NovelToon NovelToon
Obsessed With My Handsome Duke

Obsessed With My Handsome Duke

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:15.6k
Nilai: 5
Nama Author: Melsbay

Emily terkejut saat menyadari bahwa dia telah transmigrasi ke dalam sebuah novel yang dia baca sebelumnya. Lebih mengejutkan lagi, dia menyadari bahwa dia tidak menjadi tokoh utama seperti yang dia harapkan, melainkan menjadi seorang putri pendukung yang sombong, bernama Adeline. Adeline dikenal sebagai seorang putri sombong dan arogan yang akhirnya mati keracunan karena perselisihan cinta antara protagonis wanita, yang disebabkan oleh ulah antagonis wanita.

"Kenapa aku harus mati konyol?" batin Emily. "Dari pada hanya menjadi pemeran pendukung, sekalian saja aku yang jadi protagonis! Hey, aku seorang putri raja!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melsbay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kau Tidak Pantas, Duke Emeric

Dengan jemarinya yang kuat, Duke Emeric menekan belakang kepala Adeline, mempertegas situasi mereka. Tubuh mereka berdekatan, saling merangkul dalam pelukan yang tak terpisahkan.

Adeline mengalungkan lengannya di leher Duke Emeric, merasakan detak jantungnya yang berdenyut dengan seiringan. Setiap sentuhan, setiap ciuman, menciptakan gelombang panas yang memenuhi ruangan.

"Adeline, keinginanku hampir tak tertahankan. Aku ingin begitu banyak hal, tapi aku takut akan melukaimu."

Duke Emeric memandang Adeline dengan tatapan yang penuh hasrat dan keinginan yang tak terbendung. Tubuhnya tegang, penuh dengan gelombang gairah yang memenuhinya, seolah-olah tiap sel di dalamnya berteriak untuk melepaskan diri.

Tatapannya melintasi ruang antara mereka, mencari persetujuan dalam mata Adeline yang berbinar-binar oleh cinta dan keinginan yang sama.

Adeline merasakan getaran gairah dari Duke, membuat hatinya berdebar-debar dengan semangat dan antusiasme. Bibirnya sedikit bergetar, siap untuk menerima ciuman penuh gairah dari pria yang dicintainya.

"Aku bisa merasakan keinginanmu, Emeric. Malam ini, biarkanlah menjadi malam yang terinda..."

"Apakah kau yakin ini keinginan mu, Adeline?"

"Ya... Emeric... aku menginginkan mu... Aku ingin lebih dari sekadar ciuman, Emeric, seperti katamu. Aku ingin merasakanmu sepenuhnya, dengan segala yang kamu bayangkan dalam pikiran liar mu."

Tangan Adeline meraih pinggang Duke, menariknya lebih dekat, merasakan kehangatan tubuhnya yang berapi-api. Duke membenamkan wajahnya di dekat bibir Adeline, menghirup aroma manisnya dengan nafsu yang liar.

"Adeline... aku tidak akan menahan diri..."

Dengan gerakan yang lembut namun penuh gairah, Duke mencium bibir Adeline dengan ganasnya, menyatu dalam ciuman yang panas dan memabukkan. Adeline membalas ciuman itu dengan penuh semangat, menanggapi setiap sentuhan dengan penuh kehangatan dan keintiman.

Mereka larut dalam momen itu, dunia di sekitar mereka lenyap, hanya ada mereka berdua dan api gairah yang membara di antara mereka.

Dalam kegelapan kamar, mereka mengejar hasrat mereka dengan penuh keberanian dan keinginan yang meluap-luap. Setiap sentuhan, setiap bisikan, merangkul mereka dalam keintiman yang mendalam dan membebaskan.

Malam itu, di dalam pelukan satu sama lain, mereka menemukan keselarasan yang sempurna, menggabungkan dua jiwa menjadi satu dalam momen yang erotis dan memenuhi.

Tak ada lagi halangan, tak ada lagi rintangan. Hanya ada mereka berdua, terikat dalam keintiman yang tak terlukiskan, mengejar kenikmatan yang terlarang namun begitu membebaskan.

Malam itu menjadi saksi dari cinta mereka yang liar dan tak terbatas, memenuhi ruang dengan kehangatan dan kebahagiaan yang mengalir dari setiap sentuhan dan pelukan.

