NovelToon NovelToon
Antara Benci & Cinta

Antara Benci & Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak
Popularitas:20.3k
Nilai: 5
Nama Author: Eflin Manopo

Liana Mikha Smith

Ibarat jatuh tertimpa tangga lagi, mengalami buta dan harus menerima pernikahan yang tak berdasar pada cinta.

Arsen Christoper Miller

Dengan dalil menjaga nama baik keluarga harus bersedia menikah tapi dengan mengajukan satu syarat. cerai setelah pulih kembali.


Ikuti kisahnya AB&C...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eflin Manopo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 32

Arsen masuk kedalam setelah mengantar mamanya Natalie sampai di teras depan.

Dia masuk tak mendapati Liana disana. Mungkin istrinya sudah berada di kamarnya.

Dan benar saja, Rosa keluar dari menuntun Liana kekamar.

"Rosa...katakan pada...nyonya..untuk makan malamnya biar dimeja makan saja..tak perlu diantar ke kamarnya.." Arsen berniat makan malam bersama Liana, karena dia berpikir tidak baik kalau bicara dengan Liana dikamar istrinya itu. Secara dia ingin mengatakan sesuatu dengan Liana, dan tak mau lagi timbul masalah lebih dari kemarin-kemarin. Kapok dia karena menghukum dirinya sendiri.

Dia sempat memikirkan hal ini tadi waktu diteras.

Sudah cukup dia kena buli asistennya, dan tak mau lagi bersikap aneh sehingga orang menganggapnya kurang waras.

Rosa tampaknya sudah masuk kembali kekamar Liana.

"Nyonya.." Ucap Rosa saat sudah berada didalam. "Itu..kata tuan...untuk makan malamnya biar dimeja makan saja..tak perlu diantar kekamarnya...begitu tadi kata tuan.." Ujar Rosa lagi mengikuti ucapan tuannya.

Liana tampak mengernyit. Apalagi yang Arsen inginkan kali ini. Kenapa Arsen bilang seperti itu. Kan kemarin-kemarin juga Arsen yang menyuruh Rosa untuk tidak menyiapkan makan malam untuk dirinya dimeja makan. Tapi ini berubah lagi.

"Kata tuan..nyonya tidak boleh makan dimeja makan lagi..tapi harus makan dikamar saja.." seperti itu kata Rosa yang diingat Liana.

Rosa sudah keluar lagi, untuk membantu menyiapkan makan malam. Dan Liana masih duduk diam berpikir keras. Kali ini dia harus lebih berhati-hati dan lebih kuat kalau ada kata-kata menyakitkan. Tapi dia bertekad akan melawan Arsen kalau pria itu macam-macam lagi.

Sementara suaminya didalam kamar, sedang mondar mandir tak jelas. Kali ini dia bingung menyusun kata-kata menjadi kalimat yang pas agar tidak menyinggung.

Karena jika Liana sedih, dirinya juga kena. Jika Liana marah, dia jadi ikutan marah.

"Sial..cuma karena gadis itu..aku jadi bodoh..memangnya dia siapa..?" Gumamnya kesal. Arsen beralih ke balkon, untuk menikmati udara malam agar sedikit tenang.

Tapi bintang tak ada yang nampak satu saja batang hidungnya semakin membuat hatinya suram, saat pikirannya tiba-tiba mengingat kata Liana ingin pergi dan menjauh.

(Tidak...ini cuma karna rasa bersalah saja..aku memang orang baik..makanya bisa peka dengan keadaan orang lain..) Batinnya.

Sejenak dia memikirkan Rebecca. Dan ini bisa menjadi pengalihannya pada Liana.

Bagaimana kabar Rebecca sekarang. Apa benar kata Tania kalau Rebecca sedang terpuruk. Benarkah gadis itu terluka. Tapi mengapa Rebecca tidak menghubunginya lagi. Semakin jauh dia berpikir tentang bagaimana kalau Rebecca menjauh dan tak dapat dia jangkau, hatinya biasa saja tanpa ada rasa sesak.

Apa benar aku jatuh cinta hanya karena terasa sesak saat melihat Liana sedih, terluka dan pergi?

