hidup dengan tekanan dan di cintai oleh kakak angkat sendiri membuat Vanya hanya bisa pasrah, dan menerimanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fajrian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bertunangan dengan dimas
Malam itu aku segera bergegas masuk ke kamar ku buka baju yang kukenakan dan kumasukkan ke tong sampah,
Namun sesaat kemudian aku pun mengambilnya kembali karena kalau sampai dibuang pasti pembantu rumah ini akan bertanya-tanya kenapa kaos itu bisa berada di kamarku
Pemasukan kaos tersebut ke bagian lemari yang paling bawah yang jarang sekali aku buka,
Dengan tergesa-gesa aku pun masuk ke dalam kamar mandi dan mengguyur tubuhku dengan air shower,
Ku gosok-gosok semua bagian yang tadi Kak Vano sentuh,
Aku benar-benar marah dan jijik aku benci sekali pada Kak vano orang yang selama ini sangat aku sayang sebagai kakakku malah tega hendak melecehkan ku.
Beberapa bercak merah yang sudah mulai ke unguan tercetak di bagian-bagian tertentu ini semua ulah Kak vano yang meninggalkan jejaknya di sana gosok dengan sekuat tenaga namun tanda itu tidak mau pudar sama sekali aku kembali menangis dalam guyuran air.
Tak ku hiraukan dinginnya malam, sampai bibir ku kebiruan akibat terlalu lama di kamar mandi,
Saat aku baru terlelap beberapa jam pintu kamarku diketuk dan ternyata hari sudah pagi,
Hari ini adalah hari pertunanganku dengan Dimas,
"Non bangun non ditunggu tuan di bawah ujar art rumah,
Aku menggeliat namun sesaat aku langsung terperanjat saat mengingat hari ini hari yang sudah dipersiapkan papa dari jauh-jauh hari,
Aku kembali menatap ke arah cermin,
"Astaga aku hampir mau menangis kembali saat melihat kondisi tubuhku tanda-tanda kemerahan lumayan banyak di area dada dan leherku,
Aku hampir stress dibuatnya karena pagi ini aku harus menggunakan gaun yang lumayan terbuka di area bahu,
"Kak vano sialan umpatku, kebencianku makin bertambah padanya mungkin dia memang sengaja melakukan semua ini agar membuatku malu, setelah aku berpikir sejenak aku punya ide untuk menutup bekas kandang merah ini.
Setelah mandi dan membersihkan diri dan aku pun sudah siap ku oleskan foundation kebahagiaan yang perlu ditutupi, untunglah akhir nya tanda merah itu tersamarkan juga.
Aku turun ke bawah dan ternyata sudah ditunggu oleh papa dan Mama,
"Kamu sudah siap nak ujar papa,
Kita mampir dulu ke salon karena kamu harus terlihat cantik hari ini,
Sebegitu perhatian nya papa padaku mana tega aku menyakiti hatinya,
Kami pun berangkat dalam satu mobil dan papa menyuruh sopir untuk menuju salon yang sudah menjadi langganan keluarga kami,
Aku pun di rias dengan sedemikian rupa dan berganti dengan gaun yang sudah pernah aku lihat di di butik tempo hari bersama Dimas,
Setelah sampai di hotel yang sudah dipesan khusus acara pertunangan diadakan di ballroom hotel,
Ternyata Dimas sudah di sana dan beserta keluarganya,
"Duh cantiknya mantuku puji Mama Dimas karena mama Dimas memang terlihat sangat menyukaiku dia pun sangat ramah dan menyayangi diriku,
"Bener kan pilihan tante tidak akan pernah salah ucapnya, aku hanya tersenyum sambil mengangguk ku edarkan pandanganku ke seluruh ruangan namun aku tidak melihat batang hidung Kak Vano di sana hanya Vania yang duduk bersama pacarnya,
Setelah rangkaian demi rangkaian acara pun akhirnya aku resmi bertunangan dengan Dimas Dimas menyematkan sebuah cincin di jariku begitupun sebaliknya,
Tepuk tangan sangat meriah saat acara tukar cincin pun usai,
Seluruh tamu undangan memberi selamat kepada kami Dan papa beserta papa Dimas karena bersatunya dua keluarga,
