NovelToon NovelToon
Dear A

Dear A

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Putri Pena

Dear A... Kupersembahkan catatan kecil ini untukmu. Kurangkai kisahku disini, seperti janjiku padamu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mandiri di usia 16 tahun

Setiap hari sejak saat itu A, aku sangat senang. Aku berharap mendapat pesan darimu setiap hari. Ya kamu mengisi hari-hariku yang sepi.

Walaupun kamu bilang belum bisa menjadi pacarku, tidak apa apa, aku akan menahan perasaan ini supaya tidak berlebihan. Semoga tetap di fase suka.

Akhirnya A, Juli 2006 aku lulus SMA. Aku sempat ditawari beasiswa oleh salah satu kampus di Denpasar. Sempat aku bilang ke ibu dan bapak, tapi ibu bilang, "kuliah tidak hanya soal belajarnya saja, walaupun gratis, biaya hidup di Denpasar apa bisa gratis juga?" Kata ibuku mengomel sambil mencuci baju di sungai. Aku menghela nafas, sambil membantu ibu memeras baju yang sudah dicuci.

"Aku bisa sambil kerja bu,"

"Kamu kira gampang kuliah sambil kerja!"

"Nggak usah kuliah, kamu kerja aja di mini market sini, banyak kok anak-anak di kampung kita yang hanya tamatan SD, SMP, bisa menghasilkan uang. Kamu harusnya bersyukur ibu bisa menyekolahkan kamu sampai SMA"

Aku terdiam, ya benar kata ibu, harusnya aku bersyukur ibu mau menyekolahkanku sampai SMA. Padahal waktu itu ibu bilang

"Udah langsung kerja saja, jadi pembantu di Denpasar, atau jaga toko, seperti anak-anak kampung kita yang lain"

"Aku mau sekolah bu, sampai SMA aja, aku nggak mau kerja jadi pembantu, aku mau jadi orang sukses, merubah hidup keluarga, aku nggak mau tinggal di desa, aku ingin nanti kerja di kota dan mendapat pekerjaan yang bagus, bukan pembantu" jelasku pada Ibu

****

Setelah pengumuman kelulusan A, Bapak mengantarkanku ke Ubud. Aku sempat berpamitan ke Kakek dan Nenek, Kakek memberiku uang saku 150.000 aku senang banget A. Akhirnya aku keluar dari rumah ini. Aku ingin mandiri, aku ingin mengubah hidupku, aku ingin meraih impianku. Itulah penyemangatku ketika bapak menawarkan pekerjaan di Ubud.

Ubud adalah salah satu tempat wisata di Bali. Ubud cukup terkenal, ya aku menaiki Vespa diantar oleh bapak. Kami langsung menuju sebuah art shop di pusat Kota Ubud.

Sebuah Art Shop yang menjual Baju bermerek untuk para turis. Tokonya sangat bagus, ada AC nya. Karyawannya juga cantik-cantik. Aku melihat diriku dari atas sampai bawah, yakin aku bisa diterima disini? Wajahku penuh dengan debu di sepanjang perjalanan. Apalagi kulitku yang sudah hitam terkena panas cahaya matahari selama hampir 2jam.

"Namanya D dari Jembrana. Mulai besok dia akan kerja bersama kalian, jadi Bli Yan harap kalian bisa mengajarkan D cara berjualan, dan bahasa inggris supaya dia bisa berkomunikasi dengan tamu-tamu"

Pak Yan menjelaskan panjang lebar, dia adalah bos di Art Shop ini. Tepatnya dia adalah ipar dari bapakku, suami dari kakak bapakku. Karena itulah lebih gampang untukku mendapat pekerjaan tanpa interview.

Aku senang banget A, bisa bekerja di Ubud. Tetapi kehidupanku di Ubud waktu itu ternyata sama saja dengan kehidupan di kampung. Sama-sama menderita. Aku dititipkan di rumah Pak yan, sambil menjaga ibunya Pak yan. Aku memanggilnya Dadong ( panggilan nenek di Bali ). Dadong memang baik, tapi aku ternyata tidak bisa hidup di rumah orang lain. Setiap malam aku menangis merindukan orang tuaku. Setiap berangkat kerja aku harus minta tolong orang rumah untuk mengantarku. Karena aku belum punya motor. Aku merasa segan harus minta tolong, kadang ketika aku pulang kerja aku juga harus nebeng dengan teman kerjaku yang rumahnya dekat dengan Pak yan.

Nggak hanya itu A, aku juga nggak enak minta makan di rumah Dadong. Impianku tinggal jauh dari rumah adalah supaya aku bisa bangun siang, tidak ada lagi teriakan ibu yang membangunkan ku di pagi hari. Tapi disini, aku nggak berani bangun siang A, aku nggak berani makan sebelum ditawari makanan. Pokoknya aku tidak suka disini, apalagi A aku tidak punya HP. HP yang aku pakai waktu di rumah aku berikan ke Bapak. Biarlah bapak yang bawa HP jadi kalau ada apa apa aku bisa menghubungi bapak lewat telpon di Artshop.

"Sudah 2 minggu disini, kamu belum berani handle tamu juga D?"kata Pak yan padaku.

"D masih malu malu Bli Yan" seniorku menjawab,

Aku tertunduk malu, sebenarnya aku bisa, aku mengerti dengan apa yang tamu-tamu itu katakan, hanya saja aku agak susah ngomongnya. Aku takut salah menjawab.

"Pak yan kasi kesempatan lagi 3 hari D, kalau kamu masih belum bisa, kamu balik ke Jembrana" Pak Yan menatapku serius.

Aku hanya bisa mengangguk, sambil menghela nafas panjang.

Mandiri itu susah untuk anak yang baru lulus SMA di usia 16 tahun.

Aku kangen bapak dan ibu, air mataku menetes sambil memandangi foto mereka

Juli, 2006

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!