Jodoh Lewat Wasiat

Jasmine berjalan mundur ketika suaminya menghampirinya dengan tubuh polos tanpa memakai apapun. Ia berusaha menutupi kedua matanya agar tidak lagi terkontaminasi oleh beda tegak menantang yang sejak tadi membuatnya gagal fokus.

"Junjun, sadar Jun, aku takut" pinta Jasmine memohon.

"Ayolah sayang, aku sangat kesakitan ini." Junior menarik tubuh istrinya, ia mulai melepaskan pakaian Jasmine satu persatu meskipun Jasmine berusaha memberontak.

Jasmine masih terus melihat senjata Junior yang sudah siap sejak tadi, ia menggelengkan kepalanya. Ia takut benda itu masuk kedalam miliknya.

"Enggak mau! Aku takut itu sangat besar, enggak akan muat Junjun" rengek Jasmine.

Namun Junior yang sudah sangat bergairah tidak mendengar ucapan istrinya. Ia terus mencumbu sang istri, efek obat itu membuat Junior sangat bersemangat saat ini.

Jasmine berusaha untuk menghindar namun tenaga Junior sangat kuat, Junior pun berhasil melepaskan semua pakaian yang menempel pada tubuh Jasmine.

Junior mencium Jasmine, mungkin karena pengaruh obat membuat ia sangat bergairah. Saking semangatnya ia sampai melukai bibir istrinya.

Junior kembali mencium bibir Jasmine dengan lembut ketika ia melihat istrinya meringis karena merasakan sakit pada bibirnya. Ciuman itu turun ke leher dengan kedua tangannya sudah menguasai dua benda kenyal favoritnya. Jasmine menekan kepala Junior ketika Junior menikmati puncak keindahan dua benda itu.

"Junjun!" racau Jasmine.

Jasmine merasa frustasi dengan semua sentuhan yang diberikan suaminya. Jasmine tersentak ketika merasakan benda tumpul yang menerobos masuk kedalam dirinya. Sakit yang luar biasa, Jasmine rasakan. Ia bahkan sampai mencakar punggung suaminya.

"Sakit, bisa di skip enggak Junjun. Kamu mau perkosa aku?" rengek Jasmine.

Bulir bening membasahi kedua pipinya, bersama dengan darah yang membasahi sprei tempat tidur mereka. Junior yang sudah terbakar oleh kabut gairah terus melanjutkan permainannya meskipun Jasmine memintanya untuk berhenti.

Jasmine yang awalnya menolak dan berteriak kesakitan, kini ia berteriak karena nikmat yang ia rasakan. Sepasang suami istri itu masih saling berbagi kehangatan bersama, karena efek obat membuat Junior ingin melakukannya lagi dan lagi

Jasmine tertidur pulas setelah berkali-kali di gempur oleh suaminya. Entah sudah berapa kali Junior menumpahkan benihnya kedalam rahim sang istri. Junior memeluk tubuh polos Jasmine, lalu ikut memejamkan mata menyusul Jasmine ke alam mimpi.

Sementara itu, saat ini Shireen baru saja sampai di mansion keluarga Adhitama. Ia mendorong motor sportnya sembari memberi kode kepada satpam penjaga mansion agar tidak berisik. Malam sudah sangat larut, ia merasa Oma Nichole pasti sudah tertidur saat ini.

Namun, ketika Shireen masuk ke dalam ia terkejut ketika melihat Oma nya sudah duduk manis di sofa yang berada di ruang tamu.

"Wecheese! Oma kenapa belum tidur?" tanya Shireen tersenyum lebar.

Berharap Oma kesayangannya ini tidak menghukumnya hari ini.

"Darimana kamu Shireen? Kamu udah gede masih saja main di jalanan. Apa kata Ayah Bunda kamu nanti kalau tahu kelakuan anak gadisnya seperti ini?" tanya Oma Nichole sembari bersidekap dada.

"Ya, Oma jangan bilang dong! Oma kan sayang banget sama Shireen, kalau aku dihukum nanti aku di suruh ikut mereka. Nanti Oma sendirian di sini" bujuk Shireen dengan segala akal bulusnya.

Tiba-tiba saja suasana mencekam ketika Opa Lexy datang menghampiri. Nyali Shireen auto menciut ketika melihat Opa nya. Opa nya ini sangat tegas dan sulit dibujuk apalagi disogok.

"Serahin kunci motor kamu sama dompet?" pinta Opa Lexy membuat Shireen bergidik ngeri.

