Kembali, Untuk Mencintai-Mu

"baik Nona." jawab keduanya serentak.

Erika berjalan ke arah Sofa Ruangan Tunggu sambil bersenandung lalu duduk disana dengan sumringah.

Martin melangkah ke arah Sofa itu tapi bukan maksud apa-apa, Ia bekerja menjadi OB dan tugasnya kebagian membersihkan Ruangan Lobi saat ini.

Martin memeras pel dengan alat tidak lagi menggunakan tangan lalu mengepel lantai dengan lihai sampai ke setiap sudut-sudut Lobi.

"Tuan Muda?" Hormat para Resepsionis tadi ke Mark yang mengabaikan mereka.

Mark terkejut melihat Martin ada didekat Erika, "pertemuan mereka? sepertinya takdir kami bertiga memang akan terus terhubung." batin Mark segera saja Ia berlari ke arah Erika.

"Sayang?" panggil Mark membuat perhatian Orang-orang disana teralihkan ke Mark.

mereka adalah Pekerja Mark tentu saja hafal hanya dengan mendengar suara Mark saja, Kedua Resepsionis tadi membelalakkan matanya.

Berita Lana di tinggalkan oleh Mark itu telah Viral dimana-mana bahkan mereka senang ketika menonton Vidio itu saat Mark dengan lantang mengatakan telah muak dengan Lana yang bertindak sesuka hati padahal Ia baik pada Lana hanya karna tak ingin wanita itu bunuh diri sesuai dengan ancamannya.

Wanita mana yang akan waras di tinggalkan Mark? tentu saja jika mereka ada di Posisi Lana akan melakukan hal yang sama hanya saja mereka tidak pernah menduga kalau semua perhatian Mark belakangan ini pada Lana itu karna tak mau Lana bunuh diri, bukankah Mark terlalu baik hati?

Erika menoleh ke arah Mark lalu tersenyum manis menghampiri Mark, "mas? aku bawa mak...? ehh?" ucap Erika dengan semangat hendak mengatakan isi bekalnya tapi tergantung ketika Mark memeluknya erat.

Mark melihat ke arah Martin sejenak yang menatap terkejut ke arah mereka, siapa yang tak kenal sosok pacar Mark adalah Model Papan atas yang menjadi Idola nya saat ini.

Mark memejamkan matanya, "maaf membuatmu menunggu lama." ucap Mark melepaskan pelukannya dari Erika dengan senyum tampannya juga nafas tersenggal-senggal.

Erika menatap Mark lalu menyadari kalau wajah Mark berkeringat dan lehernya juga, "mas? kamu lari tadi?" tanya Erika kaget.

Mark mengangguk, "aku ingin menjemputmu sekalian mau pamer sama Para Karyawanku siapa kamu disini biar kedepannya kamu mudah keluar-masuk Perusahaanku." jawab Mark dengan senyuman mengelus kepala Erika yang menganga lebar.

Mark memasukkan jari telunjuknya di mulut Erika sambil tergelak, Erika menekuk kedua alisnya sambil melepaskan tangan Mark yang dengan santainya memasukkan jari tangannya ke dalam mulutnya.

"kamu masak apa sayang?" tanya Mark merangkul bahu Erika yang tersenyum manis kembali mengocehi makanannya.

Mark senyam-senyum asik mengelus kepala Erika lalu Ia juga mengatur sidik jari Istrinya di Pembatas Masuk Perusahaannya.

"sekarang lebarkan tanganmu sayang! seperti ini." pinta Mark sambil memperagakan gaya lucu dan konyolnya saat membuka pembatas Perusahaannya.

Erika tertawa lebar lalu mencontoh juga ajaran Mark dan mereka tertawa bersama melewati Pembatas itu sambil berpegangan tangan, sedangkan kotak bekalnya tadi telah berpindah ke tangan Mark yang lain.

Mark sendiri tak mengerti kenapa Ia begitu konyol didepan Erika hanya karna suka melihatnya tertawa, Erika sungguh menggemaskan saat tertawa.

