Algara, Posesif Badboy

Di sisi Al, pemuda itu seperti biasa akan pulang ke markasnya atau kadang juga ke apartemennya. Sesekali saja dia pulang ke rumah orangtuanya, lebih sering di markas atau di apartemen.Tapi malam ini dia langsung ke markas menemui keempat sahabatnya.

"Lo darimana pak bos?" Tanya Gean basa-basi.

"Aini" singkat Al.

Gean hanya mengangguk, walaupun bosnya hanya menyebutkan nama Aini tapi dia sudah paham lah maksudnya apa.

Al langsung duduk di sofa bersama keempat sahabatnya itu. Padahal sudah tengah malam, tapi mereka belum ada yang mengantuk.

"Bos, tiga hari lagi pas malam Minggu nanti ada balapan, Lo mau turun?" Celetuk Rafa.

"Taruhannya?"  Tanya singkat Al.

"Uang seratus juta, bos" jawab Rafa.

"Lawannya siapa, Raf?" Celetuk Regan.

"Gengnya si Alex sama si Zaky, ada juga dari sekolah lain entah siapa gue kurang tau " jawab Rafa.

"Lo turun?" tanya Juna.

"Hm. Ambil" jawab Al singkat.

"Ok. Berarti malam Minggu nanti kita turun" ucap Rafa diangguki keempatnya.

"Gue duluan" Al langsung beranjak dan masuk ke dalam kamarnya yang ada di markas.

"Pak bos tumben langsung turu" celetuk Gean begitu Al naik ke lantai atas.

"Mungkin lagi galau" celetuk Regan.

"Galaunya karna apa?" Tanya Gean heran.

"Bisa jadi sih, habisnya buk bos terus-terusan bilang suka sama pak waketu" ucap Rafa terkekeh kecil.

"Iya juga, Lo gimana Ju? Gak suka sama buk bos?" Celetuk Gean.

"Gak" jawab Juna singkat. 

Gak mungkin kan, dia nikung sahabatnya. Aini memang cantik, dia akui itu. Tapi dia tidak ingin menikung sahabatnya, dia malah menganggap Aini sebagai sahabat atau adiknya, gak lebih. Dan lagi mereka adalah sahabat sejati, gak boleh nikung-nikung!

"Tapi buk bos sukanya sama lo" ucap Gean.

"Bodo" Juna malah membaringkan tubuhnya di sofa dan memejamkan matanya malas menanggapi bacotan ketiga sahabatnya itu.

"Malah turu pula" cibir Gean.

"Main game, yuk" ajak Rafa.

"Ayuklah, gas" angguk kedua curut, Regan dan Gean.

Ketiganya akhirnya bermain game, sedangkan pak bos mereka sudah terjun ke alam bebas eh maksudnya alam mimpi hehe, begitu juga dengan Juna yang sudah turu di sofa ruang tamu.

***

Keesokan paginya, Al datang pagi-pagi sekali ke apartemen Aini. Pemuda itu tidak ingin gadisnya itu melewatkan sarapan, apalagi setelah mendengar ucapan adik Aini kemaren jika gadisnya itu punya penyakit mag.

Karena sudah tau sandi kamar apartemen Aini, Al tidak perlu susah masuk ke sana. Pemuda itu langsung masuk dan melihat kamar gadisnya itu terbuka sedikit, Al lalu mengintip dari celah pintu kamar.

Pemuda itu geleng kepala melihat gadisnya yang masih bergulung dibawah selimut, sudah hampir setengah tuju tapi gadis itu belum juga bangun. Dasar gadis.

Al langsung berlalu ke dapur untuk membuatkan sarapan, dia harus memastikan gadisnya itu makan tepat waktu. Jika tidak, Aini tidak akan peduli dengan kesehatannya. Sangat idaman bukan? Tapi si curut Aini malah menyebalkan huh.

Selesai membuat dua piring nasi goreng, Al kembali mengecek gadisnya itu sudah bangun atau belum. Tetap, Aini masih asik di alam mimpi, mungkin ketemu sama si ganteng Arjuna di dalam mimpi hingga gadis itu belum bangun hehe, candaa.

Al langsung membuka pintu kamar Aini yang tidak di kunci, Al geleng-geleng kepala melihat gadisnya itu masih bergulung di balik selimut padahal sudah siang. Al sendiri sengaja datang cepat agar gadisnya itu sarapan dan tidak kabur berangkat sendiri ke sekolah.

Al langsung menghampiri Aini yang tidak terusik sama sekali, Al lalu menarik selimut dan menampakkan gadisnya yang tidur hanya menggunakan tanktop saja dan celana yang sangat pendek diatas pahanya.

