Mengkisahkan seorang pria dewasa yang menyukai seorang gadis muda yang masih berumur 20 tahun. Jatuh cinta pada pandangan pertama saat sang pria tidak sengaja melihat aksi peduli sang perempuan yang menolong seorang nenek dari tabrak lari di sebuah jalan yang cukup ramai.
PENASARAN KELANJUTANYA ... YUK LANJUT BACA KISAHNYA !!!!!
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA_^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BadBaby_grils, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32: Punishment
Maaf untuk bab ini mengandung unsur kekerasan dan kata-kata kasar harap bijak dalam membacanya!!!!
\*\*\*\*\*\*\*
Eun Hye langsung membeku. Sialnya dia baru menyadari Jika Jimmy tengah menggenggam kertas putih kecil saat menyebutkan deretan angka tadi.
" Kenapa berhenti, Hem? " Jimmy bertanya seolah tahu kalau Eun Hye memang terkejut . " Aku menemukannya di mobilku. Bukankah ini nomer ponsel polisi itu? Lebih baik aku menyimpan nomer ponselnya, kan? Siapa tahu suatu saat nanti aku membutuhkannya?" Ucap Jimmy sambil senyum, namun senyuman Jimmy bagi Eun Hye adalah tanda bahaya .
Eun Hye tidak menjawab atau pun memberikan respon atas perkataan Jimmy barusan, Dia tak bia bergerak. Dia merasa ceroboh , bagaimana bisa dia melupakan kartu nama Taejun yang dia sembunyikan sebelumnya.
" Sudah? Ayo simpan. " Sekali lagi, Jimmy meminta Eun Hye untuk menyimpannya dan Eun Hye pun menuruti kemauan Jimmy dengan pasrah di ponsel jimmy. " tapi bagaiman bisa kartu nama ini ada di dalam mobilku, ya? " Lagi, Eun Hye membeku. Ini terdengar sebuah ancaman bagi Eun Hye. " Apa kau yang membawanya? " ungkap Jimmy dengan memberikan tatapan tajam ke pada Eun Hye.
Jantung Eun Hye tersentak begitu mendengar perkataan Jimmy barusan. Jimmy benar-benar sudah tahu kah?
" Kenapa kau terlihat panik Eun Hye?" tanya Jimmy tanpa melepaskan pandangan matanya dari wajah sang perempuan .
" Aku-----"
" Kau yang membawanya? " Ujar Jimmy yang langsung memotong perkataan Eun Hye dengan nada tak suka.
Eun Hye menyadari jika Jimmy kini mulai di kauasi oleh emosi dan mulai mendekat ke arahnya.
" Jawab aku Eun Hye, benarkan kau yang membawanya? " ujar Jimmy dengan penuh keyakinan.
Makin Jimmy mendekat, makin Eun Hye menunduk takut. Ketakutannya benar-benar terjadi Jimmy mencengkram rahangnya. "Jawab aku, jalang sialan! Kau yang membawa kartu nama itu, kan?!!!"
" Tid------- Ahhh!!!! "
Eun Hye terlambat saat laki-laki itu sudah menamparnya lebih dahulu. Bahkan hal selanjutnya yang membuat Eun Hye terkejut adalah saat Jimmy menjambak rambutnya dengan kasar.
" Ahhhhh!!!!! " teriak Eun Hye sambil menangis merasakan sakit di kepala dan pipinya.
" Apa yang kau lakukan dengannya? Kau menelponnya? Apa kau meminta pertolongan kepadanya agar bisa kabur dari ku?" Tanya Jimmy bertubu-tubi dengan penuh emosi.
" Tidak, Jimmy aku------- "
Ucapan Eun Hye terpotong saat Jimmy menarik rambut Eun Hye agar mau menatap wajahnya. " lalu kenapa kartu nama itu ada di mobilku? " Tuntut Jimmy minta penjelasan kepada Eun Hye.
" Maafkan aku------ "
" Dasar jalang!!!!!1 " Jimmy kembali mendorong Eun Hye hingga ponsel itu terjatuh. Jimmy kehilangan akalnya , dia berusaha mencekik Eun hye. " katakan semuanya. Katakan apa yang sudah kau lakukan ????!!!!!!" ucap Jimmy penuh dengan amarah.
Lagi-lagi Jimmy menamparnya hingga sudut bibir Eun Hye robek. Lebih parahnya lagi, setelah itu Jimmy kembali menarik rambut Eun Hye dan menyeretnya ke dalam kamar mandi.
