NovelToon NovelToon
Jodoh Jalur Mimpi

Jodoh Jalur Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Murni
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mrs.Ozora

Diandra rukmana, gadis cantik yatim piatu, seorang guru bahasa indonesia, di sekolah dasar di kota M.
Berulang kali bermimpi dilamar oleh lelaki yang belum dia kenal.
Bagaimana jadinya jika dia bertemu dengan lelaki yang selalu ada di dalam mimpinya, bagaimana awal pertemuan mereka.
Akankah mereka berjodoh di dunia nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs.Ozora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Setelah makan malam, semua berkumpul di ruang keluarga.

Irul, Dian dan kedua sahabatnya duduk di bawah, hanya bu Ida yang duduk di sofa.

"Aku mau video call bang Umar boleh ya bang". Tanya Risa kepada Irul.

"Kenapa ngga, telfon aja Sa". Jawab Irul.

"Sekalian sambungin ke bang Farel juga Sa". Ucap Aini.

Risa mengangkat jempol tangannya ke arah Aini. Setelah beberapa saat terdengarlah suara Umar di sebrang sana.

"Assalamu'alaikum yank". Sapa Umar.

"Wa'alaikumussalam beb, kamu lagi dimana". Tanya Risa.

Umar mengarahkan camera belakangnya, terlihat ada Khalil juga disana sedang memainkan ponselnya.

"Lagi di rumah yank, tuh sama Khalil juga". Khalil yang mendengar ucapan Umar pun melambaikan tangannya.

"Bentar ya beb, aku sambungin ke bang Farel dulu". Ucap Risa.

Setelah dua kali mencoba menghubungi Farel, akhirnya Farel mengangkat telfon Risa.

"Abang dari mana sih, lama banget angkat telfon dari adek". Ucap Risa lalu memanyunkan bibirnya.

"Maaf dek, abang lagi di restoran, hari ini alhamdulillah lagi rame, pas kamu nelfon abang lagi di depan, jadi melipir dulu, ini abang baru masuk ruangan". Jawab Farel.

Risa hanya bisa mengangguk lalu mengarahkan kamera belang ke arah semua orang. Semua tersenyum sambil melambaikan tangan, saat kamera Risa mengarah ke Aini, Aini langsung berteriak memanggil kekasihnya.

"Abangg". Teriakkan Aini membuat Farel terkekeh.

"Hai sayang, gimana seneng ngga disana". Tanya Farel.

Aini langsung merebut ponsel Risa, membuat Risa menyebikkan bibirnya kesal.

"Seneng dong bang, ibunya bang Irul baik banget, ngga kaku sama kita, jadi selalu pengen ngobrol terus". Ucap Aini.

"Alhamdulillah, ibu maaf yah kalo tunangan dan adik saya merepotkan". Ucap Farel yang dapat melihat bu Ida.

"Ngga merepotkan nak, ibu senang rumah jadi rame". Ucap bu Ida dengan senyum tulusnya.

"Kan baru sehari juga Rel, mudah mudahan sih ngga ada tetangga yang terganggu dengan suara Aini". Ucap Irul yang hanya dapat di dengar suaranya oleh Farel dan Umar.

Umar tertawa paling kencang membuat Aini kesal dan melototkan matanya ke arah Umar.

"Calon adik ipar mulai ngga sopan yah sama calon kakak ipar, bang Farel jangan kasi restu yah sama bang Umar". Ucapan Aini berhasil membuat Umar panik di sebrang sana.

"Jangan dong bang, saya kan cuman becanda bang". Ucap Umar kelabakan.

Semua orang tertawa mendengar percakapan kedua orang yang akan menjadi saudara ipar itu.

Risa merebut ponselnya dari tangan Aini.

"Bang Khalil tumben ngga kedengeran suaranya". Tanya Risa.

Semua orang juga baru menyadarinya, biasanya Khalil dan Aini yang paling heboh.

Umar menatap sang sahabat yang sedang berbaring di sofa dengan kaki yang terangkat, mengarahkan kamera ponselnya ke arah Khalil.

"Dia lagi galau yank, Lisa lagi marah sama dia". Jawab Umar.

"Kenapa lagi bang". Tanya Dian.

"Nanti aku yang ceritain Di". Ucap Risa.

Mereka terus mengobrol dan bercanda, hingga sudah lewat waktu isya, Risa memutuskan telfonnya.

Semua beranjak untuk melaksanakan sholat isya.

Setelah sholat, Aini dan Risa izin untuk beristirahat di kamar mereka, bu Ida pun beristirahat di kamarnya, sedangkan Dian membantu Irul untuk bersiap siap.

"Jaga kesehatan ya mas, jangan sampe telat makan". Ucap Dian.

Barang barang Irul sudah masuk koper, dia hanya akan membawa satu koper saja, sekarang mereka sedang duduk di balkon kamar Irul.

"Iya sayang, makanya kamu harus sering telfon mas buat mastiin". Ucap Irul.

