My Wife My Enemy

Pagi ini Kinan begitu bersemangat, karena nanti malam lah acara ulang tahun Bayu, which is dia mendapatkan undangan pribadi dari Bayu.

"Pagi Nal, Ra !" sapa Kinan kepada kedua orang sahabatnya yang sudah lebih dulu berada di kantin.

"Idih, senyuman mu itu lho Kin, kayak orang habis dapet giveaway hape." ucap Nala mengomentari Kinan yang menampilkan wajah yang sangat ceria.

"Kinan kan lagi seneng nanti malam mau ketemu kakak gue Nal, dia kan suka sama dia." sahut Dara sembari melirik Kinan, namun Kinan malah menampilkan cengirannya.

"Bener Kin? Emang kaya apa sih Ra wajah kakak lo sampe bikin Kinan senyum-senyum gitu?" tanya Nala yang sebenarnya dia juga belum pernah melihat wajah Bayu.

Memang selama ini Dara selalu di jemput oleh sopir pribadi keluarganya, atau terkadang dijemput mama atau papa nya kalau mereka sedang tidak terlalu sibuk, sehingga untuk sekian lama menjadi teman Dara, Kinan dan Nala sama sekali belum pernah melihat wajah Bayu.

Dara terkekeh.

"Sebenernya kak Bayu tuh biasa aja mukanya, ya tapi mungkin karena dia kaya aja sih, jadi Kinan suka." Ucap Dara membuat Kinan melotot sedangkan Nala terkikik.

"Si*lan lo... Ngatain gue matre ya!" seru Kinan sambil mencubit pelan lengan Dara.

"Awww... Sakit Kin... Becanda kalik ..." Dara memegang lengannya.

"Gue juga becanda kali Ra cubit nya, kalau beneran mah pasti lebih keras daripada itu." ucap Kinan diakhiri kekehannya.

"Si*lan lo !" giliran Dara yang mengumpat membuat Kinan tertawa lebar sedangkan Nala menggeleng gelengkan kepalanya melihat tingkah absurd kedua sahabatnya itu.

Kinan pun beranjak dari duduknya dan memesan secangkir susu coklat serta sepotong red velvet chesee cake.

Sebenarnya tadi dia sudah bersarapan di rumah, namun entah kenapa saat ini sudah merasa sedikit lapar lagi.

Kinan kembali mendudukkan dirinya di sebelah Dara.

"Liat deh Kin, si Bintang muka nya di tekuk mulu... Apa jangan-jangan dia masih marahan ya sama si Eva gara-gara tingkah lo kemarin itu !" bisik Nala membuat Kinan dan Dara pun kompak menoleh ke arah Bintang.

Saat ini dia juga tengah bersarapan bersama teman-temannya di meja kantin yang berada di ujung.

"Biarin lah... Gak usah di urus in, yang penting kan dia gak ganggu kita !" seru Kinan dengan santai.

Dia menyesap susu coklatnya yang baru saja diantarkan oleh si penjual.

"Anget nya !!" gumam Kinan pelan.

Saat Kinan sedang asyik mengobrol bersama Dara dan Nala, gerombolan Bintang yang ingin keluar dari area kantin otomatis melewati meja Kinan dkk.

Bintang berhenti sejenak sembari melirik Kinan dengan sengit.

"Apa !!" bentak Kinan sama sekali tidak takut dengan tatapan Bintang.

Bintang mengarahkan jari telunjuk dan jari tengah ke arah matanya kemudian ke arah Kinan.

Kemudian berlalu menyusul teman-temannya.

"Idih gak jelas banget sih, dasar cowok Ba." ucap Kinan sengaja lumayan keras hingga Bintang menoleh.

"Cowok apa ulangi?" Bintang menarik hidung Kinan membuat Kinan mengaduh.

"Iy-iya iya enggak... Aaaa sakit Bintang...!" pekik Kinan sembari menepuk nepuk tangan Bintang yang bertengger indah di hidung mungilnya.

Bintang menampilkan senyum miringnya membuat Kinan semakin kesal.

Bintang melirik ke arah Dara dan Nala sebentar,hingga kemudian dia benar-benar keluar dari area kantin.

"Bikin ulah apalagi sih lo ke dia ?" tanya Dara yang tak habis pikir kepada Kinan.