Glek

Al menelan ludah melihat tubuh seksi gadisnya itu, coba saja sudah sah pasti dia akan menghajar gadis itu di atas kasurnya hhh.

"Woi, bangun Lo njir. Udah siang, sekolah curut" ucap Al keras serta mengguncang bahu Aini.

"Eughhh,,, rese banget sih, Lo. Lagi asik pacaran juga sama Juna" gumam Aini tanpa membuka matanya.

Al melotot mendengar ucapan gadisnya itu yang memimpikan sahabatnya Arjuna. Apa-apaan Juna sampai datang kemimpi pacarnya itu, sepertinya dia memang harus mengusir Juna dari dunia ini agar tidak lagi datang ke mimpi gadisnya itu. Sangat menyebalkan, huh!

"Ngomong apa, Lo?" 

Suara bariton Al mengagetkan Aini, gadis itu perlahan membuka matanya dan melotot melihat keberadaan Al di kamarnya.

"Bangsat, ngapain Lo disini?" Pekik Aini kemudian menarik kembali selimut untuk menutupi tubuhnya yang tidak mengenakan pakaian luar.

"Ngomong apa Lo tadi?" Dingin Al tanpa menghiraukan pekikan gadis itu.

"Gue gak ngomong apa-apa" ketus Aini merutuki ucapannya yang tidak menyadari jika Al ternyata yang mengusik tidurnya. Sepertinya memang benar dia sedang memimpikan siganteng Arjuna, haha.

"Lo ngapain bisa di sini, anjing" umpat Aini mendelik tajam ke arah Al.

"Lo bilang apa tadi?" Tanya Al dingin, tidak menghiraukan pertanyaan gadis itu yang terkejut karena keberadaannya.

"Emangnya gue bilang apa?" Ketus Aini.

"CK. Lo bilang Lo pacaran sama Juna" kesal Al.

Entah kenapa sahabatnya itu sampai ke mimpi gadisnya itu, sangat meresahkan. Sepertinya Al memang harus segera menenggelamkan sahabatnya itu ke laut dalam agar tidak lagi muncul di mimpi gadisnya itu wkwk.

"Perasaan gada" gumam Aini.

"Udahlah, mandi aja Lo udah siang" ketus Al.

"Lo jawab dulu, kenapa Lo di sini?" Tanya Aini ketus.

"Gak penting, cepat mandi sana. Entar telat njir" kesal Al.

"Dih, malah Lo yang kesal" sinis Aini.

"Bacot Lo. Cepat sana mandi, udah siang njir" ketus Al. 

Hatinya jengkel karena sahabatnya yang datang ke mimpi gadisnya itu, ingin rasanya dia menghajar sahabatnya itu agar tidak muncul lagi di depan atau di mimpi gadisnya itu, lebay memang tapi rasanya kesal, sangat kesal!!!

"Lo keluar dulu, anjir" usir Aini.

"Gak. Cepat mandi Lo, atau mau gue mandiin?" Tawar Al sembari menaik turunkan alisnya.

"Bangke, Lo. Keluar dulu ogeb, gue gak make baju nih" kesal Aini.

"Gue udah liat" ucap Al santai kemudian duduk di kasur.

"Sialan. Lo keluar dulu sana, gue malu" kesal Aini.

"Lo tau malu juga? Udahlah njir sana, gue tungguin di sini" jengah Al. Dia sudah melihat tadi tubuh gadisnya itu, jadi buat apa gadis itu malu kan.

"Tutup mata lo" geram Aini.

"Iya-iya, bawel Lo ahk" Al menurut menutup matanya dengan telapak tangan, Aini langsung bangun dan masuk ke kamar mandi.

"Tu cowok kenapa bisa masuk kamar gue sih anjir, kenapa juga tu anak tau sandi apart gue, jadinya suka-suka dia masuk " sungut Aini di kamar mandi.

Ceklek

Hanya lima menit, Aini sudah selesai dengan rutinitas paginya. Gadis itu keluar dengan menggunakan handuk yang melilit tubuhnya, dia lupa membawa baju ganti ke kamar mandi karena terburu-buru.

Al menoleh dan menelan ludah melihat tubuh seksi gadisnya itu, Aini sendiri merasa kikuk karena ternyata Al tetap menunggunya di kamar.

'Mampus gue' Aini meneguk salivanya susah payah melihat tatapan Al yang terus menatap ke arah dadanya.

"Al-.." gugup Aini.

Shitt

Al langsung mendekati Aini dan tanpa aba-aba, pemuda itu langsung mencium bibir pink Aini dengan satu tangannya menekan tengkuk gadis itu dan satunya lagi dia gunakan memeluk pinggang ramping Aini.

Hempp

"Al-"

Aini ingin protes tapi tidak sempat karena Al langsung membungkam mulutnya.

****