"Itu mah modus mas aja kan, pokoknya aku ngga mau tau, seminggu lagi kita nikah loh mas, emang kamu mau pernikahan kita di tunda karna kamu sakit". Ucap Dian mengomel.

"Ya ngga lah sayang, iya iya kamu jangan khawatir yah, mas pasti akan jaga kesehatan mas". Jawab Irul.

Dian mendekat ke pelukan calon suaminya, mereka berdua ingin melepas rindu karna akan berpisah selama seminggu kedepan.

"Besok mas akan masuk kantor ya sayang". Ucap Irul yang masih memeluk calon istrinya ini.

"Iya mas, sesibuk apapun mas nanti di kantor jangan sampai telat makan ya mas, aku akan sangat marah kalo aku denger mas sakit". Ucap Dian.

"Iya sayang iya, mas akan Selalu ingat pesen calon istri mas yang cantik ini". Ucap Irul sambil menarik pelan hidung Dian.

"Di kantor mas punya sekretaris yang cantik ya pasti". Tanya Dian.

"Kamu kan tau sayang mas paling anti di deketin sama cewek, bagaimana bisa mas rekrut sekretaris cewek". Jawab Irul.

"Syukurlah kalo sekretaris mas itu cowok, kan banyak tuh kasus bos sama sekretaris yang terlibat skandal perselingkuhan". Ucap Dian.

"Kalo pun mas punya sekretaris cewek, mas ngga akan selingkuh sayang". Ucap Irul.

"Siapa yang bisa jamin mas, secara waktu mas akan lebih banyak di kantor, otomatis mas juga akan lebih banyak waktu bersama sekretaris mas". Ucap Dian.

"Tapi kan sekretaris mas cowok sayang, jadi ngga ada yang perlu kamu khawatirkan, mas bisa jamin, sainganmu hanya jam kerja mas, bukan wanita lain". Ucap Irul.

Dian mengeratkan pelukannya, mendengar ucapan calon suaminya membuat Dian merasa beruntung, Dian memang tidak perlu mengkhawatirkan Irul jika berada di luar, karna sikap dingin calon suaminya ini tidak akan bisa membuka jalan wanita di luar sana untuk mendekatinya.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, Dian meminta Irul untuk ke apartemen sekarang, karna Irul akan membawa mobil sendiri, dia takut Irul mengantuk saat menyetir.

Awalnya Dian meminta Irul agar di antar oleh supir, tapi Irul menolak dengan lembut karna besok dia harus ke kantor, jadi dia harus membawa mobil sendiri.

"Mas masih mau sama kamu loh sayang, kamu kok tega sih nyuruh mas pergi sekarang". Ucap Irul dengan nada manja.

"Aku khawatir mas kalo mas pulang larut, mas tolong dengerin aku yah sayang, aku takut mas kenapa napa". Ucap Dian dengan mata yang sudah berkaca kaca.

Dian sebenarnya sangat mengkhawatirkan Irul, karna banyak kasus yang tidak mengenakkan di saat mendekati pernikahan, bukan Dian tidak percaya dengan takdir, hanya saja tidak masalah bukan kalo kita menjaga diri.

"Iya sayang, jangan sedih, mas akan jaga diri, mas ngerti kekhawatiran kamu, kamu cukup doakan mas ya sayang". Ucap Irul mengelus kepala Dian.

"Pasti mas". Jawab Dian.

"Ya udah yuk, kita temuin ibu di kamarnya, mas mau pamit sama ibu dulu". Ucap Irul.

Irul dan Dian berjalan dengan saling menggenggam tangan, sesekali Irul mengecup punggung tangan Dian yang berada di genggamannya.

Irul mengetuk pintu kamar bu Ida, tak butuh waktu lama terdengar suara sang ibu dari dalam kamar meminta mereka untuk masuk.

"Bu, Irul udah mau berangkat ke apartemen, calon mantu cantik ibu takut kalo Irul pulang larut". Ucap Irul dengan niat menggoda Dian.

Dian memukul lengan Irul sambil tersenyum malu.

"Memang lebih baik begitu nak, mulai sekarang kamu harus mendengarkan juga perkataan Dian, kamu tidak boleh mengabaikan kekhawatiran calon istri kamu nak". Ucap bu Ida menasehati.

"Iya bu, doakan pernikahan kami lancar ya bu, doakan kami sehat agar tidak ada kendala menuju hari H nanti". Ucap Irul sambil mengelus kedua tangan Ibunya.

"Pasti nak, ibu akan selalu doakan kalian, sudah kamu berangkat gih, hati hati bawa mobilnya nak, apa mau ibu antar ke depan juga". Ucap bu Ida.

"Ibu istirahat aja, ibu juga harus jaga kesehatan ya bu, Irul pamit ya bu, assalamu'alaikum". Ucap Irul menyalimi tangan ibunya lalu memeluk ibunya.

"Wa'alaikumussalam, hati hati nak". Ucap bu Ida.

"Dian antar mas Irul ke depan dulu ya bu, ibu langsung tidur aja ya, ngga boleh tidur larut malam". Ucap Dian kepada calon mertuanya.