Selalu saja mencari gara-gara dengan Bintang.

"Gak ngapa-ngapain kok. Tadi malam gue cuma gue kirimin stiker-stiker b*bi gitu, dia agak tersinggung kalik." ucap Kinan santai.

Nala ikut tak habis pikir dengan tingkah konyol Kinan.

"Kalau itu sih biarin aja Ra. Jelas-jelas dia mancing emosi orang !" ucap Nala membuat Dara pun terkekeh.

"Kinan... Kinan ...!"

***

Kinan melihat jam di dinding kamarnya yang menunjukkan pukul 7 malam. Sedangkan tadi siang dia bertanya kepada Dara kalau acaranya ulang tahun Bayu akan dimulai sekitar jam 8 malam.

Kinan pun bergegas menyelesaikan make up tipis nya, dan mengenakan jam tangan untuk aksesories tangannya.

Setelah itu, dia menuruni tangga dan menghampiri mama nya yang sedang berada di kamar.

Karena pintu yang sedikit terbuka, Kinan pun melongok sebentar dan masuk ke kamar Farah.

"Ma... Kinan izin mau ke acara ulang tahun kakaknya Dara ya." ucap Kinan sembari menghampiri Farah yang baru saja menyelesaikan shalat isya.

Saat ini, Kinan terlihat begitu cantik dengan dress dibawah lutut berwarna mocca yang dihiasi aksen pernak pernik kecil di sekitar bagian dada.

Tak lupa dia mengenakan sebuah tas selempang bahu untuk tempat dompet, ponsel, serta beberapa alat make up untuk men touch up riasannya.

"Lho Dara itu punya kakak ?" tanya Farah.

Dia memang sudah mengenal beberapa teman dekat Kinan.

"Iya ma, Kinan juga baru kenal kok pas kapan hari dia jemput Dara. Dan gak taunya dia ngundang Kinan ke ultahnya."

Farah mangut-mangut mengerti.

"Ya sudah... Mama antar ya." ucap Farah namun Kinan menggeleng.

"Mama kan baru aja pulang dari butik, pasti capek kan... Ini Kinan udah pesen Gocar ma." Kinan menunjukkan layar ponsel nya yang menampilkan aplikasi kendaraan online.

"Oh udah pesen... Hm... Harusnya kamu itu hilang in trauma kamu, terus belajar lagi naik mobil. Kan gak ribet kalau pengen pergi-pergi harus nunggu jemputan temen atau pesen gocar kayak gitu." ucap Farah dan Kinan hanya bisa menampilkan cengirannya.

Pasalnya dulu Kinan pernah belajar menyetir mobil. Saat itu dia sudah melajukan mobilnya cukup pelan, namun tidak sengaja menabrak seseorang yang sedang jogging di pinggir jalan.

Kinan benar-benar panik,dan gemetar. Ya walaupun si orang yang jogging ini tidak sampai luka yang parah, dia hanya terjungkal ke selokan.

Tapi mulai dari itu, Kinan benar-benar trauma dan tidak ingin lagi belajar menyetir mobil.

"Mungkin kapan-kapan boleh lah Kinan coba lagi, tapi kalau untuk sekarang belum deh ma."

Farah mengelus rambut Kinan dengan sayang.

"Iya gak papa, itu kan cuma saran dari mama. Kamu gak harus ngelakuin, toh nanti kalau kamu udah nikah juga pasti udah di supir in suami kamu tiap hari kan." ucap Farah diakhiri kekehannya. Kinan mendelik mendengar ucapan Farah.

"Ya ampun ma, masih lama lah... Udah ngomongin suami Kinan aja !" gerutu Kinan membuat Farah semakin tergelak.

Suara klakson mobil pun membuat mereka menghentikan tawanya.

"Itu pasti gocar pesenan Kinan. Hm... Ya udah Kinan pamit ya ma.. Mama istirahat aja, gak usah nunggu in Kinan balik, insyaallah Kinan bisa kok jaga diri." ucap Kinan sembari mencium tangan Farah.

"Iya, bener hati-hati ya. Kabarin mama kalau udah sampek sana." ucap Farah dan Kinan pun mengangguk.

Kinan mengucapkan salam kemudian berlari kecil keluar rumah, dan segera menaiki mobil itu menuju rumah Dara.