NovelToon NovelToon
She'S Become Untouchable

She'S Become Untouchable

Status: tamat
Genre:Tamat / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Ratna Jumillah

Amora Tithania Genovieve atau sering di panggil Mora, telah mati karena pembulyan yang di terimanya di sekolah.
Tiba - tiba sosok jiwa bergentayangan yang kebetulan bernama Mora juga, masuk kedalam tubuh Mora yang mati.

Mora yang kembali hidup itu akhirnya bertekad untuk membalaskan dendam atas pembulyan yang di terima oleh Mora yang telah mati, sebelum dia membalaskan dendamnya sendiri.

Akankah orang - orang sadar bahwa Mora bukanlah Mora?? Dan bisakah Mora mendapatkan keadilan atas Mora yang sudah mati?

BACA A GIRL ENTANGLED IN MEMORIES, untuk mengikuti kisah ini dari awal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 17. Mora datang dalam mimpi.

Mora akhirnya di bawa pulang menggunakan mobil siaga yang berada di sana, guru khawatir Mora ketakutan sampai trauma jadi lebih baik membawa Mora pulang setelah Mora membersihkan dirinya lebih dulu.

"Miss, aku takut." Ujar Mora, dia sedang berakting ketakutan sekarang.

"Jangan khawatir, Mora. Ada saya dan pak polisi di sini bersamamu, kami akan antar kamu pulang." Ujar guru.

Saat ini mobil sedang dalam perjalanan, satu guru dan satu polisi mendampingi Mora dan mengantar Mora pulang.

"Tidak mau, aku tidak mau pulang ke rumah, di rumah pasti ada Aby." Ujar Mora. Mora sangat pandai berakting, sampai tidak satupun orang mengetahui dirinya berpura - pura.

"Di rumah ada Aby? Aby sudah di tangkap, kamu tidak perlu takut." Ujar guru.

"No, Miss. Aby tinggal di rumahku, dia pasti akan membalas dendam padaku setelah ini." Ujar Mora.

"Wait, what?!" Guru itu terkejut.

"Aby adalah sepupuku, dia tinggal di rumahku sejak kecil dan kami tumbuh bersama." Ujar Mora, mulai bercerita.

"Aku tidak tahu mengapa Aby melakukannya padaku, kenapa dia melakukan ini? Padahal dia keluargaku." Ujar Mora, dan menangis.

Guru yang mendengar itu terkejut mendengar bahwa Mora dan Aby merupakan keluarga, karena selama ini tidak ada yang tahu bahwa mereka berdua keluarga.

"Kalau begitu Miss akan menghubungi orang tuamu." Ujar guru. Mora pun mengangguk - anggukan kepalanya.

"Jangan khawatir, sepupumu saat ini sudah di amankan." Ujar polisi.

'Bagus, sesuai rencana.' Batin Mora.

Aby sudah di tangkap oleh teman kelas Mora dan dia menjadi bulan - bulanan hinaan sebelum akhirnya polisi datang untuk menangani Aby dan dua pria cabul itu, Aby hanya bisa menangis dan memohon agar tidak di bawa polisi, tapi nihil dia tetap di bawa.

Dan tidak lama kemudian Mora sampai di rumahnya, terlihat Andreas sudah ada di rumah dan dia langsung menghampiri Mora dan memeluknya erat.

"Mora, kamu tidak apa - apa?" Ujar Andreas khawatir.

"Tanganku sakit papa, mereka menarik tanganku dengan keras." Mora berucap dengan air mata beruraian.

Andreas memeluk dan mengecup pucuk kepala Mora berulang kali, dan itu membuat Mora yang sebelumnya berakting menangis, menjadi menangis sungguhan.

'Tubuh Mora bereaksi lagi, dia pasti menginginkan pelukan ini sejak lama.' Batin Mora.

"Siapa yang melakukan ini padamu, nak?" Tanya Andreas.

"Aby, papa." Sahut Mora sambil mengeratkan pelukannya.

"Aby? Tidak mungkin Mora." Andreas tidak percaya.

"Tuan Andreas, kita harus bicara." Ujar polisi.

Mora melepas pelukanya dari Andreas dan berjalan masuk kedalam rumah di dampingi pelayan yang ikut menyambut Mora dengan khawatir, sementara Andreas berbicara dengan polisi.

"Tuan Andreas, apakah benar saudari Aby tinggal dengan anda di sini?" Tanya polisi.

"Ya, benar. Aby dan ibunya tinggal di rumah ini sejak Aby kecil." Sahut Andreas.

"Begini tuan, saudari Aby sudah menyuruh dua pria untuk menculik dan melecehkan Mora, sekarang dia dan orang suruhan nya sudah di amankan di kantor polisi." Ujar Polisi, Andreas sampai meranga tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Mora sangat ketakutan, tuan. Alangkah baiknya tuan mendampinginya dan memperhatikannya, takutnya Mora mengalami trauma dan memendamnya." Ujar polisi.

Andreas mengangguk - anggukan kepalanya, dia tidak menyangka Aby melakukan hal bejat seperti itu. Menyuruh pria menculik Mora dan melecehkannya, itu adalah perbuatan keji.

"Kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui motif Aby melakukan itu pada sepupunya sendiri." Ujar Polisi.

"Lakukan yang terbaik, pak polisi." Ujar Andreas.

Berpindah ke sisi Mora, dia saat ini berada di kamarnya dan masih berpura - pura lemah bahkan di depan pelayan.

"Non Mora, bibi tidak menyangka non Aby melakukan itu ke non Mora. Padahal selama ini dia yang paling banyak mendapatkan perhatian dari tuan, tapi dia kenapa jahat sekali." Ujar pelayan yang sekarang membantu Mora.

"Aku juga tidak tahu bi." Sahut Mora.

"Bibi bilang saja ke tuan ya non, bibi juga tahu non Aby tidak benar - benar tulus pada non Mora, bibi sering melihat non Aby sengaja membuat non Mora selalu salah di mata tuan." Ujar pelayan.

"Tidak perlu bi, jika setelah kejadian ini papa masih tidak memihak aku dan masih mempertahankan Aby dan ibunya, tandanya papa tidak menyayangiku, itu saja." Ujar Mora.

Mora berkata demikian karena dia melihat pantulan Andreas yang sedang berdiri di ambang pintu kamarnya dari cermin.

"Bibi juga tidak suka non Aby, dia banyak memerintah padahal non Mora yang pemilik rumah ini. Non Aby juga tahu non Mora di rundung, tapi dia tidak bilang pada tuan, bibi yang cuma pembantu di rumah ini hanya bisa mengasihani non saja." Ujar pelayan.

Andreas mendengarnya, dia sudah berkaca - kaca sekarang. Tidah hanya tidak memperhatikan Mora, tapi dia juga tidak tahu bahwa Mora di rundung.

'Maafkan papa, sayang. Papa papa yang buruk.' Batin Andreas.

"Tok! Tok!" Andreas akhirnya memutuskan masuk, pelayan pun langsung berdiri dari duduknya dan menunduk keluar.

"Apakah tanganmu masih sakit, nak?" Tanya Andreas. Ia melihat tangan Mora yang membiru, dan hatinya sedih melihat itu.

"Sedikit, pa." Sahut Mora.

"Jika mamamu masih hidup, papa pasti akan mendapat jeweran dan omelan darinya, karena tidak memperhatikan putri kesayangannya dengan baik." Ujar Andreas.

Entah mengapa hati Mora bergemuruh saat ini, bergemuruh ingin menangis ketika Andreas mengucap sesuatu tentang ibunya.

"Tapi aku bukan putri kesayangan papa." Ujar Mora.

Andreas lantas memeluk Mora, dan dia menangis saat itu juga.

"Maaf kan papa, sayang. Kamu sangat menderita sendirian selama ini." Ujar Andreas. Andreas mengatakan itu dengan hati yang sesak dan sakit.

"Kamu putri papa, satu - satunya putri papa. Papa janji akan menjadi papa yang baik untuk kamu, papa akan lebih memperhatikan kamu. Maafkan papa, hm?" Ujar Andreas.

Mora mengangguk, kali ini bukan hanya tubuh Mora yang bereaksi, tapi Mora sendiri pun ikut sedih. Dia tidak memiliki orang tua dan tumbuh besar di panti asuhan, jadi dia tidak pernah tahu rasanya pelukan kasih sayang orang tua seperti apa.

'Terimakasih Mora, kamu membuatku merasakan pelukan seorang papa.' Batin Mora.

"Papa akan lebih tegas sekarang, perbuatan Aby sudah sangat keterlaluan." Ujar Andreas.

"Aku tidak mau dia ada di sini, papa. Aku takut Aby akan nekat melakukan sesuatu." Ujar Mora.

"Iya, sayang.." Ujar Andreas.

'Akhirnya, tinggal aku mengurus video itu.' Batin Mora.

"Papa aku ingin istirahat." Ujar Mora, Andreas pun mengangguk.

Andreas menyelimuti Mora, lalu mengecup kening Mora dan pergi dari kamar Mora.

"Istirahat yang baik, nak." Ujar Andreas, sebelum akhir nya dia hilang di balik pintu.

Tapi jangan kira Mora sungguhan tidur, setelah Andreas pergi, dia bangun dan bergegas mengambil laptopnya dan membuka file video Aby yang sudah dia edit.

Dan dengan menggunakan akun palsu, Mora mengirim Video itu pertama - tama pada Andreas kemudian pada Roseline yang sekarang sepertinya sedang berada di kantor polisi.

Setelah itu Mora mengirim Video itu di group sekolah, namun dia tidak mengirim keseluruhan adegan, hanya ketika dua pria itu menggerayangi tubuh Aby, tidak sampai ketika mereka berhubungan badan.

"Sepertinya begini sudah cukup." Gumam Mora.

Setelah selesai menyelesaikan misinya itu, Mora kemudian merebahkan dirinya yang entah mengapa terasa sangat mengantuk. Tak sampai satu menit Mora pun lelap dalam mimpinya.

