NovelToon NovelToon
Papa, Mama Jadi Hantu 2

Papa, Mama Jadi Hantu 2

Status: tamat
Genre:Tamat / Keluarga / Kumpulan Cerita Horror / hantu
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: 3112

Kehidupan yang kualami semenjak kecelakaan itu sungguh berat. Aku mesti sendirian menghadapi hidup. Hingga harta kekayaanku habis. Semua kulakukan untuk penyembuhan, pengobatan, dan lain sebagainya demi keseharianku yang sudah enggan di lakukan. Bahkan orang mengira kalau aku kena depresi. Sehingga tak bahagia. Dan yang kulakukan hanya merenung. namun hari hari ke depan mesti di lalui dengan semangat dan keceriaan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 3112, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 32

“Ayo pa.“

Anakku menarik-narik tanganku, sampai aku kesulitan berjalan. Makanya jalan sembari condong ke belakang, namun kaki berusaha melangkah terus.

“Kemana?“

Aku hanya bisa bertanya itu. Soalnya memang kebingungan sama anak jaman sekarang yang kalau sudah inginnya begitu, maka dia merengek terus. Sampai keinginannya di turuti.

“Kita nonton.“

“Dimana?“

“Di bioskop.“

“O.“

Aku hanya manggut-manggut. Kali ini baru paham. Serta hendak kemana Langkah di tuju. Paling ke tempat yang biasa itu. Dimana ada empat Gedung. Yang dua besar dengan kapasitas lebih dari ratusan. Dan yang kecil lebih berisi sedikit. Itu karena menyesuaikan dengan tersedianya ruang sela, yang kala pembuatannya hanya untuk di gunakan sebagai lokasi jual beli. Tapi kemudian di buat tempat hiburan di mana banyak terjadi pembunuhan. Makanya jadi banyak hantu dan criminal. Walau setelah film bubar, pembunuhan juga usai. Dan hantu Kembali ke tempat tidur artis masing masing.

“Ya.“

“Beli.“

“Berapa.“

“Dua.“

Begitu setelah sampai di depan loket. Dimana antrian lagi tidak terlalu banyak dan mengular. Maklum meskipun ada aplikasi, terkadang masih suka beli tiket langsung. Buat para pemilik, hal itu sebagai semacam promosi, Dimana banyak yang antusias dalam melihat pertunjukan. Sementara bagi para calon penonton, membuat tidak ribet. Dan jika ada keinginan atau kepentingan lain yang mendadak, Dimana waktunya berbenturan, maka duit tidak hilang. Beda kalau terlanjur beli, yang akan merasa sayang.

“Mana cuma satu orang juga.“

Ujar petugas yang celingukan melihat penonton yang beli tiket tak ada.

‘Pokoknya dua!’ Teriakku mangkel. Masa beli dua nggak boleh. Apa-apaan sih.

“Ah, nggak bisa. Satu ya satu. Orang satu orang, minta dua. Nanti kalau ada yang mau nonton gimana. Kehabisan. Maka kita yang akan rugi,“ jelas petugas penjual tiket berbarengan dengan makanan dan minuman yang bagi kita sangat mahal. Dia menjelaskan sejelas-jelasnya dengan penuh kesabaran.

“Huh…“

Aku pun masuk. Kebetulan memang tak terlalu lama kita menunggu. Walau waktu tayang sedikit molor.

‘Nih disini.’

“Disini pa.“

Anakku menunjuk sesuai dengan nomor kursi yang memang buat kita. Dengan harga yang sama dengan yang lainnya. Walau kali ini para penonton lumayan banyak. Sehingga ruangan yang luas itu langsung terisi penuh. Dan membuat kita tak kesulitan mencari tempat duduk. Karena kalau tempat duduk orang namun di duduki, bakalan ramai. Apalagi sudah terdeteksi dari sensor infra red yang di pasang pada bagian atas, untuk mendeteksi para pengunjung yang sudah datang atau belum guna menontonnya. Makanya terkadang langsung ketahuan kalau beda tempat duduk. Sehingga akan di pindah ke posisi di mana mesti sesuai dengan nomor dia duduk. Sehingga akhirnya tertib dan sesuai dengan keinginan semua penonton. kArena, buat yang tak terbiasa, bakalan kesulitan melihat nomor yang kecil. Tapi yang sudah langganan, akan langsung paham posisinya. Lagian posisi mana yang paling nyaman juga akan tahu. Sehingga kalau letaknya sudah tak enak, dia akan langsung tahu berada di posisi yang salah.

