NovelToon NovelToon
Beetwen Love And Religion

Beetwen Love And Religion

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: hellokyul

Mencintai memang tak selamanya akan berjalan dengan mulus, begitu pula dengan kisah Kannita Gabriella, yang secara tak sengaja menyukai sesosok pemuda yang terlihat menyukai teman dekatnya, namun ternyata justru diam-diam menyukai dirinya. Dan ada juga sahabatnya yang ternyata juga menyukainya sejak lama. Dibalik kisah tersebut, ia diambang dilema memilih untuk yang seiman atau tidak seiman. Bagaimanakah Kannita dalam menghadapi perasaan semunya itu? Kepada siapakah hatinya akan berlabuh?

Penasaran dengan kisahnya? Yuk kepoin ya 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hellokyul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 28

Sudah satu bulan sejak Kannita menghindari Asher. Tak satu kata pun terucap di antara mereka, dan kesunyian itu terasa menyiksanya. Asher merasa sesak, tidak tahu harus bagaimana lagi mengatasi kesalahannya.

Pada suatu hari, tepat saat istirahat, Asher secara tidak sengaja melihat Kannita yang sedang duduk sendirian di taman sekolah. Hatinya berdetak keras, merasa bahwa inilah saat yang tepat untuk mencoba memperbaiki hubungan mereka.

Tanpa ragu, Asher menghampiri Kannita dengan langkah yang mantap. Dia berdiri di depannya, mencoba menyembunyikan kegugupannya di balik senyum tipisnya.

"Nit," panggilnya dengan suara lembut, mencoba menembus dinding yang telah dibangun oleh kesalahannya.

Kannita mendongkakkan wajahnya keatas, tepat arah Asher dengan ekspresi campuran antara kaget dan ragu. Hatinya berdebar keras, tidak tahu harus merespon apa.

"Oh, ada apa ya?" jawabnya singkat, suaranya terdengar kaku dan dingin.

Asher mengambil nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sendiri sebelum berbicara lebih lanjut. "Gue tahu, gue udah ngelakuin kesalahan yang udah bikin lo marah banget sama gue. Gue di sini cuma pengen meminta maaf, Maaf atas semua yang telah terjadi. Gue tau gue salah dan gue sekarang udah nyesel karena udah bersikap kasar kayak kemarin," ucap Asher dengan suara penuh penyesalan.

Kannita memandang Asher dengan tatapan tajam, mencoba menilai apakah permintaan maaf itu tulus atau tidak. Dia merasa hatinya masih terluka oleh perbuatan Asher, tetapi di sisi lain, dia juga ingin memberikan kesempatan pada temannya itu.

"Jujur, gue... gue masih kesal sama lo," kata Kannita dengan suara yang penuh emosi. "Tapi, gue juga pengen percaya sama lo lagi, gue percaya lo bisa berubah."

Asher merasa lega mendengar kata-kata itu meskipun masih terasa menyesal atas kesalahannya. "Makasih Nit udah percaya sama gue. Gue janji bakalan berusaha lebih baik lagi," ucapnya dengan tulus.

Kannita mengangguk perlahan, menunjukkan bahwa dia menerima permintaan maaf Asher. "Baiklah, kita mulai dari awal lagi. Tapi tolong, jangan pernah mengulangi kesalahan lo lagi."

Asher tersenyum lega, merasa beban yang selama ini menghimpit dadanya sedikit demi sedikit mulai terangkat. "Gue janji, kok. Lo tenang aja. Lo bisa pegang kata-kata gue. Gue gak bakalan bikin lo kecewa lagi."

Kedua mereka duduk di taman, berbicara dan tertawa seperti dulu. Meskipun ada rasa tegang di udara, mereka berdua tahu bahwa mereka telah memberikan kesempatan pada persahabatan mereka untuk berkembang kembali.

Dari kejauhan, Wulan melihat Kannita dan Asher duduk bersama di taman, berbicara dengan penuh kehangatan seperti sebelum akhir-akhir ini dekat dengannya. Meskipun dia berusaha menyembunyikan perasaannya, tapi rasa tidak suka dan cemburu masih menguasai hatinya.

Dia mencabikkan bibirnya dengan gerakan yang tajam, menahan emosi yang mulai memuncak di dalam dirinya. Langkahnya terasa berat saat dia menghentakkan kakinya ke lantai beberapa kali dengan gerakan yang keras.

Tatapan tajam dari jauh masih terpaku pada Kannita dan Asher, dua orang yang dulu menjadi bagian penting dari kehidupannya. Dia merasa cemburu melihat mereka bersama, merasa bahwa tempatnya telah tergantikan oleh Kannita.

Dengan hati yang penuh dengan kekecewaan, Wulan memutuskan untuk pergi dari tempatnya berdiri. Langkahnya terasa berat, tetapi dia memilih untuk tidak menyaksikan kedekatan antara Kannita dan Asher yang semakin menguat.

Saat itu, di dalam dirinya, Wulan merasa semakin tidak menyukai situasi ini. Rasa cemburu dan kekecewaan terus menguasai pikirannya. Dia merasa bahwa tempatnya telah tergantikan oleh Kannita, dan rasa frustasi itu semakin memuncak.