Satu hal yang ia takutkan, ketika motor kesayangannya di sita sang Opa. Shireen mau tidak mau memberikan kunci dan motor. Shireen menghela nafas kasar, ia lalu berjalan sambil menghentakkan kakinya.

"Opa jahat!" protes gadis itu.

"Bisakah kamu bersikap manis dan penurut seperti Ratu?" ucap Opa Lexy malas.

Ya, lagi dan lagi Ratu yang selalu Opa nya puji. Shireen melenggangkan kakinya meninggalkan Opa dan Oma nya.

"Kamu lihat, dia bahkan pergi begitu saja? Entah mirip dengan siapa anak itu" Opa Lexy memijat pelipisnya yang pusing.

"Kamu sudah mengambil sebagian dari nyawanya" jawab Oma Nichole lalu pergi menyusul Shireen.

"Dia seperti itu karena kau selalu membelanya" teriak Opa Lexy.

Tidak Oma tidak cucu sama hobby merajuk.

Pagi menyapa dua insan yang masih setia dibalik selimut tebalnya. Junior tersenyum ketika mengingat kejadian semalam, dimana istrinya menyelamatkan dirinya dari jerat wanita iblis yang selama ini ia anggap sahabat.

Ia pun kembali mengingat permainan panas dirinya dan sang istri. Kini istrinya bukan lagi gadis melainkan telah menjadi milik Junior seutuhnya.

Junior memainkan rambut Jasmine yang menutupi sebagian wajahnya. Ia menciumi wajah sang istri seraya menikmati susu kesukaannya langsung dari sumbernya. Oh astaga seperti ini rasanya menikmati indahnya surga dunia.

Jasmine mengerjap ketika merasakan gelenyar aneh ketika suaminya memainkan dua benda miliknya dengan mulutnya. Saat ini suami dinginnya itu terlihat seperti bayi yang menggemaskan.

Namun Jasmine kembali mengingat ketika Junior berhasil melakukannya semalam. Ia menangis histeris, Junior merasa ada yang aneh dengan istrinya. Ia memeluk Jasmine, ia menatap manik mata yang saat ini terus menangis.

"Kamu kenapa Hem?" yang Junior penasaran.

"Kamu jahat! Kamu perkosa aku!" sentak Jasmine tergugu.

Hah?

Junior tercengang mendengar ucapan istrinya, mana ada seorang suami memperkosa istrinya.

"Mana ada suami perkosa istri? Kamu ini suka aneh-aneh!" tukas Junior.

"Kamu paksa-paksa aku semalam, aku kan kesakitan tapi kamu tetep aja ngelakuinnya" rengek Jasmine menangis seperti anak kecil yang kehilangan mainannya.

"Apa kamu lebih rela aku melakukannya dengan wanita itu?" tanya Junior membuat tangisan Jasmine terhenti.

Wanita itu menatap tajam Junior, ia mengerucutkan bibirnya sambil bersidekap dada.

"Kalau kamu ngelakuinnya sama wanita lain, aku sunat kamu!" ancam Jasmine dengan tatapan menyalang.

"Terus kenapa aku enggak boleh sentuh kamu?" tanya Junior lagi.

"Sakit," jawab Jasmine pelan.

"Sakit tapi abisnya enakkan?" tanya Junior lagi membuat Jasmine menutupi wajahnya.

Junior tidak boleh melihat wajah Jasmine yang memerah saat ini.

"Pokoknya aku mau laporin kamu!" wanita itu kekeh masih tidak rela.

"Laporin sana, yang ada kamu diketawain nanti" tantang Junior lalu terkekeh.

Jasmine kembali menangis menutupi wajahnya, Junior memeluk tubuh polos istrinya. Ia membelai rambut indah yang menutupi wajah cantik istrinya itu.

"Nangis kenapa lagi sih?" tanya Junior dengan lembut.

"Aku udah enggak perawan lagi" jawab Jasmine terisak.

Astaga

Junior merasa pusing dengan tingkah istrinya ini, tiba-tiba saja ia memiliki sebuah ide. Junior memeluk tubuh istrinya membuat tubuh polos mereka kini saling bersentuhan.

"Kamu mau apa?" tanya Jasmine dengan tatapan penuh curiga.

"Aku mau balikin keperawanan kamu" jawab Junior sembari memasukkan kembali miliknya kedalam tempat favoritnya saat ini.

"Enggak gini juga konsepnya, Junjun!" teriak Jasmine membuat Junior tergelak.

Permainan panas mereka pun kembali terjadi.