NovelToon NovelToon
Ketika Salju Turun

Ketika Salju Turun

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / One Night Stand / Anak Genius / Anak Kembar
Popularitas:30k
Nilai: 5
Nama Author: hermawati

Lahir, dan besar, di negara yang terkenal karena budaya tolong menolong terhadap sesama, tanpa sengaja Reina menolong seseorang yang sedang terluka, tepat ketika salju tengah turun, saat dirinya berkunjung ke negara asal ayah kandungnya.

Perbuatan baik, yang nantinya mungkin akan Reina sesali, atau mungkin justru disyukuri.


Karyaku yang kesekian kalinya, Jangan lupa mampir dan tinggalkan jejak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hermawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tempat baru

Reina bingung, disebut apa bangunan yang ada tepat di depannya. Kastil tapi modern, villa tapi terlalu besar, atau mungkin mansion?

Memikirkannya membuat kepalanya berdenyut. Belum hilang jet lag, akibat berjam-jam di pesawat, sekarang dia harus dibuat bingung dengan bentuk bangunan di depannya.

"Kenapa diam? Ayo masuk," ajak lelaki jangkung yang tiba-tiba menggandengnya.

Reina menepis tangan besar itu, bukannya apa-apa, dia masih syok dengan semua yang dialaminya, seolah dia jadi alergi pada lelaki yang membuat hidupnya menjadi sangat rumit, "Don't touch me!"

Suaranya yang meninggi, membuat para maid menoleh, dengan wajah bingung, termasuk kedua putranya.

Mata hitam Reina menatap lelaki yang mengenakan kemeja hitam di hadapannya, "Ini bangunan punya siapa?" pikirannya benar-benar blank.

"Ini mansion ku, yang akan menjadi milik kamu, dan anak-anak," Ryu tersenyum lebar.

Mata Reina menjelajah bukan hanya bangunan kokoh di depannya, tapi halaman luas, taman yang terdapat air mancur, jangan lupakan helipad berwarna hijau di ujung yang berbatasan dengan perairan.

Seumur hidupnya, dia belum pernah mendatangi, atau berkunjung ke bangunan semacam ini, tapi dia tau, di dunia ini memang banyak, orang kaya yang memiliki hal semacam ini. Reina melihatnya dari saluran daring.

Sebagai orang biasa, yang sedari kecil tinggal di pemukiman padat penduduk, dengan rumah yang sederhana, Reina jelas bingung, ketika dihadapkan dengan bangunan luas itu.

Tak sekalipun terlintas dalam pikirannya, jika dia akan tinggal, ataupun memiliki bangunan sebesar itu, bagaimana cara bersihinnya? Berapa lama yang dibutuhkan, agar semuanya bersih? Lalu berapa pajak yang dibayarkan tiap tahunnya?

Ryu menepuk pundak yang masih berbalut Yukata biru, "Ayo masuk, anak-anak sudah menunggu kita. Dampingi mereka saat melihat kamar baru,"

Reina menurut, kali ini dia membiarkan Ryu menggenggam tangannya, dan menuntunnya masuk ke dalam bangunan megah itu, sempat beberapa orang berseragam putih-hitam, menunduk saat dirinya melintasi mereka.

Bagi orang sederhana seperti Reina, ini merupakan hal aneh baginya. Ada orang yang menundukkan kepalanya, sebagai bentuk penghormatan.

Ryu mengeratkan genggaman tangannya, ketika menyadari jika Reina hanya diam tak menanggapi penjelasannya, soal ruangan-ruangan yang mereka lintasi.

"Apa kepala kamu masih pusing?" Ryu khawatir, dia mendapati wanita berkaca mata itu, beberapa kali memijat kepalanya sendiri, "Apa mungkin leher kamu masih sakit?" dia menyentuh leher yang masih terbalut kasa.

Reina menggelengkan kepalanya, sepertinya dia benar-benar masih syok, "Bolehkah kau beristirahat? Kepalaku pusing, dan tolong tunjukkan di mana aku bisa tidur,"

"Baiklah, biar anak-anak di temani pelayan dulu," Kata Ryu, dia meminta salah satu pelayan untuk mengantarkan anak-anak ke kamar, "Ayo aku tunjukan kamar kamu," Dia mengajak Reina melangkah berlawanan arah.