Tiba - tiba Mora berada di tempat yang sama ketika dia pertama kali dia bertukar jiwa dengan Mora yang asli, tempat itu berkabut dan Mora tidak tahu mengapa dia kembali kesana.

"Ini aku mimpi atau aku mati?" Gumam Mora.

Tiba - tiba saja seorang gadis dengan gaun putih selututnya berjalan menghampiri Mora, dan Mora terkejut karena itu adalah Mora yang asli.

"Kamu..." Ujar Mora menggantung.

"Mora, aku Mora." Ujar gadis itu. Dia berjalan dan berdiri di depan Mora.

"Terimakasih sudah masuk kedalam tubuhku, kak Mora. Aku tahu kamu adalah orang baik, karena aku bisa merasakan hatimu. Terimakasih juga sudah membalas mereka yang menyakitiku, kakak telah memberikan mereka hukuman yang tidak pernah bisa aku beri." Ujar Mora asli.

"Terimakasih sudah membuat tubuhku merasakan kasih sayang papa yang tidak pernah aku dapatkan, pelukan itu, kecupan itu, nada khawatir itu.. aku sudah kehilangan semua itu sejak aku kecil, dan kakak membawa semua hal itu kembali." Ujar Mora asli, dia mengatakan itu dengan senyum dan wajah berseri - seri.

"Kamu tidak marah padaku?" Tanya Mora. Mora asli menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Aku sudah tiada, kak. Tubuh itu, milik kakak sekarang. Aku datang pada kakak untuk mengucapkan terimakasih dan selamat tinggal." Ujar Mora asli.

"Maksudmu?" Mora bingung.

"Aku sudah bahagia di sini, Tuhan menukar kita pasti dengan alasannya sendiri. Aku juga bertemu dengan mama ku, aku tidak ingin kembali ke dunia yang tidak satupun orang menerima keberadaanku. Sebaliknya, kakak bisa membuat semua orang menerima kakak, kakak layak dengan itu." Ujar Mora asli.

"Selamat tinggal kak Mora, nama kita sama namun nasib kita berbeda. Terimakasih untuk pelukan dari papa, aku merasakannya." Ujar Mora asli, lalu perlahan sosoknya memudar.

"Tubuh kakak sudah di temukan, sekarang berada di rumah sakit, sedang di autopsi." Ujar Mora asli lagi, sebelum benar - benar hilang.

Mora berdiri dan diam di tempat mencerna semua ucapan Mora yang asli.

'Jadi aku akan selamanya menempati tubuh Mora? Baiklah, maka aku akan memulai hidupku yang baru.' Batin Mora.

'Bagaimana dengan tubuhku, aku tidak memiliki satupun keluarga. Satu - satunya orang yang aku percaya, dia justru menghianatiku.' Batin Mora lagi.

TO BE CONTINUED...

1
D̶͔̭̪̻Hͥ̽ͣ̃̔A̷͙ͭͫ̕N̺̻̔̆ͅI̍̅̀̎̊
keren
Aflona Sero
bagus ceritanya
Hikam Sairi
baca
Ratna Jumillah: Selamat membaca kak.
total 1 replies
Wahyu Purwati
gak ada lanjutannya kah?
berasa cpt bgt cerita nya
Rey Linae
Luar biasa
Marianti Lim
10 m habis begitu saja...gila
Marina Abdul
Luar biasa
Mahyuni Suanti
wkwkwwkwk🤣🤣🤣❤️
Mahyuni Suanti
aduhhhh ya ampunnn sakit mulut ku cekikiann bacanya thorrr🤣🤣🤣🤣🤣
dahsyattt author nya the best💖💖💖
Mahyuni Suanti
sumpahhhh aku bacanya sampek berderai air mata sangkin lucunya🤣🤣
bener" seruuuu ceritanya thorr💖💖💖💖
Mahyuni Suanti
seruuuuuu bangetttt😁😁🫰
Mahyuni Suanti
😍😍😍
Mahyuni Suanti
sumpahhh ngakakkk thorrr😅🤣
tapiii ini seriusss kerenn x ceritanya ada kocak" nya 😁
aku suka x thor❤️❤️
terimah kasih bnyak thor🫰❤️
Mahyuni Suanti: iya sama" thor🥰🥰
Mahyuni Suanti: ☺️❤️❤️
total 5 replies
Lii Art
Luar biasa
Miss Yeye
Keren . Tdk membosankan.
my+ng
bagusssss ceritanya 👍👍👍👍👍👍👍
Ramlah
happy ending 🤗😘🥰🫶 thanks thor baca ceritamu seperti makan permen nano nano semua rasa ada didalamnya 💯% suka
Warijah Warijah
Oh iya Thor . ini sekolah tahun berapa y. Ko ga ada cctv y..secara ini sekolah bonanavid masa g ada cctvnya 🙏
Ratna Jumillah: Ada kak, seperti yang kita tahu, sekolahnya melindungi si Leah. dan saat pembulian terjadi, itu di tempat yang nggak terpantau cctv.
total 1 replies
Ramlah
ngidam bu😅
Ramlah
bhaahahahaha
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!