NovelToon NovelToon
Queen Of Melody

Queen Of Melody

Status: tamat
Genre:Tamat / Mengubah Takdir
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fiore

Luna selalu tidak percaya diri jika tampil di depan banyak orang, padahal ia memiliki suara indah. Cita-cita Luna sebenarnya ingin menjadi seorang penyanyi tetapi ditentang oleh orang tuanya. Suatu hari Luna mendapatkan tawaran kerja menjadi seorang penyanyi oleh temannya, Mona. Namun, tempat kerja itu merupakan tempat terlarang. Hingga akhirnya ia kabur dari tempat kerja itu, dan bertemu dengan sahabatnya, Adi. Rasa jatuh cinta Luna kepada Adi itu semakin nyata, namun ia tak bisa mengungkapkannya. Adi dan Hani yang merupakan sahabat Luna menyarankan untuk mendaftar audisi menyanyi. Luna pun diterima di audisi itu, dengan perjuangan dan pengorbanannya selama di karantina, Luna berhasil menjadi juara 1 di audisi menyanyi itu, hingga akhirnya kedua orang tua Luna menyadari kalau mereka telah mementingkan egonya bukan masa depan Luna. Cita-cita Luna menjadi seorang penyanyi terkenal akhirnya tercapai dan ternyata Adi juga memiliki rasa terhadapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fiore, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Musibah yang bertubi-tubi

Keesokan harinya aku masih ada waktu satu hari untuk berlibur. Hani datang menghampiriku ke hotel dan sekalian mengantarkan baju untuk ku.

“Kamu sudah mengantarkan dress ini? Kan masih ada waktu 4 hari lagi, Han”, kataku.

“Sekalian aku datang kesini, lagipula dressnya sudah jadi”, kata Hani.

“Terima kasih, Han”, aku mengambil kotak bungkusan itu dari tangan Hani.

“Hari ini kamu mau ikut ke kantor polisi juga kan untuk melaporkan kejadian yang kemarin?”, tanya Hani.

“Iya, aku mau ikut. Aku mau menaruh dress darimu ini dahulu”, kataku.

“Ya, sudah. Aku menunggu disini ya”, kata Hani.

Aku pun menaruh dress dari Hani itu ke kamar ku terlebih dahulu. Setelah itu aku dan Hani berduaan naik motor menuju kantor polisi.

Ternyata disana juga ada bapaknya Adi yang sudah menunggu.

“Om juga kesini?”, tanyaku saat kami bertemu di depan kantor polisi.

“Iya, Na. Om ingin sekali pelaku itu segera ditangkap dan mendapatkan hukuman yang berat”, kata bapaknya Adi.

Kami bertiga pun masuk ke dalam menuju tempat pelaporan. Disana bapaknya Adi yang menceritakan kejadian itu.

“Ciri-ciri mobil yang menabrak seperti apa?”, tanya pak polisi itu.

“Ini ciri-ciri mobilnya, pak”, kata Hani menunjukkan foto mobil itu yang ada di ponsel Hani.

“Pengemudinya seorang wanita, pak”, tambahku yang melihat jelas saat mobil itu menabrak Adi tepat di depan mataku, pengemudi wanita itu berambut panjang, mungkin karena mobilnya cepat, maka aku tidak bisa melihat jelas wajahnya.

Pak polisi itu seperti mengamati foto mobil itu yang akan dijadikan barang bukti.

“Ya sudah, nanti kalau pelakunya sudah diketemukan. Kami akan menghubungi bapak”, jelas pak polisi itu.

“Saya mohon untuk segera diketemukan ya, pak. Karena ulah dia nyawa anakku diantara hidup dan mati”, bapaknya Adi memohon kepada pak polisi dan kata-kata nya pun menjadi aku dan Hani ikut sedih mengingat Adi masih dalam keadaan koma hingga saat ini.

Selesai dari kantor polisi, aku dan Hani ikut bapak Adi ke rumah sakit untuk menengok keadaan Adi. Disana, aku melihat ibunya Adi dalam keadaan lemas dan pucat. Sepertinya ibunya Adi habis menangis semalaman dan tidak bisa tidur, bagaimana perasaan seorang ibu melihat anaknya yang koma.

“Tante, baik-baik saja?” tanyaku.

“Tante sebaiknya istirahat dulu di rumah saja, siang ini biar aku dan Luna yang menjaga Adi”, kata Hani.

“Ya sudah, tolong jaga Adi baik-baik ya, nanti sore tante kesini lagi”, kata ibunya Adi.

Kedua orang tua Adi pun pulang, sementara saat ini yang berada di rumah sakit hanya aku dan Hani.

Di saat waktu jam besuk, aku mencoba untuk masuk ke dalam ruang ICU untuk melihat keadaan Adi.

Aku melihat Adi terbaring lemah di atas tempat tidurnya. Kepalanya dibalut perban, kaki dan tangannya pun juga ada di perban. Selang infus dan transfusi darah masuk lewat tangannya, sementara selang oksigen masuk lewat hidungnya.

