Bagaimana jika pengalaman pertamamu di renggut oleh seorang gadis miskin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Lucia terdiam saat melihat interior di dalam mobil mewah milik Grey, membayangkan harganya saja ia tak sanggup. Kini Grey dan Lucia sudah berada di parkiran salah satu restauran mewah di ibu kota, Grey membukakan pintu mobil itu dan mengulurkan tanganya untuk Lucia.
Mereka pun masuk ke dalam, tak ada satu pun orang yang berkunjung di restoran mewah itu, hanya ada dirinya dan pria yang sejak tadi menatapnya dengan pandangan mata yang terpesona.
Lucia yang di tatapnya jadi salah tingkah sendiri, bagaimana tida? Grey menatapnya seolah jika dirinyalah adalah wanita paling cantik di dunia ini.
Makanan pun datang, Lucia terdiam sejenak. Ia menelan salivanya susah karena memakan steak saja membuatnya bingung.
“Kamu tinggal duduk manis bersamaku, biar aku yang lakukan semuanya untuk mu.” Ujar Grey, pria itu mengambil membelah Steak miliknya menjadi potongan-potongan kecil lalu menyiramnya dengan saus khusus yang di buat Chef, Grey pun menukar steak miliknya dengan milik Lucia.
Lucia tersenyum. “Makasih.” Ucap wanita itu.
Deg!
Melihat senyuman Lucia jantung Grey jadi berdebar-debar sendiri, ia berusaha bersikap biasa aja namun tak bisa di pungkiri ia pun akhirnya tersenyum karena senang bisa melihat wanitanya tersenyum.
“Tapi, bukanya restoran ini terkenal? Kenapa sepi sekali pengunjungnya?” Tanya Lucia sambil menatap sekeliling.
Grey pun ikut menatap sekeliling, ia tersenyum sambil menancabkan garpu di steak milik Lucia lalu memberikanya pada Lucia.
“Tempat ini rame kalau malam.” Ucap Grey bohong, karena ia sudah memesan restoran ini untuk satu hari.
Lucia terkejut, ada tiga orang pemain biola yang berdiri di sampingnya memainkan salah satu musik.
Sementara Grey bukanya menikmati alunan musik itu, ia malah menikmati pemandangan bahagia yang di rasakan Lucia, wanita itu terlihat bahagia.
“Makan yang banyak, selesai makan banyak pekerjaan yang harus kita lakukan.” Ujar Grey bohong, karena pada nyatanya kini Lucia dan diirnya berada di butik, butik terkenal yang biasa di datangi para artis dan juga kalangan orang kaya.
Lucia sedikit susah untuk kembali melanjutkan langkahnya tapi Grey segera merangkul pinggangnya untuk masuk lebih dalam lagi.
Pelayan itu menunjukan beberapa koleksi terbaru di butiknya, namun semakin banyak barang yang keluar untuk di perlihatkan ke Lucia. Wanita itu semakin merasa terbenani, Grey memilihkan beberapa baju untuk di pakai oleh wanitanya.
“Coba pakai ini, dan juga ini. Aku ingin liat kamu memakainya.” Ucap Grey sambil sibuk memilih pakaian untuk Lucia, wanita itu menerima pakaian yang di berikan Grey.
Lucia menatap Grey yang masih sibuk memilih pakaian, Lucia sendiri menatap gaun itu. Jantungnya berdebar tidak laruan saat melihat harga yang tertera di gaun itu.
Lucia menelan salivanya susah, bagaimana mungkin satu pakaian di bandrol hingga pulihan juta, bahkan gaun yang baru di berikan Grey padanya dibandrol hingga ratusan juta.
Tangan Lucia seketika tremor, ia memberikan kedua baju yang ada di tanganya ke dada Grey dan langsung berlari ke luar begitu saja sampai membuat pakaian itu terjetuh di atas lantai.
Grey langsung mengejar Lucia, lagi-lagi wanitanya itu kabur begitu saja.
“Cia! Ada apa lagi? Kenapa kamu pergi begitu saja?” Tanya Grey sambil menahan tangan Lucia saat ia berhasil mengejarnya.
Mereka berdua berada di halaman butik itu, Lucia berusaha menatik tangannya sendiri. “Lepas, jangan paksa aku untuk malakukanya. Aku gak mau!” Ucap Lucia dengan frustasi, wanita itu bahkan berani membentak Grey.
Grey langsung menarik tubuh Lucia dalam pelukanya, ia tak mau melihat Lucia marah dan berteriak lagi kepadanya.
Lucia balas memeluk Grey, ia tau niat baik pria itu. Tapi itu bukanlah Lucia, dia hanya ingin menjadi dirinya sendiri.
“Jangan paksa aku buat ngelakuin hal yang membebaniku.” Lirihnya dengan raut wajah sedih.
Grey pun mengangguk. “Oke, baiklah kalau kamu tidak mau aku gak akan memaksa.” Ucap Grey. “Maaf, karena sudah memaksamu, maaf juga karena aku gak minta ijin darimu.” Ujar Grey merasa bersalah, Grey mengerti bagaimana pun Lucia bukan wanita yang mudah tergoda dengan kekayaan, tidak seperti banyak wanita yang ia temui selama ini.
Paula pun mengangguk, karena memang yang terjadi barusah bukan kesalahanya. Hanya dirinyalah yang tidak siap dan tidak mau menerima.
“Aku lebih nyaman dengan keadaan ku yang sederhana ini, aku juga gak bisa memaksakan mu untuk masuk ke dalam duniaku karena itu pasti berat untukmu, begitu juga denganku aku gak mau berubah dan masuk kedalam duniamu yang serba mewah.” Ujar Lucia, ia pun akhirnya bisa mengungkapkan isi hatinya yang selama ini membuatnya berat untuk menerima pria yang tenagh memeluknya itu.
Grey menunduk menatap Lucia yang masih bersandar di dadanya, Lucia pun mendongak untuk menatap Grey.
“Apa aku salah?” Tanya Lucia.
Grey menggelengkan kepalanya. “Apa kamu bahagia dengan kehidupanmu sekarang?” Tanya Grey penasaran.
Lucia mengangguk. “Kebahagiaan gak mesti harus soal uang, kita bisa mendapatkanya walau tanpa uang. Makan bersama, berjuang bersama, tertawa bersama, bahkan ngobrol bersama juga sudah bisa membuatku bahagia.” Ujar Lucia naif.
Grey tersenyum sambil mengecup kening Lucia. “Baiklah, aku sangat penasaran seperti apa kehidupan sederhanan yang membuatmu bahagia itu, mau kan kamu menunjukanya padaku?” Tanya Grey.
Lucia pun mengangguk dengan perasaan yang senang.
.
Tbc.
maka akan semakin membebani grey 😔😞😞 , jadi bukan semata-mata karena perintah ayahnya grey.
makanya nggak mempan jika Viona berbuat begitu.
jika grey terjebak juga dengan dua iblis ini, sampai bisa tidur dengan jalang itu 😒 sudahlah 😞 memang lebih baik lucia menghilangkan
selamanya dan jangan pernah mau dengan grey lagi, biar saja dia jadi milik siluman medusa itu😒😒😒.
jika tidak ingin hidup mu terus digerus sampai kering.