Bu Ida terkekeh mendengar ucapan calon menantunya, Dian memperlakukannya seperti anak kecil saja, tapi dia begitu bahagia mendapat calon menantu yang begitu perhatian.

"Mas titip ibu ya sayang, jaga diri kalian, kalo ada apa apa kabarin mas ya sayang". Ucap Irul sebelum masuk kedalam mobil.

"Iya masku sayang, mas hati hati yah, ngga usah ngebut bawa mobilnya, kalo udah sampe apartemen kabarin ya mas". Ucap Dian.

"Iya sayang, mas titip salam aja ya buat Risa dan Aini, kalo kalian mau keluar minta anter sama supir di rumah ya sayang, jangan pergi tanpa di antar, mas ngga izinin". Ucap Irul.

"Iya masku sayang". Ucap Dian.

Irul memeluk Dian erat, mereka berpelukan cukup lama, seminggu lagi mereka akan melakukan pernikahan, rasanya Irul sudah tak sabar menantinya.

Setelah melepaskan pelukannya, Irul mengecup kening Dian sesikit lama.

Irul pun pamit, Dian menyalimi calon suaminya, di balas oleh Irul dengan kecupan singkat di keningnya.

Setelah mobil Irul tak terlihat lagi, Dian pun masuk kedalam rumah, dia langsung masuk ke dalam kamarnya setelah mengunci pintu rumah.

Dian tidak menghampiri kedua sahabatnya, takut mereka sudah tidur.

******

Irul sampai di apartemennya dengan selamat, untungnya jalanan yang di laluinya tidak begitu ramai dengan kendaraan lain, sehingga dia bisa sampai lebih cepat.

Irul dengan wajah dinginnya berjalan santai menuju unit apartemennya dengan menyeret kopernya.

Sesampainya di dalam apartemen yang begitu luas, dengan dua kamar, satu ruang kerja, dan dapur yang cukup luas, juga ada sofa di depan tv.

Irul masuk ke dalam kamarnya, meletakkan koper di samping tempat tidur, lalu duduk di sofa single yang terletak di kaki tempat tidurnya.

Irul menghubungi Dian via video call, tak perlu menunggu lama, terlihat wajah Dian yang tersenyum manis ke arahnya.

"Assalamu'alaikum sayang, mas sudah sampai di apartemen". Ucap Irul.

"Wa'alaikumussalam, alhamdulillah, kalo gitu mas istirahat gih besok kan masuk kantor". Ucap Dian.

"Kamu juga langsung istirahat ya sayang, ngga boleh begadang, wajah kamu harus terlihat segar di hari pernikahan kita". Ucap Irul.

"Iya mas, kalo gitu Dian tutup yah telfonnya, I love you mas". Ucap Dian.

"Love you more sayang". Jawab Irul.

Setelah telfonnya terputus, Irul langsung mengeluarkan isi kopernya, ada laptop, dan beberapa barang keperluan kerjanya, juga beberapa pakaian, karna di apartemen Irul tidak banyak pakaian yang dia simpan karna jarang menginap disana, Irul hanya akan tidur di apartemen jika dia harus lembur karna jarak perusahaannya dengan apartemennya lebih dekat di banding ke rumahnya.

Setelah menyimpan semua barang yang dia bawa ke tempatnya, Irul masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum dia pergi tidur.

Sebelum tidur, Irul membuka ponselnya mengirim pesan kepada sekretarisnya, memberitahukan bahwa besok ia akan datang ke kantor.

Setelah selesai Irul memandangi foto Dian yang di jadikan wallpaper ponselnya.

Irul tersenyum membayangkan saat dia dan Dian pertama kali bertemu.

"mas udah ngga sabar menanti hari bahagia kita sayang, semoga Allah selalu melindungi rumah tangga kita nanti, mas akan selalu berusaha untuk membahagiakan kamu sayang". Monolog Irul.

Karna kantuk sudah menyerang, Irul pun meletakkan ponselnya di atas nakas samping tempat tidurnya lalu memejamkan matanya.

1
Yani
Cepat halallin Rul
Yani
Ternyata Aini sama Farel
Yani
Dian cemburu
Yani
Aku kira Dian pake ternyata engga ya?
Yani
Mas apa abang 😊
Yani
Layanya sama ada hati ni
Yani
Jangan dingin" bang
Yani
Apakah jodohnya Dian?
Yani
Seru kauanya
Mrs.Ozora: selamat membaca kak
total 1 replies
Yani
Mampir ah...
Mrs.Ozora: boleh dong kak
total 1 replies
nis_ma
semangat berkarya, kak 🔥
Mrs.Ozora: terimakasih kak🙏
total 1 replies
Joanita Missella
salam kenal dari malaysia..suka baca cerita ini../Smile/
Joanita Missella: dari sarawak
nis_ma: dari negeri mane KK?
total 3 replies
Maito
Bukan main bagusnya.
Mrs.Ozora: Alhamdulillah, terimakasih kak dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!