" jangan !!!! Aku mohon hik..hik... Jangan!!!! " jerit Eun Hye merasa ketakutan.
Jimmy dengan tanpa rasa belas kasihan langsung menceburkan kepala Eun Hye di bath up yang masih ada air yang belum sempat Eun Hye buang saat selesai mandi tadi. Dia kembali merasakan, Air masuk ke saluran pernafasannya.
" Ini yang kau dapatkan jika kau berani macam-macam denganku Eun Hye. " ucap Jimmy dengan penuh dengan rasa kepuasan dan tak ada sedikitpun rasa penyesalan. Satu-satunya hal yang Jimmy pikirkan adalah bagaimana caranya agar Eun Hye jera. Dan Eun Hye salah, Jimmy adalah masih Jimmy yang kejam dan selalu menyiksanya.
" DASAR JALANG!!!!!!!! "
Jimmy tak memberikan Eun Hye kesempatan untuk menjelaskannya. Bagaimana bisa Eun Hye menghubungi Taejun jika dia tak memiliki ponsel? Eun Hye pun tak pernah pergi dari sisi Jimmy walau hanya satu jengkal. Bagaimana bisa Jimmy menuduhnya seperti itu?
" AHHHHH!!!!! "
"MATI KAU SIALAN!!!!! " teriak Jimmy.
Lagi, ini terjadi lagi untuk yang sekian kalinya. Eun Hye tak akan pernah bisa merasakan hal yang lembut dari laki-laki yang masih menyiksanya ini. Bahkan Luka yang dulu belum sembuh sempurna kini di tambah lagi oleh Jimmy dengan luka yang baru. Sungguh miris nasib Eun Hye di dunia ini.
\*\*\*\*\*\*\*
" Terimakasih dokter Kim, Aku akan menghubungimu lagi jika ada yang perlu aku tanyakan lagi nanti. "
" Baiklah, kapan pun kau membutuhkannya pak Kim." ucap sang dokter dengan senyum ramahnya.
Taejun keluar dari ruangan dokter Kim setelah berbicara cukup lama dengan dokter Kim. Setelah mendengar semua penjelaaaaaan dari dokter Kim, Taejun makin berfikir keras tentang Eun Hye. Apakah sosok Eun Hye yang menyakiti Jimmy yang di masa lalu ini adalah orang yang sama dengan Eun Hye yang jadi istrinya sekarang? Tapi dia juga tak bisa memungkiri jika saja hal itu adalah kenyataannya.
Tak ada hal lain yang bisa di cari tahu sebagai petunjuk, dia hanya bisa menunggu jika mungkin ada hal lain yang bisa di jadikan petunjuk baru yang terhubung dengan semua ini.
Taejun memutuskan untuk kembali lagi ke kantor polisi. Dia harus kembali untuk mengurusi hal lain. Saat Taejun menuju parkiran rumah sakit, saat itu ponselnya berdering menunjukan panggilan masuk. Taejun pun membukanya, tapi nomor itu tak dia kenal.
" Nomor siapa ini? " taejun bergumam kepada dirinya sendiri. Awalnya dia tak berniat mengangkatnya, namun akhirnya dia mengakat panggilan tersebut karena rasa penasarannya yang tinggi. Dia mematung saat mendengar apa yang terjadi di sebrang telfon.
\*\*\*\*\*\*\*\*
" AHHHH!!!!! " teriak Eun Hye.
" JALANG SIALAN!!!!! " Ungkap Jimmy dengan penuh amarah.
Jimmy masih belum puas dan berhenti untuk menyiksa Eun Hye. Saat perempuan itu ingin melawan dan dia benar-benar tak segan untuk menyakitinya. Sudah banyak lebam memenuhi wajah Eun Hye. Jimmy di butakan amarah sampai dia lupa apa yang sudah dia lakukan.
" MATI KAU, JALANG !!! "
Eun Hye berusaha untuk bangkit, tapi sayang jimmy lebih dulu membantingnya ke sisi meja, membuat Eun Hye benar-benar tak berdaya dan meringis kesakitan. Mungkin punggungnya sudah penuh dengan lebam. Jimmy pun akhirnya berhenti. Laki-laki itu masih di penuhi emosi dan amarah yang besar dan Eun Hye yang tak punya tenaga lagi yang tersisa untuk bangun. Dia kehabisan nafas, seluruh tubuhnya ngilu dan rasa sakit yang amat sangat sakit.