Ryu tak lagi bicara, dia hanya menggandeng tangan Reina. "Kenapa beda arah sama anak-anak?" tanyanya heran, apalagi mereka sampai menaiki tangga.

"Karena kamar mereka dengan kamu terpisah," setelah beberapa saat tibalah mereka di sebuah pintu berwarna cokelat, "Ini kamarnya, semoga sesuai selera kamu." Ryu membukakan pintu.

Reina terpaku melihat betapa luasnya kamar yang ada didepannya, berkali-kali lipat kamarnya sendiri di rumah.

Ranjang besar, sofa layaknya ruang tamu, televisi besar di atas meja kabinet, kamar mandi yang dilengkapi dengan bathtub besar di pinggir dinding kaca, mungkin luas kamar mandinya dua kali lipat rumahnya di pemukiman padat.

Ryu juga menunjukan ruangan khusus yang berisi baju-baju, dan aksesoris, "Bajunya masih sedikit, nanti kamu bisa mengisinya sendiri, sesuai dengan selera kamu,"

Ruangan yang menurut Reina, seperti layaknya toko baju di sudut mall, karena bukan hanya pakaian, tapi juga tas, sepatu, dan aksesoris lainnya. Dari gaun yang digantung, hingga tumpukan kaus beraneka warna di salah satu sudut lemari.

"Beberapa kali bertemu dengan kamu, sepertinya kamu lebih suka memakai kaus, jadi aku sengaja membelinya," Ryu menambahkan.

Lalu Ryu menarik laci di samping laci yang tergantung, terlihat dalaman masing-masing satu set, dalam satu kotak, dan diantara dua laci itu, ada banyak kotak, mungkin selama dua-tiga Minggu, Reina bisa berganti-ganti dengan yang baru. "Kamu bisa langsung pakai, karena semua sudah di steril,"

Namun ada yang membuat Reina bingung, lemari di seberang tempat pakaiannya berada, terdapat banyak kemeja, dan jas berwarna monokrom yang tergantung, tumpukan lipatan kaus, dari berkerah, atau tidak, lalu celana formal, ataupun jeans, kemudian meja kaca di depannya, yang terdapat koleksi jam tangan laki-laki, sabuk, penjepit dasi dan aksesoris lainnya.

"Itu semua punya kamu?" Reina menunjuk deretan baju juga aksesoris di depannya.

Ryu berdehem, "Apa kamu mau mandi dulu? Akan aku siapkan air hangat, untuk berendam, tapi jangan sampai kena luka mu," dia melangkah keluar dari ruangan itu.

Mau tak mau Reina mengikuti, kembali menuju kamar mandi, terlihat Ryu sedang mengisi bathtub, dan menambahkan sabun, juga aroma terapi.

"Aku akan membantu mencuci rambut kamu," katanya seraya menggulung lengan kemejanya.

"Aku bisa sendiri," dengan kata lain Reina menolak, astaga memangnya mereka ini apa, bisa-bisanya dia berendam di depan laki-laki dewasa, "Apa tidak ada orang yang melihat?" Dia menunjukan dinding kaca tepat di samping bathub.

Ryu terkekeh, "Di sini aman Rei,"

Tentu saja Reina tak percaya begitu saja, dia melangkah mendekat menuju dinding kaca, dengan pemandangan danau dan pengunungan.

"Aman Rei, kamu tidak usah khawatir, ada yang melihat kamu mandi,"

"Baiklah, jadi silahkan kamu keluar, aku mau mandi, karena aku ingin segera tidur," usir Reina.

"Aku akan membantu kamu untuk mandi, bukankah kamu terluka?"

Reina menggeleng kencang, "Tidak bisa, kamu ini laki-laki, tak mungkin aku mandi di depan kamu," tolaknya mentah-mentah.

"Astaga Rei," Ryu meledakan tawanya, "Apa kamu lupa, jika kita pernah tidur bersama, aku bahkan masih ingat letak tanda lahir kamu. Jangan bilang kamu malu,"

Wajah Reina memerah, walau dulu pernah, tapi mereka sudah lama tidak bertemu, dan dirinya membenci lelaki itu.