(Ini gila..tidak ada yang namanya cinta hanya karena merasa sesak...aku akan mencoba menjauhinya...mungkin itu lebih baik..)Batinnya.

Pria itu diam sejenak. Merasakan hatinya tidak merasakan apa-apa.

(Hmm...lihat kan..aku tidak merasa sesak!? berarti biar aku saja yang menjauh..) Batinnya lagi. Dia sedang berperang dengan dirinya sendiri.

Tok Tok Tok

suara pintu kamar Arsen diketuk dari luar.

"Tuan waktunya makan malam..ini saya bawakan makan malam tuan.." Ujar mbok Mirna.

Arsen berjalan kearah pintu, membukanya.

"Bawa kembali ke bawah mbok..biar dimeja makan saja.." Ujar Arsen. Dan mbok Mirna mengangguk membawa nampan itu ke bawah.

Arsen turun setengah berlari dari atas tangga. Dilihatnya Liana sudah ada di meja makan lebih dulu. Jantung nya jadi berdebar.

Sial..gumamnya pelan sekali.

Pria itu duduk diam. Tapi kelihatannya nervous. padahal tak guna juga dia nervous. Kan Liana tak akan tau perubahan apa pada dirinya.

Mbok Mirna menyiapkan makanan buat nyonya mudanya. Sementara Arsen menyiapkan sendiri makanannya.

Acara makan mereka masih dalam diam.

Liana tak bisa makan melalui piring. Dia menggunakan mangkok saja dan sumpit. Agar lebih muda untuk makan.

Meski begitu, cara dia makan tampak elegan. Mungkin karena dia harus berhati-hati agar makanannya tidak belepotan.

Arsen jadi sering mencuri-curi pandang kearahnya. Saking sering menatap Liana, tak sadar dia menggigit cabe merah sebesar jari kelingking. Sontak dia melepas sendok makannya dengan kasar dan meraih air untuk segera dia minum.

Liana dapat mendengar keributan kecil itu, langsung menghentikan acara makannya. Dia pikir Arsen sedang marah karena ada dirinya disana. Dia juga segera menggeser kursinya kebelakang berniat pergi dari sana.

Arsen yang sedang meneguk air dalam gelasnya, sempat melirik gerak gerik Liana. Saat Liana hendak berdiri dan meraih tongkat kecilnya, Arsen buru-buru meraih tangan Liana.

"Duduk..dan habiskan makanannya..jangan buang-buang makanan..ini semua hasil dari jerih lelahku.." Ucap Arsen. Menumbalkan Liana akibat rasa terbakar di mulut dan lidahnya.

Berbarengan rasa sakit di dadanya saat melihat Liana hendak pergi.

Liana hanya menarik napasnya dalam-dalam agar bisa tenang. Tanpa mengeluarkan suara. Gadis itu meraba alat makannya untuk kembali melanjutkan sisa makannya.

"Ganti saja dengan yang lain...itu sudah terlalu dingin.." Ujar Arsen lagi seenaknya.

Liana kini diuji kesabarannya. Dia tak bisa mengganti begitu saja makanannya. Mbok Mirna sudah beralih kedapur belakang. Rosa juga tidak tampak. Ini pasti ulah Arsen membuatnya tak berdaya dan menjadikan dia itu tontonannya. Liana jadi suka salah mengartikan semuanya.

Padahal Arsen sempat menyuruh mereka menjauh melalui isyaratnya, karena ada yang ingin dia katakan pada Liana.

"Maaf...tapi aku sudah kenyang.." Akhirnya Liana mengatakan itu karena ketidak berdayanya.

"Ini makan saja.." Ujar Arsen. Setelah selesai mengambilkan makanan baru bagi Liana. Dia memberikan mangkok itu juga dihadapan Liana.

Liana masih tak bergeming. Dia merasa ada yang aneh pada Arsen.

"Ini makanan kamu..cepat habiskan..setelah itu aku ingin bicara.." Ujar Arsen memegang tangan Liana dan menuntun tangan itu ke mangkok tadi.

