda reni.
Alana mengangguk, dia bersyukur bundanya tak marah karena sikapnya. “Um, bunda alana mau kasih tahu sesuatu” Kata alana.
“Kasih tahu apa?”
“Um, itu” Alana menautkan jari jarinya. Gugup dan tak yakin. “Alana hamil bun” Lanjut alana pelan.
Membola, mata bunda reni sontak membulat. Menatap solah memelotot pada alana. Apa? Hamil? Dia tak salah dengar? Dia bakal jadi nenek dari anak ihsan?
“Serius nak? Udah di cek?”
Alana mengangguk. “Udah bun tadi, alana cek pakai tiga testpack hasilnya positif semua” Ucap alana. Memberanikan diri menatap sang bunda.
“Bunda marah?” Tanya alana khawatir sekaligus penasaran.
Bunda reni sontak menggeleng keras. “Marah kenapa? Hamil bukan suatu kesalahan al. Allah yang udah kasih karunia sama kamu” Ucap bunda reni.
“Udah kasih tahu suami kamu belum?” Tambah bunda reni.
“Belum bun, nanti aja kalau ihsan pulang aku kasih tahu. Sekalian mau cek bareng bareng aja ke dokter” Jawab alana.
“Hm, gak papa kalau gitu. Yaudah sekarang temenin bunda rebahan al, kita ngobrol sambil tiduran” Ajak bunda reni kembali membaringkan tubuhnya.
Alana tersenyum tipis, dia mengangguk dan ikut merebahkan tubuhnya di samping sang bunda.
lanjut thor