Hati ini berasa tidak kuat melihat keadaannya yang seperti ini. Aku duduk di samping tempat tidurnya, lalu ku raih tangannya.

“Adi, aku mohon bukalah matamu”, kataku dengan suara sendu.

“Jangan pergi tinggalkan aku, Adi. Hidup ini pasti akan terasa hampa bila tidak ada dirimu. Kami semua disini sangat mengharapkan dirimu segera siuman”, tanpa terasa air mata ini pun jatuh dengan sendirinya.

Tiba-tiba saja suara ponselku berdering, ku lihat namanya Ica yang muncul di layar ponselku. Ada apa tiba-tiba Ica meneleponku? Aku pun segera mengusap air mataku dan keluar dari ruang ICU.

“Halo, iya Ica”, jawabku.

“Luna, Ada yang mengacak-acak kamarmu. Semua barang-barangmu pun di berantakinnya”, suara Ica terdengar panik di telepon.

“Apa? Kamarku ada yang mengacak-acak? Iya, aku akan segera kembali”, kataku dan menutup telepon.

“Ada apa, Na?”, kata Hani melihat raut wajahku yang berubah menjadi cemas.

“Katanya ada orang yang mengacak-acak kamarku, Han”, kataku.

“Apa? Siapa itu orang, berani-beraninya mengacak-acak kamar orang lain”, kata Hani dengan nada kesal.

“Aku harus kembali ke hotel sekarang, Han”, kataku.

“Tapi, aku tidak bisa mengantarkanmu ya, Na. Karena aku harus menunggu Adi disini”, jelas Hani.

“Iya tidak apa-apa, Han. Aku pulang dulu ya”, aku pun bergegas pergi meninggalkan rumah sakit itu.

Sepanjang perjalanan, aku tidak habis pikir, ada saja orang yang iseng dan ingin mengacak-acak kamarku. Aku merasa musibah dalam hidupku ini terus berdatangan secara bertubi-tubi. Aku harus bisa menjadi wanita yang kuat untuk menghadapi semua ini.

Sesampainya di hotel, aku melihat panitia audisi dan petugas hotel sedang menungguku.

“Luna, kamarmu telah diacak-acak seseorang, petugas hotel pun belum mengetahui siapa pelakunya”, kata salah satu panitia audisi ini yang bernama mba Ayu.

Kami semua langsung menuju kamarku. Di jalan aku bertemu Ica, ia langsung ikut dengan ku mencoba untuk menenangkan diriku.

Di depan kamar, pintu kamarnya terlihat jelas seperti telah dirusak, saat aku buka kamarku, terlihat baju-baju ku yang semula tersusun rapih di lemari kali ini berserakan di lantai dan seperti ada yang telah mengguntingnya. Tak itu saja, barang-barang milikku pun telah dirusaknya.

Lututku menjadi lemas, sehingga membuat ku menangis dan duduk bersimpuh di depan pintu. Sebenarnya siapa orang yang tega melakukan semua ini padaku apa ini semua ada kaitannya dengan kejadian-kejadian sebelumnya. Berat sekali sepertinya cobaan hidup ku.

“Yang sabar, Na. Nanti pelakunya pasti ditemukan”, kata Ica yang mencoba untuk terus menenangkan diriku.

Panitia audisi mengetahui kalau pikiran dan perasaanku sedang kacau balau. Mereka meminta ku untuk beristirahat di kamar Ica.

“Ini diminum, Na”, kata Ica menyuguhkan segelas air putih.

“Ica, aku tidak tahu harus bagaimana karena semua baju dan barang-barang ku telah dirusaknya”, air mata ini terus mengalir tak bisa berhenti.

“Tenang saja, Na. Kan kamu bisa pinjam punya ku”, kata Ica yang terus menenangkan diriku.

Biasanya Adi yang selalu menolongku di saat seperti ini, tapi kali ini saja ia sedang ditimpa musibah yang berat juga.

“Tadi yang pertama melihatnya petugas hotel yang sedang membersihkan jalan di depannya. Ia melihat pintumu terbuka sedikit, saat dilihat ternyata tempat kuncinya seperti rusak. Ia pun menjadi penasaran dan membuka kamarmu, lalu yang ia temui hanya baju dan barang yang acak-acakan”, jelas Ica.

Suara ponselku berdering, terlihat nama Hani yang menelepon ku.

“Halo Na, gimana keadaannya disana?”, suara Hani yang terdengar cemas.

“Hancur semua, Han. Baju darimu dan semua barang-barang yang ada di kamar hancur semuanya”, jawabku dengan suara pilu.

“Ya, ampun, Na. Tega sekali orang itu. Ya sudah, untuk baju menyanyinya, aku bisa membuatkannya lagi, karena masih ada waktu 4 hari. Besok kalau aku ada waktu, aku akan ke hotel mu”, kata Hani.

“Terima kasih, Han”, balasku yang sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi.

1
♥\†JOCY†/♥
Kaya gak kerasa udah lama banget aku terkena dampaknya. Sukses terus, thor!
Inari
Author jago bener bikin cerita, sukses terus! 🙌
Beerus
Wah seru banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!