Viona adalah seorang gadis yang terjebak di sebuah pekerjaan hiburan malam, sebelumnya dia di ajak Tasya teman yang baru ia kenal di kota untuk bekerja di sebuah club sebagai seorang pramusaji.
Viona tidak mengira setelah dirinya bekerja selama dua minggu Tante Siska selaku pemilik club itu menyuruhnya untuk melayani seorang laki-laki hidung belang tamu di club itu.
Terjebaknya Viona di club itu malah membawa dirinya bertemu dengan seorang CEO tengil yang bernama Yuda.
Yuda kerap sekali mendatangi club itu hanya untuk bersenang-senang tapi dia tidak pernah sedikitpun tergiur dengan wanita penghibur, tapi entah mengapa semenjak dirinya bertemu dengan Viona dia malah mulai jatuh cinta.
Tasya yang sudah lama menyukai Yuda menjadi sangat benci pada Viona karena menurutnya Vionalah yang sudah merebut hati Yuda darinya.
Bagaimanakah kisah seru mereka selanjutnya? yuk langsung baca...
Happy reading!
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dicerita ini ya readers..Terimakasih🙏😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indaria_ria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Penolakan Viona
Sambil menunggu ojeg langganannya datang, seperti biasa Viona masih berdiri di pinggir jalan sambil sesekali melihat ponsel ditangannya. Biasanya ojeg langganannya seharusnya sudah datang tapi entah mengapa hari ini sedikit terlambat.
Beberapa kali Viona mencoba menghubungi orang itu tapi tak kunjung juga mendapat jawaban, Viona sedikit resah jarak dari tempatnya bekerja ke kontrakannya lumayan jauh sedang ongkos untuk pulang dia hanya mengandalkan ojeg langganan yang mau dibayar bulanan olehnya.
Ponsel milik Viona tiba-tiba berdering, dia segera melihat siapa yang menghubunginya ternyata nomer itu dari ojeg langganannya, Viona langsung mengangkatnya.
"Halo!"
"Halo neng, maaf saya hari ini tidak bisa menjemput neng ditempat kerja, saya hari ini harus membawa anak saya ke rumah sakit, anak saya semalaman sakit neng."
"Oya pak, tidak apa-apa, semoga anak bapak segera sembuh ya pak."
"Terimakasih banyak neng." panggilan berakhir.
Viona memutuskan untuk berjalan sampai menemukan ojeg didepan nanti, pulang jam 6 pagi sangat susah untuk Viona mendapatkan tumpangan.
Sedang asik berjalan tiba-tiba saja ada sebuah mobil yang tiba-tiba saja berhenti tepat di sebelah Viona, disana Viona langsung menghentikan langkahnya dia merasa mobil itu sudah mengganggu arah jalannya.
Kaca mobil sudah mulai terbuka Viona sedikit penasaran siapa sebenarnya pemilik mobil yang sudah sengaja berhenti disampingnya sekarang.
"Apa kamu butuh tumpangan? aku bisa mengantarmu pulang!" suara itu Viona sangat kenal sekali, dia adalah laki-laki yang semalam sudah membuat Viona senam jantung.
"Maaf, terimakasih." Viona menolak tawaran Yuda, mobil yang dikendarai Yuda terus saja mengikuti Viona dari arah belakang.
"Iiih...ngapain si dia ngikutin aku terus!" kesal Viona.
Yuda sedikit kesal dengan penolakan Viona, kini dia langsung menancap pedal gas membawa mobilnya meninggalkan Viona.
"Huh...dasar cowok aneh, bisa ga sih kamu ulangi kata-katamu lagi, aku juga udah capek jalan dari tadi!" gerutu Viona yang sebenarnya gengsi menolak ajakan Yuda.
Masih terus berjalan entah mau sampai kapan Viona sampai dikontrakannya, sedari tadi tak ada satupun tukang ojeg yang lewat, dari kejauhan Viona melihat ada sebuah gerobak bubur ayam yang sedang mangkal di pinggir jalan, kini perutnya sudah mulai keroncongan karena lapar.
"Bang, satu ya? makan sini!" ucap Viona setelah dirinya sampai didekat gerobak bubur ayam.
"Baik mba, silahkan duduk dulu!" ucap ramah abang penjual bubur.
"Kamu?" Viona mengangkat kedua alisnya setelah dia melihat Yuda ternyata juga ada disana sedang asik duduk sambil makan bubur ayam.