Dalam kegelisahannya, Wulan mulai merencanakan cara agar bisa mendekati Asher lagi. Pikirannya dipenuhi oleh pemikiran-pemikiran buruk yang merencanakan hal-hal yang bisa membuat hubungan antara Asher dan Kannita merenggang.

Saat melangkah pergi dari tempat itu, Wulan merasa semakin mantap dengan rencananya. Dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan menemukan cara untuk kembali dekat dengan Asher, tidak peduli apa pun yang harus dia lakukan.

Dalam benaknya, Wulan merancang skenario-skenario yang rumit, mencoba untuk menciptakan situasi yang bisa membuat Asher meninggalkan Kannita atau sebaliknya. Dia tahu bahwa rencananya mungkin tidak etis, tetapi dalam keadaan yang sedang dilaluinya, dia tidak bisa menahan diri.

Dengan langkah yang mantap, Wulan menyusuri lorong-lorong sekolah, pikirannya dipenuhi oleh rencana jahat yang terus berkembang. Dia merasa semakin kuat dalam tekadnya untuk mendapatkan kembali perhatian Asher, meskipun itu berarti dia harus mengorbankan hubungan pertemanannya dengan Kannita.

Namun, di tengah rencananya yang buruk, suara kecil dalam hati Wulan mencoba mengingatkan bahwa tindakannya akan menyakiti tidak hanya Kannita dan Asher, tetapi juga dirinya sendiri. Namun, rasa cemburu dan kekecewaan terus menguasai dirinya, membuatnya sulit untuk mendengarkan suara hati yang lebih baik.

Dengan hati yang penuh dengan kebingungan dan konflik batin, Wulan melanjutkan langkahnya, siap untuk melaksanakan rencananya dengan harapan bahwa dia akan mendapatkan kembali perhatian Asher, meskipun itu berarti mengorbankan segalanya. DIa mengambil ponselnya yang berada di sakunya, lalu mencari nomor Fais dalam daftar kontaknya.

Setelah menemukan nomor Fais, Wulan menekan tombol panggil dan menunggu dengan gelisah sambil menggigit bibir bawahnya. Ketika panggilan diangkat, suara Fais terdengar di seberang sambungan.

"Halo, Wulan. Ada apa?" tanya Fais tegas.

Wulan menelan ludah, mencoba untuk menenangkan dirinya sebelum berbicara. "Halo, Fais. Gue butuh bantuan lo," ujarnya dengan suara yang agak bergetar.

"Bantuan apa yang lo maksud?" tanya Fais, sedikit penasaran.

Wulan menarik napas dalam-dalam, kemudian menjelaskan rencananya kepada Fais dengan cepat. Dia menjelaskan bagaimana dia ingin menciptakan situasi yang bisa membuat hubungan antara Asher dan Kannita menjadi renggang, dengan harapan bahwa Asher akan kembali memperhatikannya.

Setelah mendengarkan penjelasan Wulan, Fais terdiam sejenak. Dia merasa ragu dengan rencana Wulan, menyadari bahwa itu bisa berdampak buruk pada hubungan Asher dan Kannita. Namun, dalam hati kecilnya juga memikirkan hal hanya sama. Ingin agar Kannita bisa jauh dari Asher.

“Wulan, gue enggak yakin ini adalah ide ini berhasil, tapi karena lo yang maksa dan gue juga setuju, maka pas ada apa-apa orang yang salah tetep lo,” kata Fais dengan serius.

Tetapi Wulan tidak tergoyahkan oleh ancaman Fais. "Tolong, Fais. Gue sangat membutuhkan ini. Gue udah gak bisa lagi melihat Asher dan Kannita bersama tanpa merasa sakit. Tolong bantu gue," pintanya dengan suara penuh urgensi.

Fais mengiyakannya dengan beberapa syarat yang langsung disanggupi oleh Wulan. "Okey, guebakal bantuin lo. Tapi gue harap lo harus mikir rencana yang bener-bener mateng. Dan gue gak mau rencana ini sampek gagal," ujar Fais dengan aura mengintimidasi yang tegas.

Wulan merasa lega mendengar persetujuan Fais, meskipun dia juga merasa sedikit tertekan dengan ancamannya. "Makasih, Fais. Gue janji ini gak bakalan gagal," ucap Wulan dengan suara yang penuh percaya diri.

Setelah berdiskusi sebentar, mereka berdua menetapkan rencana mereka dengan teliti. Kemudian, dengan perasaan campuran antara kegugupan dan keinginan untuk berhasil, Wulan menutup panggilan dan melanjutkan langkahnya dengan hati yang penuh dengan keinginan untuk meraih apa yang diinginkannya.

1
Lah_
Ini bukan cerita lagi, tapi candu, tolong jangan terlambat update thor.
Julaikah: Serius kak? Yaampun aku terharu 🥺🙏
total 1 replies
Kiyo Takamine and Zatch Bell
Gagal fokus kerja karena kepikiran endingnya yang bikin penasaran.
Julaikah: serius kak? padahal ini baru awal loh astaga jd terharu aksksksk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!