Setelah 19 tahun dirawat di sebuah RUMAH SAKIT JIWA, Avram Everglass yang mengidap Deviasi Seksual dan Berkepribadian Ganda melarikan diri dari sana untuk mencari Alceena Eugene.
Pelariannya itu dipicu oleh sebuah tayangan sinetron yang dibintangi oleh Amalthea Estrial, anak perempuan Alceena yang memiliki wajah sama persis dengan ibunya. Avram mengira jika Amalthea itu adalah Alceena.
Kepanikan memuncak, ketika terjadi "Tiga Pembunuhan Berantai" yang dilakukan oleh seseorang yang Sakit Jiwa!...
Apakah Avram yang melakukan itu?
Ataukah ada Pembunuh lainnya yang menjadi "Bayangan" Avram?
Apakah hubungan Devilia dengan Avram dan Alceena Eugene?
Penasaran gak? Baca kisahnya di sini, Gaess...❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora79, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
°A.E-19 : Kemarahan Alceena!
...----------------...
"Siapa dia?" tanya Dokter Cabas terkejut.
Wajahnya terlihat pucat seperti zombie.
"Dia Amalthea, si pemeran utamanya! Apakah Anda ingin terus menontonnya? Ataukah sampai di sini saja, Dokter?!" jawab Estrid dengan nada malas.
"Dia sangat mirip dengan Alceena Eugene!" seru Dokter Cabas.
"Iya, memang mirip! Dan dia tidak mirip dengan Demi Moore!" desis Estrid asal.
"Dia milikku...! Milikku...! Ya, Tuhan! Tidak salah lagi...!" gumam Dokter Cabas hampir seperti sebuah bisikan.
Estridvilia mengawasi gerak-gerik Dokter Jiwa itu dengan heran. Dari bosan, dia mendadak jadi waspada.
Apakah dokter ini juga sama sakitnya seperti pasien-pasiennya?
Dengan gerakan yang terlalu cepat untuk dokter setua dia, Dokter Cabas meraih sesuatu dari pinggangnya.
'Seeeet....'
Dengan refleks, Estridvilia menggeser tubuhnya ke arah belakang. Untung saja dia belum kabur, setelah melihat benda apa yang diraih oleh dokter itu.
Handphone....
'Tuuuuut....'
📞: "Cari alamat Alceena Eugene, sekarang!" titahnya dengan keadaan yang gelisah.
📞: "........"
📞: "Benar, mantan istri dari Avram Everglass! Kabari saya segera, jika sudah tahu alamat atau nomor teleponnya!" seru Dokter Cabas pada orang dibalik telepon tersebut.
'Kliiik..."
Dokter Cabas langsung memutuskan sambungan telepon tersebut, tanpa mendengar balasan dari orang di seberang sana.
'Aaaaaaaaaaa....'
Terdengar teriakan Amalthea yang melengking mengerikan. Dokter Cabas menoleh ke layar televisi, dan dia melihat wajah dengan mimik ketakutan itu terpampang jelas satu layar penuh....
...🎗🎗🎗...
Alceena tersentak, ketika melihat siapa yang datang bersama Amalthea.
"Selamat malam, Tante..." sapa Claus Gildas sopan.
Alceena tidak membalas sapaan pemuda itu, raut wajahnya berubah datar dan dingin.
"Claus hanya mengantarkan aku pulang, Ma! Kami tidak sengaja bertemu di eskalator Mall..." ujar Amalthea menjelaskan, ketika dia melihat perubahan wajah Ibunya.
Alceena tidak menjawabnya...
Dengan sikap yang sangat tidak sopan, dia meninggalkan mereka di sana dan masuk ke dalam.
"Mama-mu terlihat lebih sakit hati dari pada kamu, Thea!" ujar Claus tersenyum sabar.
Dia sama sekali tidak tersinggung dengan sikap Alceena terhadapnya.
"Apa lagi yang kamu harapkan? Apakah kamu berharap dia mempersilahkan kamu duduk dan menyuguhi b-i-r...?!" jawab Amalthea datar.
"Ya, aku memang salah! Mama-mu mengira, aku yang membuat kamu jadi begini!" ujar Claus Gildas.
Amalthea mendengus kesal karena ucapan Claus diatas.
"Memangnya siapa lagi kalau bukan kamu?!! Memang tidak ada yang lain, selain kamu!!" sentak Amalthea kesal.
"Sorry, Thea! Aku siap untuk tes DNA jika anak kamu lahir nanti. Supaya kita sama-sama tenang!" ujar Claus Gildas tanpa beban.
"Enggak perlu! Anakku tidak membutuhkan seorang Ayah seperti kamu! Enggak LEVEL! Bisanya lari dari tanggung jawab! P-E-N-G-E-C-U-T...!!!" seru Amalthea dengan raut wajah datar dan dingin.
Claus mengulurkan tangannya dan hendak memeluk Amalthea. Namun, dia membatalkan niatnya itu ketika melihat Alceena yang berdiri tegak dengan tatapan sedingin gunung es.
"Masuk, Thea! Sudah malam! Kamu makan dan istirahat!" ujar Alceena tegas dan datar.
"Enggak usah ngajarin Thea lagi, Ma! Thea juga tahu kok!" gerutu Amalthea tersinggung.
"MASUK KATA MAMA! JANGAN MEMBANTAH LAGI!" bentak Alceena marah.
"Mama ini kenapa sih?! Mama kira, Thea bisa dibohongin lagi sama dia? Mama enggak usah khawatir deh! Orangtua aja enggak bakal kehilangan tongkat untuk yang kedua kali, Ma!" gerutu Amalthea kesal.
"Makanya Mama suruh kamu masuk, sebelum kamu berubah pikiran!" jawab Alceena sinis.
"Thea enggak suka diatur dan diperintah! Thea sudah dewasa, Ma!" ujar Amalthea sengit.
Tiba-tiba suara Claus menginterupsi perdebatan mereka.
"Ekhem... Aku pulang dulu deh, Thea! Lain kali aku datang lagi..." ujar Claus sambil mencoba untuk tersenyum.
"TIDAK ADA LAIN KALI!" seru Alceena ketus.
"Jangan pernah datang lagi kesini! Rumah ini sudah tertutup bagimu!"
"......"
...----------------...
mari terus saling mendukung untuk seterusnya 😚🤭🙏
caranya follow akun ak dl ya.
thank you
Awal udah seru tapi aku ga bisa sering baca karena banyak kesibukan juga:(
Tetap semangat nulis yaaa!