NovelToon NovelToon
Kumpulan Cerpen Remaja

Kumpulan Cerpen Remaja

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Aliansi Pernikahan / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Bad Boy
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi harefa

Seosen 1
Ini cerita kisah kasih Remaja saat masa - masa sekolah.
Setiap Bab yang memiliki judul, itu berarti sudah kisah yang berbeda dengan yang sebelumnya.

Seosen 2
Yang berceritakan kehidupan setelah jenjang sekolah, bisa perkantoran dan pernikahan.

Bisa di lihat dari judul- judulnya di dalam daftar bab.
Dalam seosen ke 2 mungkin bukan cerpen, bisa jadi novel pendek.

Selamat menikmati kisa cinta romantis saat duduk di bangku sekolah dan juga kisah lainnya.

Jangan lupa like, comment dan subribe ya reader.. 🥰🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 31

Dengan berbekal kenekatan, siang ini aku menemui Andreas di perpustakaan, barang kali dia mau berbaik hati membantuku.

Toh.. Cuma datang ke rumahku malam minggu, bukan untuk jadi pacarku.

"Hemm.." Andreas mendongak dan menatapku dengan pandangan bertanya, cepat- cepat aku jatuhkan tubuhku di kursi di depannya.

"Ngapain..?"

"Ssstt.." Kuhentikan omongan Andreas sambil menujuk tulisan peringatan untuk tidak menimbulkan kegaduhan di ruang perpustakaan.

"Mau apa..?" Tanyanya pelan dengan tatapan tajam.

"Aku minta tolong." Desisku gugup

"Heh..?" Aku tahu dia kaget, tapi sudah kepalang basah.

"Aku taruhan dengan Vera, mau kan kerumahku besok malam? Kalau aku bisa mengundangmu, rambutku tidak akan di potong." Aku menjelaskan dengan cepat- cepat, aku tidak perduli apakah andreas mendengar jelas apa yang aku bicarakan.

"Apa.. Apa..?!" Tanyanya nyaris menjerit. "Kau, kau mempertaruhkan aku dengan rambutmu? Kamu pikir diriku seharga rambutmu..?!"

"Maaf Dres.. Tapi.." Ku lirik sekeliling ruangan, kuatir ada yang memperhatikan kami.

"Enak aja, itu bukan urusanku, tahu..!" Andreas melotot.

"Tolong dress.. Kamu hanya datang kerumahku, bukan jadi pacarku.: Pintaku memelas, "Aku tidak mau kehilangan rambutku." Mataku sudah memerah menahan tangis.

"Masa bodo..!" Andreas meninggalkanku dengan wajah yang merah padam, aku tahu dia marah, tersinggung.

Harus ku akui, aku enggak bisa munafik, aku telah kalah oleh Andreas, aku kalah dalam segala hal. Aku sangat sedih, tak terasa air mataku menetes.

****

"Gimana?" Vera menemuiku sore itu.

"Nih, aku kalah.." Ku berikan gunting yang dari tadi aku pegang erat.

"Ok, ini taruhan, kamu telah menyanggupinya. Jadi, jangan marah padaku jika rambutmu aku potong habis." Sambut Vera dengan senyum kemenangan.

Aku mengigit bibirku, menahan tangis. Tapi tetap saja menetes, selamat tinggal rambutku sayang...

"Nairi, sialan.. Ngapai ngundang- ngundang aku tapi tidak di beri alamat..?!" Seru suara di depan pagar rumahku.

Aku melongo kaget, Andreas..? Ku membuang muka.

"Siapa yang mengundang kamu..?!" Aku kembali bertanya dengan ketus, emosiku sudah naik.

"Lho.. Bukannya kamu yang undang aku kemaren..?"

"Sudah telat..! Rambutku juga sudah habis. Jadi, tidak terima tamu lagi..!" Aku menatapnya tanpa kepresi.

Kusentuh rambutku yang sudah pendek sebatas leherku, besok aku ke salon merapikannya, sekalian aja rambut bentuk cowok. Aku sangat kesal.

"Maaf, aku tahu itu permainan, jadi aku harus mengimbanginya." Ucapnya lesu.

Jadi, sekarang apa maumu?!

"Ri, kamu tega membiarkan aku menyimpan sayangku padamu, sejak semula aku tahu bahwa ini hanya taruhan."

Dari mana kamu tahu

Vera yang memberi tahu.

Trus, kamu sudah tau, jadi mau apa lagi..? Sebaiknya kamu pulang saja, karena kehadiranmu sudah tidak di butuhkan.

"Nairi, jangan seperti ini. Aku tau, aku salah, berpura- pura ketus padamu. Itu hanya..."

"Oh.. Tapi maaf Andreas.. Sebenarnya aku tidak tertarik padamu, tapi Vera yang memprovokasiku, dan membuat aku emosi. Dan terpaksa taruhan itu aku terima, dan dari sejak itu aku berusaha menarik perhatian darimu. Walau aku merasa bahwa aku sudah merendahkan diriku, tapi kau... Sudahlah.." Aku melambaikan tangan dan berlalu masuk kedalam rumahku, tanpa mempersilahkan mereka masuk.

Vera dan Andrea mematung, mereka tidak menyangka aku akan meninggalkan mereka begitu saja.

****

Keesokan harinya, Vera dan Andreas berangkat sekolah barengan.

"Ver, aku menyesal melakukan ini semua."

"Kenapa..?"

"Nairi, semakin membenciku"

"Apa kau percaya dengan apa yang dia ucapkan?"

"Tentu saja"

"Dia itu tidak serius, dia emosi karena mungkin rambutnya di potong. Kamu jangan menyerah begitu dong, kamu juga yang ikut membuat ide itu."

1
Dewi Harefa
semangat buatku
S. M yanie
semangat kaka...
Mhila izuna
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!