“Ada yang kosong. Satu kok masih ada juga.“

“Entahlah.“

“Pokoknya bangku ini tadi kosong.“

“O.“

Yah, bangku yang aneh. Bangku kosong. Seakan penuh misteri. Namun bukan demikian. Kali saja ada yang telat. Atau lagi ada kepentingan. Maka dari itulah ruginya jika memakai aplikasi. Yang sudah terlanjur membayar, tapi mendadak ada kepentingan mendadak dak. Jadi tak bisa di Tarik. Sebab merasa sudah membeli kursi. Kalau di Tarik maka penyelenggara yang rugi. Sebab mestinya ada yang duduk, tapi tetap kosong. Sehingga tak bisa mendapat pemasukan dari bangku yang batal di duduki itu. Beda kalau tetap membayar, maka mau nonton atau tidak, yang penting sudah di bayar.

“Penuh ya?“

“Iya.“

Memang tidak selamanya bioskop demikian. Terkadang hanya Sebagian saja yang terisi. Atau bahkan Cuma satu orang. Ini yang sedikit mengecewakan. Kalau tidak ada sama sekali sih tak usah di putar. Makanya terkadang ada yang menerapkan kalau penonton tak sampai sepuluh bakalan tidak di putar. Sebab akan merasa rugi. Tapi bagaimana lagi kalau sudah di jadwal. Paling esok harinya sudah tak di putar atau di ganti dengan yang baru. Sebab yang baru bakalan lebih membuat penasaran. Mungkin pada ingin melihat. Setelah di rasa bagus, akan bercerita pada yang lainnya. Dengan kata lain, kalau bagus di katakana pada semua orang, tapi jika kurang baik, bilang pada si penjual. Itu yang di inginkan semua pihak, jadi nantinya akan saling memperbaiki, dan saling berbagi kisah. Itulah makanya kalau bagus seperti sekarang ini, akan penuh dengan luber-luber, bahkan kalau si pelihat lebih dari satu, bakalan mending di jam lain yang masih tersedia. Karena biasanya akan suka menonton rombongan. Walau bukan keluarga, dan anak istri, tapi saling kenal saja. Mungkin anak tetangga yang ingin ikut. Nanti bakalan patungan di depan kasir untuk mengganti biaya karcis yang sudah kadung di beli. Dengan demikian akan saling bisa menyenangkan namun tidak merugikan orang lain yang bukan apa-apa. Beda kalau keluarga, baru si ayah yang biasanya membelikan semua orang, akibat honor hari raya sudah cair. Pokoknya seperti beli makanan juga begitu. Akan saling patungan kala membayar di hari akhir. Jadi semua akan senang dan saling merasakan. Juga di kala Tengah kumpul. Nanti jika masing-masing sudah berkeluarga tak bisa demikian. Dan hanya bakalan saling lempar tanggung jawab. Inilah asiknya berbarengan.

“Nah mulai..“

Kami senang. Saling diam. Semua merambat sampai judul usai yang sekitar seperempat jam itu. Tahu tahu ada suara berderit dan hentakan keras. Mulai pada muncul hantunya. Makanya membuat pada takut. Seisi bioskop menjerit. Bahkan ada yang lebih sekali. Ini sangat-sangat membuat berdiri bulu roma. Selain gambarnya sangat menyeramkan, dengan iringan suara misterius yang bikin semakin takut jadinya.

“Hih…“

“Kenapa?“

“Takut pa.“

“Nggak papa. itu Cuma film nggak sungguhan.“

“Tapi, cerita sekarang sangat menyeramkan ini.“

Terus saja demikian. Namanya juga film horor, yang terkadang di campur dengan thriller mencekam. Membuat semua pada bergidig. Terutama yang sebenarnya kurang suka horor. Akibat penakut, tapi nanti kalau di kelas pada berkisah, dirinya tak melihat maka akan dikata-katain. Mendingan begitu. Ikut nonton, walau nanti di dalam sekedar menutup mata dan muka sampai pertunjukan berakhir. Toh sama saja yang penting pernah melihat. Jadi tak ketinggalan berita bila mereka-mereka pada berkisah akan keseraman film yang lagi viral itu.

“Nah selesai.“

“Selesai.“

Soalnya sembari menutup muka. Apalagi kalau ada gambar mengerikan dengan suara yang keras mengagetkan.

“Iya.“

“Yuk pulang. lain kali kita nonton yang ketawa dari awal sampai akhir ya pa,“ ajak anakku.

“Mana ada yang seperti itu.“

“Ya kali, ada.“

“Ya.“

Aku hanya mengiyakan. Supaya dia lega.

1
cahaya3112
yuk 👍
cahaya3112
mari 👍👍
Andrias CPC
yuk 👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!