Resepsionis tadi menjatuhkan rahang selebar-lebarnya sedangkan Martin sendiri tak mengerti mengapa hatinya merasa tertarik melihat tawa Erika, Ia menggeleng kepala nya kuat dan fokus mengepel lantai.

setelah Kejadian Mark menjemput Erika di Lobi serta mampu bertindak konyol didepan Erika membuat 1 Gedung Perusahaan itu begitu ramai membahas sosok Istri Mark yang bisa membuat seorang Pria Dingin dan tak tersentuh itu mampu bertingkah? sejak kapan Mark bisa menghilangkan harga dirinya didepan Wanita? Mark itu sangat menjaga Martabat Dinginnya serta Image nya yang keren.

Mark membuka Kotak Bekal bawaan Erika di Sofa santai Ruangan Kerja Mark lalu menyantapnya dengan lahap sesekali melihat Erika yang tampak serius tengah mempelajari setiap sudut Ruangan Mark.

"Tuan Mud...? Ehh??" Will memasuki Ruangan Mark tapi terkejut ketika menyadari Mark sedang ada tamu.

"Will? kenalkan ini Istriku." ucap Mark tanpa menoleh ke Will sudah tahu kalau itu adalah Asistennya.

Will buru-buru menghampiri Erika dan menunduk 90° ke Erika yang meloncat kaget dengan ekspresi polosnya itu yang tak pernah di perlakukan seperti itu sedangkan Mark seketika tersedak segera Erika berlari ke arah Mark yang meneguk minumannya.

"Mas?" Erika menepuk-nepuk punggung Mark.

Mark terbatuk-batuk lalu tertawa seketika membuat Will takjub sementara Erika malah bingung mengapa Mark malah tertawa.

"mas tertawa kenapa sih?" tanya Erika malah tak paham.

Mark dengan gemas menarik tengkuk belakang Erika dan mencium bibirnya sekilas, Erika melototkan matanya dengan mulut terbuka berulang kali Ia berkedip-kedip menatap Mark yang menciumnya. ciuman pertama Erika? Mark!!

Will menjatuhkan rahangnya seketika Ia berjalan mundur dan beranjak pergi dari sana dengan wajah kesalnya seakan di jadikan obat nyamuk oleh Mark yang sepertinya sedang di mabuk cinta.

"bucin asal dari mana Tuan Mark? sungguh hebat sekali Nona mampu mengalahkan Tahta wanita itu dalam sekejab di hati Mark." batin Will merasa senang bercampur kesal karna Ia datang diwaktu yang tak tepat hingga status Jomblo nya di pertanyakan.

"Istriku hanya Guci-Guci cantikku aja." batin Will yang hobby membuat Guci cantik dari tanah liat.

.

Mark tersenyum tampan di mata Erika lalu kembali mencium Erika begitu lembut dan penuh perasaan, Mark sendiri tidak bisa mengendalikan dirinya yang begitu mencintai Erika. kapan Ia bisa sedekat ini dengan Erika? kapan? Mark sampai meneteskan air matanya ketika mengingat bagaimana upaya nya untuk bisa mencium Erika di kehidupan pertama nya bukannya balasan atau pasrah justru tamparan dari Erika yang Ia dapatkan.

lama-lama ciuman Mark semakin menuntut hingga Erika memukul pelan dada bidang Mark dan Mark melepaskan tautan bibir mereka.

"Hosshh..!! hosshh!! hoshh!" Erika sampai kehabisan nafas karna ulah Mark.

Erika menatap mata Mark yang memerah bahkan menatapnya begitu dalam, "ma--mas?" panggil Erika yang tangannya terangkat memegang rahang Mark.

Erika yakin tadi Mark sedang tersedak lalu tertawa keras seakan ada yang lucu dan sekarang Mark menangis? apa yang sebenarnya terjadi.

Mark meraba bibir Erika yang basah dan Erika mengerjabkan matanya lalu tanpa berkata-kata Mark memeluk Erika dengan erat seakan takut Erika meninggalkannya seperti masa itu.

"Mas?? kenapa mas?" tanya Erika mengelus bahu serta punggung Mark yang diam saja mencium aroma bahu Erika.

Erika tidak tahu apa-apa tentu diam, apa Erika melakukan kesalahan? tapi kalau Mark marah kenapa tatapan Mark begitu berbeda padanya? Erika bahkan tidak paham arti tatapan Mark yang seperti penuh luka dalam sorot mata nya itu.

"aku hanya mengantuk." ucap Mark berbohong memejamkan matanya di bahu Erika yang bisa mendengar suara bergetar Mark.

"tidurlah mas.!" pinta Erika mengelus punggung Mark.