" Aku.... Masih berani untuk pergi dari ku, Eun Hye? Aku sudah memperingatimu, kenapa kau mengerti?"
Eun Hye sudah tak peduli. Dia benar-benar tak berdaya .
" Katakan kepadaku apa yang kau bicarakan dengannya? Jawab aku!!!! " teriak Jimmy di hadapan Eun Hye yang sudah tak berdaya.
Jimmy lagi-lagi mencengkram leher Eun Hye agar berdiri menatap Jimmy.
" Aku tak melakukan apa pun." ucap Eun Hye dengan lirih di tengah kesadarannya yang hampir habis. " Aku tak menelponnya. "
" Tapi kau akan melakukannya kan Jika aku tak menemukan kartu nama itu, kan? Jawab Aku! "
Eun Hye tak menjawab, dia juga sama sekali tak berniat melakukan itu. Dia hanya menyimpan kartu nama Taejun sebelum Jimmy menemukannya.
" Jawab aku, Sialan. "
" Sakit ..... " Eun Hye meringis, dan hanya itu yang dia katakan.
" Berengsek!!!! "
tubuhnya kembali di dorong ke lantai, dan Eun Hye benar-benar tak bisa melakukan apa-apa. Mereka berdua terdiam cukup lama, dengan Eun Hye yang terkulai dengan tak berdaya dan Jimmy yang memegangi kepalanya.
" Kau berniat meninggalkanku, kau berniat pergi dariku? " ucap Jimmy lagi mencari kepastian akan pemikirannya.
" Aku tak melakukannya .... Sungguh." Di keheningan itu, Eun Hye bergumam, membuat jimmy menatapnya. Suaranya terdengar parau dan terdengar Eun hye berkata dengan penuh kejujuran. Ya, memang itu kenyataannya. Eun Hye tak berniat sedikitpun untuk melaporkan semua tindakan Jimmy. Jika saja Eun hye berniat pergi dari Jimmy, dia sudah berusaha melakukan itu dari kemaren-kemaren tapi teryata kenyataanya Eun Hye tidak pernah melakukan itu. Eun Hye tak pernah berpikir sedikitpun untuk meninggalkan Jimmy. Dia sudah memasrahkan seluruh hidupnya di tangan laki-laki itu. Sayangnya Jimmy tak cukup percaya dengan kata-kata Eun Hye.
" Kau pasti berbohong? " sangkal Jimmy.
Eun Hye ingin sekali menjawab, tapi dia tak punya cukup tenaga untuk membela diri.
" Kau pasti ingin meninggalkan ku dengan laki-laki itu. Kau pasti akan meninggalkanku sendirian." Ekpresi yang menakutkan tadi kini telah berubah menjadi wajah yang penuh dengan keputusasaan. " Kau pasti ingin pergi bersamanya dan meninggalkanku. Iya kan, Eun Hye? Kau akan melakukan itu kan ? "
"JAWAB AKU!!!! BANGUN!!! BANGUN< EUN HYE!!!! JAWAB AKU SEKRANG !!!!!!" ucap Jimmy dengan teriak sambil mengoyang-goyangkan tubuh Eun Hye yang sudah terkulai tak sadarkan diri.
Namun Eun Hye tak menunjukkan tanda-tanda melawan, menjawab bahan bergerak pun tidak. Itu membuat Jimmy panik secara tiba-tiba. " EUN HYE? EUN HYE? "
Jimmy masih tak mendapati pergerakan apa pun terhadap Eun Hye. Eun Hye kehilangan kesadarannya, Jimmy pun bangkit dari duduknya dan menyusuri kamar untuk mencari ponsel yang sempat dia banting kelantai. Dia berencana akan menghubungi rumah sakit.
Alih-alih langsung menghubungi rumah sakit, Jimmy justru terkejut begitu mengambil ponselnya dan melihat ponsel itu sedang dalam penggilan dengan seseorang, dan yang lebih mengejutkannya lagi adalah seseorang itu adalah Kim Taejun. Orang yang dia perdebatkan dengan Eun Hye. Seketika membuat Jimmy diam membeku. Taejun sudah menerima panggilan itu dari setengah jam yang lalu. Mungkin Taejun sudah mendengar semuanya.