My Journey To Immortality

Selama satu hari berikutnya Suja tetap dalam kondisi belum sadarkan diri, bukan keinginannya untuk tidak sadarkan diri dalam waktu cukup lama tapi itu karena dia digeret oleh Heavenseal untuk berbincang-bincang.

Mereka berbincang banyak hal dalam waktu yang cukup lama, awalnya Xi Suja memaksa ingin kembali tapi Heaven Seal berhasil membujuknya dengan mengatakan perbedaan waktu di sana cukup lama karena telah dia atur agar bisa berbincang dengannya.

Setelah mereka berbincang beberapa waktu, Xi Suja akhirnya dikembalikan oleh Heaven Seal ke tubuhnya.

"Tuan muda!" Pekikan jagoan Core Formation penjaganya berhasil membangunkan Wu Dao dari meditasinya.

Wu Dao dengan senyum lembutnya mendekati Suja dan mengalirkan Qi spiritualnya agar Suja bisa merasa lebih baik setelah tertidur selama dua hari, jagoan yang tadi pamit keluar untuk memberikan kabar pada Suqian dan yang lain kalau dia sudah sadar.

Tak berapa lama kemudian Suqian dan yang lain serta Manager Lim dan Alchemist yang sebelumnya membuatkan Xi Suja ramuan masuk ke dalam kamar yang ditempati Suja, mereka juga membawa beberapa buah-buahan untuk Suja.

"Masku, bagaimana keadaanmu?" Cing Cia dengan senyum manisnya mendekati Suja dan duduk di pangkuannya.

Wu Dao agak terganggu dengan tingkah Cing Cia begitupun dengan yang lain, tapi Suja malah mengacuhkan mereka dan memilih memeluk tubuh mungil Cing Cia dan mempertontonkan kemesraan mereka.

"Haaiihh tuan muda, bisakah tuan muda tidak bermesraan di depan kami?" Salah satu jagoan Core Formation mengeluh dengan muka memerah, jagoan yang lainnya mengangguk menyetujui ucapan orang itu.

"Itu nasib kalian, kenapa kalian masih saja menyendiri sampai sekarang. Makanya cari istri" Jagoan Nascent Soul dan Core Formation pengawalnya semakin memerah dan mulai mengeluarkan keluhan mereka meskipun diacuhkan oleh Suja dan malah semakin menunjukkan kemesraannya dengan Cing Cia.

"Manager Lim, siapa ini?" Manager Lim tersadar dari lamunannya, dia mendekati Suja bersama dengan Alchemist yang masih merona wajahnya.

"Tuan muda, perkenalkan. Ini senior Zin, dia seorang cultivator Core Formation Peak-stage dan juga Alchemist tingkat Furnace King. Saya membawanya kemarin untuk merawat tuan muda" Alchemist bernama Zin itu menunduk memberi salam, dia tidak berani menyinggung sosok pemuda di depannya karena hanya akan mengantarkannya menuju gerbang kematian lebih cepat.

Suja mengamati Alchemist Zin lebih dalam, Alchemist Zin terdiam gugup saat menyadari dia ditatap sedemikian rupa oleh Suja.

"Hmmm, meskipun dia masih tersendat di Core Formation setidaknya dia sudah menyandang gelar Alchemist King. Jika senior mau, senior bisa menjadi Alchemist pertama yang bekerja untukku. Bagaimana?" Tawaran itu mengejutkan untuk Alchemist Zin dan yang lain.

Suqian baru pertama kali melihat bagaimana Suja menawarkan kepada orang lain untuk bekerja padanya selain pada para penduduk di desa tempatnya tinggal dulu sebelum mengikuti Suja, Wu Dao juga tidak percaya dengan betapa mudahnya Suja memberikan penawaran kepada Alchemist yang baru saja dia kenal itu.

Alchemist Zin sendiri juga tidak kalah terkejut, dia membutuhkan waktu cukup lama untuk menyadari tawaran yang diberikan oleh Suja.

Dengan wajah gembira dia mengangguk dan kembali memberikan hormat, dia tidak menyangka akan mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan Asosiasi yang begitu misterius bagi banyak cultivator itu.

"Baiklah, nanti senior Zin bisa mencari paman Luye di Chang An. Berikan saja lencana ini, dia akan mengerti dan memberikan tugas untuk senior nanti" Alchemist Zin menerima lencana berbentuk Burung Garuda berwarna biru itu, itu adalah lencana yang khusus diberikan pada orang-orang yang direkrut langsung oleh Suja sendiri sebagai pemilik tunggal Asosiasi Batik Biru.