Sedangkan dari kejauhan aku melihat bianka yang tengah berlenggak-lenggok berjalan ke arahku ternyata dia baru datang entah siapa yang mengundangnya namun sepertinya Bianca sudah dianggap sebagai bagian dari keluarga Karena setahu mama dan papa Bianca adalah pacarnya Kak Vano,
"Vanya Dimas selamat ya atas pertunangan kalian ujarnya pada kami, dia pun menyalami kami,
"Bianca,, kenapa kamu tidak bersama devano mana dia ujar Mama, "tadi Vano mau datang tante cuman dia ada urusan meeting mendadak yang katanya tidak bisa ditinggalkan,
"Sudah mah jangan bahas devano sekarang dia tidak akan datang Kata papa berbisik pada mama,
Semua tamu pun disuguhkan makan dan minum sedangkan Dimas dia juga memperkenalkanku kepada teman-temannya dan menggandeng ku dengan mesra seolah kita ini pasangan yang saling mencintai,
"Selamat ya Dimas Vanya memang pilihan yang tepat ujar salah satu teman Dimas aku hanya tersenyum menanggapi pujian tersebut,
Sedangkan teman-temanku tidak banyak yang hadir, karena aku memang tidak terlalu punya banyak teman hanya rekan kantor yang beberapa diundang oleh perusahaan,
Sedangkan sahabatku sendiri Nadine tidak bisa hadir di acara ini karena dia tengah berada di luar negeri,
"Sayang aku tinggal dulu ya ujar dimas padaku, aku hanya mengangguk Karena untuk apa aku selalu bersamanya juga,
Hari ini adalah acara pertunanganku tapi rasanya hatiku sangat hampa dan aku sangat bosan memang aku tidak aku belum cinta pada Dimas, namun kenyataannya aku harus menerima pertunangan ini,
"Aku duduk ditemani oleh adiknya Dimas dia masih berumur belasan tahun,dia bercerita banyak hal hingga kami menjadi lebih akrab,
"Kak Dimas itu banyak pacarnya Kak ujar baby adik dimas, "Sudah beberapa orang yang dibawanya ke rumah yang direstui oleh Mama,
"Tapi kali ini Kak Dimas beruntung karena saat mengatakan ingin melamar kakak mama langsung setuju,
"Ya mungkin karena kakak dari keluarga terpandang tuan Wilman ujar adik Mas dengan polosnya.
Tapi bener apa yang dikatakan adik Dimas mungkin karena aku adalah anak dari tuan Wilman,
Tapi mereka pasti sudah tahu jika aku hanyalah anak angkatnya,
"Kakak sendiri pacarnya berapa sebelum bertemu Kak Dimas kata beby lagi padaku,
Sepertinya anak ini memang barbar dan ceplas ceplos tapi aku suka karena dia apa adanya tidak jaim seperti anak-anak lain yang selalu mau terlihat anggun.
Udah ya Kak,!.aku ke sana dulu pamit baby padaku, aku pun mengganggu
"Dimas lagi asik sendiri samperin aja Kak katanya lagi.
Selama berapa jam acara pertunangan kami pun usai kami juga sudah pulang ke rumah kami masing masing,
"Hanya mulai saat ini kamu harus bisa jaga diri dan tahu diri tiba-tiba mama menasehatiku,
"Karena kamu sudah bertunangan jadi kamu harus bisa menjaga perasaannya Dimas,
"Diana aku tahu,
Lalu Mama pergi meninggalkanku begitu saja di teras setelah mengatakan semua itu sedangkan Vania dia tidak ikut pulang bersama kami sepertinya dia langsung pergi bersama pacarnya,
Aku pun merasa lega karena saat acara pertunangan berlangsung Kak fana tidak datang di acara tersebut jadi aku tidak harus menahan emosi dan rasa benci ku padanya di depan semua orang,
Tapi rekan-rekan bisnis papa pada bertanya ke mana Kak vano padahal hari ini adalah hari yang penting untuk keluarga Karena aku adalah adiknya kak vano,
Tapi tentu saja papa punya alasan yang bagus agar tidak membuat malu keluarga, papa juga mengerti kenapa Kak Fani tidak hadir di acara pertunanganku dengan Timnas waktu yang bapak pikir itu dikarenakan rasa kecemburuan kan vano,