"Tetap saja aku tidak mau, sana keluar," usirnya seraya mendorong tubuh jangkung papa dari anak-anaknya.

Ryu menahan tangan yang mendorongnya, "Aku janji tak akan melakukan apapun, aku hanya akan membantu kamu untuk mencuci rambut, dan jika aku melanggar, kamu bisa memukul ku."

Malas berdebat, akhirnya Reina setuju, "Ya udah kamu berbalik dulu, jangan menoleh, atau akan aku tendang junior kamu," tatapan matanya tertuju pada sesuatu di balik celana formal berwarna hitam.

Seketika, Ryu memegangi miliknya, dia ingat bagaimana sakitnya, tendangan yang diberikan ibu dari anak-anaknya.

Reina masuk ke dalam bathtub, yang sudah tertutupi busa sabun, sementara kepalanya dia sandarkan di pinggiran, agar memudahkan mencuci rambutnya.

Dengan telaten, dan hati-hati, Ryu mulai memberikan sampo, dan memijat kepala Reina. Saking nikmatnya, Reina sampai memejamkan matanya.

"Apa panggilan yang harus aku sebutkan untuk kamu?" tanya Reina, sebagai orang timur, wajib baginya menghormati orang yang lebih tua.

"Terserah kamu, panggil nama juga boleh,"

"Tuan, mister, atau apa ya? Kamu lebih tua dariku bukan?"

"Apa aja Rei,"

"Baiklah, mungkin 'Mas' aja kali ya, ibuku asli Jawa, aku ingat dulu ibuku memanggil ayahku dengan panggilan 'Mas',"

"Kedengaran bagus,"

"Tapi ngomong-ngomong kenapa baju kamu ada di ruangan yang sama dengan bajuku?"

"Karena ini kamarku juga, dengan kata lain, ini kamar kita bersama."

Reina melebarkan matanya, dia yang tadinya bersandar, reflek bangkit, dan menoleh pada lelaki yang sedang mencuci rambutnya, sayangnya gerakan tiba-tiba itu membuat lukanya terasa nyeri, "Auw ..." dia kesakitan.

1
ayudya
😂... nah ryu cari noh ustadz..., biar paham.
ayudya
😂😂😂 kasihan si reina.. gak di izin kan plng.
ayudya
aduh Thor kira² dapat jatah gak si ryu tu
Mareeta: mode maksa, kayak pertama kali, mereka gituan
total 1 replies
LISA
Wah Reina g di ijinkan utk pulg jg
Nadila Nisa
kak herma paling suka ngegantung dan bikin penasaran.. lanjut kak 🥰
Ripah Ajha
hais nanggung kali thor
Mareeta: entar malah nggak lolos sama editor
total 1 replies
ayii
ceritanya menarik....
Mareeta: terima kasih sudah mampir
total 1 replies
FeVey
tuu kan firasatku bener. jangan2 hamil.
waktu itu kan masa subur reina? /Whimper/
Anton Batubara
bagus ceritanya /Good//Good//Good/
Anton Batubara
bagus ceritanya /Good//Good//Good/
LISA
Reina sabar y..pelan² lehermu masih belum sembuh lukanya
ayudya
up nya lama ya Thor, semangat wae lah.
Mareeta: bentar lagi di kerjain, semoga nggak sampai malam udah up
total 1 replies
Ripah Ajha
semangat ya kak, keren karyamu🥰
Nadila Nisa
hadir kak.. karya yg selalu ditunggu2
semangat 💪🏻👍🏻🥰🥰
beybi T.Halim
ceritanya bagus...,cuma up nya gak tentu .,semoga setelah ini Rheina bs mengerti dan memahami klo Ryu benar2 mau bertanggung jawab 👍
ayudya
ayo lah rei sekali² dengar lah kata papa nya anak² kamu biar gak di ganggu lagi.
ayudya
kk nya ryu ada urusan apa sama Reina, mass sama adik sendiri selalu ikut campur.
ayudya
REI keras kepala sekali jangan gitu lah.
ayudya
mengalah demi anak gak apa² toh ryu orang bertanggung jawab.
ayudya
ryu tu serius orang cuma Reina takut aja mengingat bagaimana kk nya ryu.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!