Liana pun tak mau lama-lama lagi berpikir, langsung mengambilnya dan segera makan dengan lahap agar cepat selesai makannya. Arsen dibuat ternganga. Dasar aneh. Pikir Arsen.

Setelah selesai keduanya makan, Arsen langsung bicara.

"Saya tidak akan membawa anda ke Spanyol...saya kesana untuk bekerja..tapi jangan sampai mama, papa atau Sebastian tau hal ini.." Ujar Arsen akhirnya.

Liana bisa. Menebaknya. Karena tadi dia sempat memikirkan juga hal ini saat masih dikamar. Arsen tak ingin direpotkan dengan kehadirannya yang selalu harus dibantu orang lain. Belum lagi ras malu beristrikan orang buta. Itu yang sempat terbersit dipikiran Liana. Dia tersenyum miris.

"Tapi saya tidak tau caranya bagaimana...agar mereka tidak tau mengenai ini.." Balas Liana. Dia tidak bisa melihat jadi mungkin itu yang dia takutkan. Secara orang lain bisa melihatnya. Bagaimana jika Sebastian datang kemansion Arsen dan melihatnya disini, sedang Arsen ada di Spanyol.

"Saya akan membawa anda di apartemen saya..biar Rosa yang menemani..." Ujar Arsen. Keduanya sama-sama memandang kedepan. Arsen memiliki apartemen sebelum dia membeli mansion mewahnya ini.

"Baik...terserah tuan saja.." Ucap Liana pasrah.. Dia tak peduli apapun selain ketenangannya saja.

Arsen menatapnya sekilas. Agak gusar juga dia mendengar itu. Arsen jadi marah kalau Liana seperti ini. Dia terbiasa dengan pemberontakan Liana Pria itu suka dengan sisi lain dari Liana. Membelalak lucu, bingung, terkejut hingga berubah merona malu.

Tapi sebelum dia semakin jauh mengingat itu, dia menepis jauh-jauh rasa itu. Dia tak ingin membiarkan hatinya bermain seenaknya lagi.

Minggu depan hari Senin. Berarti tiga hari lagi, dia akan ke Spanyol. Arsen ingin cepat-cepat waktu itu tiba.

Diam dan hening membuat Liana mengira tidak ada lagi pembicaraan lain. Dia menggeser kursinya kebelakang dan berdiri hendak pergi.

Arsen pun ikut berdiri sejajar istrinya.

"Tunggu..saya akan usahakan secepatnya...untuk membawa anda ke dokter terbaik di Jerman..setelah pekerjaan saya ini selesai.." Ujar Arsen lagi. Pria itu juga hendak pergi. Tapi kemudian berhenti saat Liana mengucapkan,

"Terima kasih.." Jawab Liana singkat.

Setelah mendengar perkataan Liana, Arsen langsung beranjak naik menuju kamarnya. Begitupun dengan Liana, dia berjalan meraba dengan tongkatnya perlahan-lahan hingga kekamar nya.

Dikamar Arsen tampaknya lega. Dia bisa bicara normal kali ini. Emosinya bisa dia kendalikan. Sungguh mudah baginya. Karena sekarang pikirannya fokus pada mengurus perusahaan papanya di Spanyol. Dia ingin menjauh dari istrinya saja pasti itu yang terbaik.

Liana di kamarnya juga antusias menanti kesembuhannya. Dia merasa ada harapan bagi hidup dan masa depannya.

•••••••••••••••••••••••

Keesokkan harinya, Arsen kekantor tanpa beban. Kali ini dia jadi kembali normal. Pria itu segera menelpon asistennya untuk datang kekantor karena pekerjaan menumpuk. Ini salahnya yang ingin menyibukkan diri tempo hari sampai-sampai berani menerima beberapa proyek. Dia harus segera mempersiapkan segala sesuatu agar kepergiannya ke Spain lancar dan tak terganggu. Sebastian juga sempat diperintahkan nya datang kekantor hari ini.