"Kenapa? apa kamu lelah dan lapar setelah jalan kaki?" Yuda sedikit meledek Viona, dan ledekannya sudah membuat Viona sedikit sewot, Yuda hanya terkekeh sendiri.
"Ini mba, buburnya." si abang bubur menyodorkan satu mangkuk bubur ayam dengan taburan kerupuk diatasnya.
Viona terpaksa duduk dihadapan Yuda, hanya itu bangku satu-satunya yang tersisa, yang lain sudah penuh dengan orang yang sedang makan bubur ayam juga.
Tanpa sepengetahuan Viona diam-diam mata Yuda mulai memperhatikan wajah Viona yang sedang mulai makan didepannya, Viona sendiri sedikit kesal karena dia tidak bisa leluasa makan karena didepannya ada Yuda yang bisa saja saat ini sedang memperhatikan dirinya makan.
"Iiiih cowok itu kan sudah selesai makan, kenapa tidak segera pergi sih?" lirik Viona kearah mangkuk didepan Yuda.
"Mas Yuda, apa mau nambah lagi?" tanya si abang bubur ayam.
"Oh namanya Yuda?" diam-diam Viona sebenarnya penasaran dengan nama cowok didepannya.
"Sudah pak! saya sudah sangat kenyang." Yuda segera berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri abang penjual bubur, disana dia memberikan beberapa uang lebar untuk membayar bubur ayam yang sudah ia makan.
Yuda sempat melirik kearah Viona saat dirinya akan masuk kedalam mobil, dalam hatinya dia ingin sekali mengajak Viona tapi sepertinya Viona akan menolaknya lagi.
Akhirnya Yuda segera melajukan mobilnya dan pergi dari tempat itu, Viona yang sejak tadi pura-pura menyibukan diri akhirnya memberanikan diri melihat kepergian cowok tengil itu.
"Syukurlah, akhirnya dia pergi juga!" Viona segera menghabiskan suapan terakhirnya, dia langsung berdiri dan berjalan kearah abang bubur ayam untuk membayar semangkuk bubur yang sudah ia makan.
"Bang, berapa?"
"Maaf mba, buburnya sudah dibayar sama mas Yuda tadi."
"Apa? cowok tengil tadi membayar bubur saya?"
"Benar neng!" Viona nampak bingung disana.
"Sebenarnya mau dia apa sih?" Akhirnya Viona kembali melanjutkan perjalanan pulang, untung saja di pertengahan jalan ada ojeg yang berhenti dan menawari tumpangan Viona.
**
Di perusahaan Yuda...
Pagi-pagi sekali Yuda sudah sampai di perusahaannya, baru pertama kali ini Yuda sesemangat ini, setelah Baskoro sakit Yuda berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan perusahaan miliknya.
Memasuki lobi utama nampak suasana masih sepi, jam kerja diperusahaan Yuda memang masuk di jam 8 pagi. Terus berjalan dan akhirnya sampailah Yuda di ruangannya.
Yuda melirik jam di tangannya baru jam setengah tujuh, ini masih terlalu pagi. Dia dengan segera mengambil berkas-berkas dan mulai mempelajarinya.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan, dengan tergesa-gesa Bastian segera masuk kedalam perusahaan. Dibawah tadi dia sudah di beri tahu oleh seorang Satpam kalau pak Yuda sudah berangkat dari pagi-pagi sekali.
"Selamat pagi pak!" ucap Bastian saat dirinya baru saja masuk kedalam ruangan bosnya. Yuda mulai melirik kearahnya.
"Pagi!"
"Tumben sekali pak Yuda datang lebih pagi, kalau begini kan aku jadi bingung sendiri." gerutu Bastian sambil menyibukkan diri mengambil berkas-berkas untuk di berikan pada bosnya.
"Bastian, tolong revisi berkas ini, menurut saya banyak yang harus di perbaiki isi didalamnya."
"Baik pak!" Bastian segera mengambil berkas itu dari tangan Yuda.
"Kalau begitu, saya permisi pak, kalau bapak butuh bantuan saya akan segera datang." Bastian segera keluar dari ruangan Yuda.
"Kenapa Bastian masih memanggil aku pak? tapi biarlah sekarang aku harus bersikap sebagai pemimpin yang harus mempunyai kewibawaan di depan karyawanku, aku tidak ingin mengecewakan papa lagi."
Di dalam ruangannya Yuda malah mulai memikirkan Viona, dia masih penasaran dengan wanita yang mengatakan kalau dirinya bukan wanita penghibur, entah mengapa kali ini Yuda ingin sekali mengenal wanita tadi.
Bersambung...