***

Sinar matahari mengintip melalui celah-celah jendela, menyinari ruangan yang masih terasa hangat dari malam sebelumnya. Duke Emeric duduk di sisi tempat tidur, memandangi wajah Adeline yang terbaring di dalam pelukannya.

Dengan lembut, ia mengusap wajah Adeline yang masih lelah, tersenyum puas melihat ekspresi ketenangan yang melingkupi wajah gadis yang baru saja mengalami malam yang penuh gairah bersamanya.

Dia merasa lega telah menghabiskan malam yang penuh makna dan intim bersama gadis yang telah lama menjadi sumber inspirasi khayalan liar dan mimpi erotisnya.

Duke Emeric mendekatkan bibirnya ke telinga Adeline dengan lembut, lalu berbisik kata-kata cinta yang hangat.

"Adeline..."

Adeline menggeliat lembut saat terbangun "Hmm?"

"Aku mencintaimu." ucap Duke Emeric dengan suara lembut

Adeline mengangkat wajahnya, matanya memancarkan kebahagiaan "Aku juga, Emeric."

Duke Emeric mencium lembut bibir Adeline, mencari kehangatan yang mereka rasakan dalam momen intim itu.

"Aku tidak bisa berhenti memikirkan tadi malam, ketika kita..."

Adeline memotong dengan tersenyum malu "Aku juga, Emeric. Itu... luar biasa."

Meskipun hanya dengan melihat wajah Adeline yang damai, ingatan akan kejadian panas yang mereka alami membuatnya gelora dalam dirinya bangkit kembali.

Tubuhnya terasa tegang, membara oleh hasrat yang menggebu-gebu. Dengan cepat, ia memukul kepala sendiri, mencoba mengusir pikiran yang liar.

Namun, ia sadar bahwa hasratnya pada Adeline tidak akan pernah surut. Duke Emeric mengalihkan pandangannya, mencoba menenangkan diri.

"Kita tidak bisa terus seperti ini." Ucap Duke Emeric dengan gelisah. Dia ingin secara resmi memiliki Adeline dengan begitu mereka kana terus bersama tanpa batas waktu.

Adeline meraih tangan Duke Emeric dengan penuh kasih "Emeric..."

"Adeline, aku ingin kau tahu bahwa aku sangat serius tentang hubungan kita. Aku tidak ingin lagi menunda-nunda. Aku akan bertanggung jawab atas cintaku padamu dengan melamarimu secara resmi."

Adeline dengan matanya yang berbinar bahagia "Oh, Emeric, apakah kau serius?"

Duke Emeric mengangguk mantap "Aku tidak pernah lebih serius, Adeline. Aku akan menuliskan lamaran ini secepatnya dan menyampaikannya langsung ke Istana."

Adeline tersenyum penuh harap "Aku tidak sabar untuk menjadi bagian dari keluargamu, Emeric."

Duke Emeric memeluk Adeline dengan penuh kasih "Dan aku tidak sabar untuk menjadikanmu istriku, Adeline. Kita akan segera mengatur segalanya."

"BRAK!!!"

Dalam momen mengharukan Duke Emeric dan Adeline. Pintu kamar tiba tiba terbuka dengan kasar.

Duke Emeric terbangun dari kasur nya dengan tiba-tiba, terkejut.

"Siapa yang berani—"

Nathaniel masuk dengan tegas, ekspresinya terlihat marah. Wajah nya semakin gusar melihat Adeline dalam pelukan Duke Emeric terlihat berantakan.

"Duke Emeric, beraninya kau menyentuh Adeline!!!"

Duke Emeric menggosok matanya, mencoba memahami situasi "Nathaniel? Apa yang kau lakukan di sini? Ini urusan pribadi antara aku dan Adeline."

Nathaniel mengernyitkan kening, menatap Duke dengan tajam "Aku kakaknya, aku memiliki tanggung jawab untuk memastikan Adeline aman dan dihormati. Apakah kau bersungguh-sungguh tentang niatmu terhadap adikku, Emeric?" seru nya dengan amarah yang menggelora.

Duke Emeric mengangkat dagu, tegar "Tentu saja aku serius. Aku mencintai Adeline, dan aku bertekad untuk membuatnya bahagia. Aku akan bertanggung jawab atas hubungan kami."

Nathaniel berjalan dengan langkah tegap menuju Duke Emeric, wajahnya merah padam oleh kemarahan yang membara. Tanpa sepatah kata pun, ia menghantam wajah Duke Emeric dengan penuh amarah.