"Pelajari semua tentang ini Sebastian..aku tidak ingin pekerjaan di spanyol terganggu dengan yang ada disini..kalian berdua yang harus bertanggung jawab penuh untuk semuanya.." Ujar Arsen menyerahkan beberapa berkas proyek yang melibatkan perusahaan keluarganya. Jangan sampai ada kerugian sedikitpun. Begitulah prinsip para pebisnis.

"Jangan takut..aku bisa cepat memahami...ternyata ini lebih mudah dari mengotak atik mesin.." Ucap Sebastian enteng.

Ini kan hanya soal kertas saja pasti mudah. Tinggal baca dan pelajari, bagaimana agar menguntungkan pihaknya. Begitu kan? Pikirnya pula.

"Jangan sombong...kamu harus butuh kecerdikan dan peka dengan keadaan...banyak perusahaan yang saling berebut menjadi yang terdepan dan terbaik..dalam bisnis kamu harus tau apa itu permintaan dan penawaran..semakin tinggi permintaan semakin baik..tapi jika semakin tinggi penawaran maka semakin merugi kita..usahakan harga saham diwarna hijau..kau mengerti..?" Ujar Arsen panjang lebar.. Berharap Sebastian mengerti cara berbisnis yang benar.

Mereka sedang mendapat proyek bersama pihak otomotif jepang, untuk mobil listrik, dan kereta listrik. Jadi mereka juga harus bekerjasama dengan pihak pemerintah.

Beruntung dia bisa merekrut orang-orang yang berintegritas dan kompeten menjalankan tugas mereka masing-masing. Tujuan utama dari semua itu, adalah bisa saling menguntungkan antara pegawai dan pemilik perusahaan.

Arsen selalu bisa unggul dari pebisnis yang lain. Pria tampan itu bisa dengan mudah mempertahankan perusahannya pada level pertama perusahaan swasta dalam negri bahkan bisa berada diurutan kelima dunia.

Miller Automotive Company atau disingkat MAC ini sangat terkenal dengan produk berkualitasnya.

Dulunya perusahaan Miller didirikan kakek Arsen yang berasal dari Inggris, yakni William G Miller. Ada beberapa merek terkenal dari perusahaan yang diakuisisi William G Miller. Termasuk Vulcan, Chevron, Boniface, dan Jige di inggris.

Hingga mereka membawa merek itu untuk digunakan MAC pada setiap produk pilihannya. MAC juga bekerja sama dengan pihak otomotif Jepang dan China.

1
Maya Ellydarwina
lanjut yang banyak dong thor 🥰🥰🥰🥰🥰🙏
Mia Syara
lanjut thor👍
nita bonita
lanjutt thoooorrrrr
Maya Ellydarwina
ceritanya sungguh bagus dan menarik,di tunggu kelanjutan nya thor 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Maya Ellydarwina
cerita nya bagus,mampir ah 🥰🥰🥰🥰
Eve❤️: kasih saran dan kritiknya yah😁🙏
total 1 replies
Pertama Satu
asyik..lanjut
Pertama Satu
lanjutttttt
Pertama Satu
up
Pertama Satu
👏👏👏mantap
Pertama Satu
👍👍👍👏👏💪💪
Mia Syara
update lagi thor👍
Eve❤️: makasih udah mampir🙏
total 1 replies
Mia Syara
Cerita nya bagus..salam dari Malaysia thor👍
Eve❤️: makasih🙏
mohon saran dan kritiknya yah😁
total 1 replies
aimi Lyy
Lumayan
Anita Jenius
Salam kenal kak.
Ceritanya keren kak.
5 like mendarat buatmu thor. semangat ya.
Rima R P
pusinh thor baca nya mending jangan di ganti nama liana nya biar tetep enak di baca nya
Eve❤️
👍👍👍👍👍
Nrh 👠👄💥💫
yaah bisa2nya liana dsuruh ngumpet diapartment bang, nti sesak lho hati abang arsen, sungguh terlalu, semangat othor love love
nita bonita
next
nita bonita
aku datang 🤣🤣
Rahayu Nuniek
waahh makin seruu aja, sabar ya liana, smoga matanya bisa melihat kembali, dan bisa menjauh dan menghilang dr tuan arsen yg arogan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!