Pukulan demi pukulan dilemparkan ke arah Duke Emeric yang hanya bisa diam menerima semua itu. Setiap hantaman menyakitkan, tetapi Duke Emeric tidak memberikan balasan, membiarkan Nathaniel melepaskan semua kemarahannya.

Duke Emeric menghela napas dengan berat, merasakan pukulan itu, bibir nya robek dan mengeluatkan darah.

Nathaniel berteriak dengan amarah "Kau pikir kau pantas untuk adikku? Kau pikir kau layak menjadi bagian dari keluarga kami?"

Adeline menjerit dan menangis, matanya berkaca-kaca melihat dua orang yang ia cintai terlibat dalam kekerasan. Dalam kepanikan, ia berusaha menahan kakaknya, memohon agar berhenti, tetapi keputusasaan menggelayutinya ketika Nathaniel tidak menghiraukannya.

Adeline menangis dengan histeris, berusaha menahan Nathaniel.

"KAK NATHAN, BERHENTI! JANGAN LAKUKAN INI! JANGAN SAKITI EMERIC"

Nathaniel terus memukul Duke Emeric, tidak peduli dengan tangisan Adeline "Kau tidak layak, Emeric! Kau hanya pria yang tamak dan tidak kasar!"

Duke Emeric mengangkat tangan untuk melindungi wajahnya, tetapi tidak membalas pukulan Nathaniel

"Cukup, Nathan. Aku mengerti amarahmu, tapi jangan biarkan itu menghalangi akal sehatmu. Ini bukan cara menyelesaikan masalah."

Adeline merangkul erat Nathaniel, mencoba menahan dia "Tolong, Kak Nathan. Berhentilah. Kita bisa bicara dengan tenang." Isak Adeline penuh kepedihan.

Nathaniel menghentikan serangannya, bernafas berat, tetapi masih penuh dengan amarah.

"Aku tidak akan membiarkanmu menyakitinya lagi, Emeric. Dan jangan pernah sekali-kali menganggap dirimu layak untuk Adeline. Kau mendengar itu?"

Duke Emeric mengangguk, menatap Nathaniel dengan penuh pengertian.

"Aku mendengar, Nathan. Dan aku akan membuktikan kepadamu bahwa aku mencintai Adeline dengan tulus dan tidak akan pernah menyakitinya."

Nathaniel perlahan berbalik, meninggalkan ruangan dengan langkah berat, masih dipenuhi dengan kemarahan

"Akan lebih baik, Emeric."

Adeline menangis, menggenggam erat tangan Duke Emeric "Apa yang akan kita lakukan sekarang, Emeric?"

"Kita akan menyelesaikannya bersama, sayang. Kita akan menghadapi semua ini bersama-sama." Duke Emeric memeluk Adeline dengan lembut, mencoba menenangkan nya.

1
salwi
/Chuckle/
Melsbay
Halo... terima kasih sudah menjadi pembaca setia. Untuk mendukung author, mohon di like, subscribe, komentar, kasih bintanng dan di vote ya... terima kasih banyak...
Melsbay
mohon di like, subscribe, bintang dan follow akun ya gaess ya...😇 biar authir lebih semangat up karya dan jangan lupa di komen juga ya😇😇😇 Sankyuuu...
Olive
/CoolGuy//CoolGuy/
Niaa🥰🥰
Luar biasa
Niaa🥰🥰
😁😁🥰🥰
Melsbay
mohon bantu support author dengan like, subscribe, follow dan bintang ya... jangan lupa dikomen ya, teman2... sankyu😇😇😇
Bird
👣👣👣
Keyzie
👣👣👣👣
Pembaca Setia
update terus ya thor👍👍
Pembaca Setia
gentle👍👍
Pembaca Setia
/Hey//Facepalm/
Ryfca
🥰🥰🥰
Vallleri Abel
up up up
Suryavajra
Saintes itu apa kak?
Melsbay: sama sama😄
Suryavajra: wah keren.. insight baru.. thanks kak
total 3 replies
Suryavajra
buat aku, author yang bisa bikin cerita kerajaan itu sesuatu banget.. keren ah kak.. baca pelan2 ah 👍👍👍
Suryavajra
wow.. produktif sekali kak.. udah keluar karya baru lagi 👍👍👍👍👍
Ryfca
🥰🥰🥰🥰
Keyzie
keren👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!