"Baiklah, sekarang aku ingin memperingatkan sesuatu pada kalian" Suqian dan yang lain segera memfokuskan pendengaran mereka, begitu juga dengan Wu Dao dan yang lainnya.

"Beberapa saat lagi akan ada seseorang yang sangat kuat akan datang ke sini, kuharap kalian jangan menyinggungnya" Suqian menatap para bawahan dan rekannya, mereka mulai menerka-nerka siapa sosok yang dimaksud.

"Tu……".

"Yoooo selamat pagi menjelang siang dirikuuuu!!!! Yuuuuhuuuu!!!!! Aku datang menemuimu!!!!!!".

Belum sempat Manager Lim bertanya terdengar suara keras dari atap Restoran, semua cultivator mulai berkeringat dingin karena mengenal suara ini.

BRAK!

Pintu kamar hancur berantakan saat sebuah tendangan mengenainya, sosok pemuda berambut hitam berpakaian Formal tentara yaitu PDU 1 TNI AD dengan tanda pangkat berupa tiga bunga melati berdiri bersama seekor kucing besar berwarna putih.

Suja menatap sosok itu dengan tatapan malas, dia tahu siapa yang datang dan mengetahui sepak terjangnya setelah diberitahu oleh Heaven Seal saat dia masih berada di alam bawah sadarnya.

Berbeda dengan Suja yang tampak malas, Suqian dan semua yang ada di sana menegang saat melihat sosok itu.

"Sa….salam pada senior Cruelest Immortal!".

"Sa...salam senior, selamat datang di Blue Scale Restaurant!".

Semua orang kecuali Suja dan Cing Cia menunduk memberi salam, Cing Cia sendiri sudah akan berdiri dan bersujud meminta maaf saat melihat sosok itu jika saja tidak ditahan oleh Suja.

Suja sang Cruelest Immortal menatap mereka semua dengan tatapan datar, lalu dia juga memperhatikan Xi Suja yang memasang wajah malas sembari memeluk tubuh seorang perempuan mungil di pangkuannya.

"Haaiiihhh, tak kusangka diriku dari alam semesta lain akan lebih menyukai perempuan berusia ratusan tahun lebih tua dari pada seorang gadis perawan!".

"Diam!".

"Nggak mau tuh!".

"Surukku anta tedok bakek! (Sudah kubilang diam setan!".

"Ndeek wleeee!!".

Xi Suja kesal dengan kelakuan sosok dari kembaran jiwanya, diambilnya pistol Glock miliknya dan ditodongkan pada sang Cruelest Immortal.

"Sambutan yang sama sekali tidak menyenangkan! Apakah kamu ingin adu tembak denganku?" Cruelest Immortal menguap malas dan mengelus senapan di pinggangnya.

"Hah, sudahlah. Ternyata apa yang dikatakan Heaven Seal memang benar, kau benar-benar menyebalkan!".

Cruelest Immortal terkekeh mendengar itu, lalu tanpa siapapun bisa mencegah Cruelest Immortal dan Xi Suja menghilang dari hadapan mereka semua.

Cruelest Immortal membawa Xi Suja menuju dimensi pribadi milik Xi Suja, Xi Suja sendiri terkejut saat tiba-tiba saja dia berpindah ke dalam dimensi miliknya secara paksa.

"Kau! Bagaimana bisa?!".

"Ya bisalah, kita ini entitas kembar berbeda alam semesta. Kau dan aku sama-sama memiliki dimensi pribadi, bedanya dimensimu terhubung langsung dengan jiwamu sedangkan aku berada di dalam gelang ini" Xi Suja menatap gelang yang ditunjukkan kembarannya Cruelest Immortal.

"Yalah yalah, lalu apa maumu kemari? Selain untuk menyembuhkanku, kau pastinya punya maksud lainkan?" Cruelest Immortal terkekeh mendengar dia dicurigai kembaran berbeda alamnya sendiri.

"Tentu saja, kau memang pintar diriku" Xi Suja mendengkus tidak suka, tapi dia tidak mau bertindak gegabah karena meskipun mereka adalah kembaran berbeda semesta tapi kekuatannya lebih lemah daripada kembarannya itu.

"Lalu apa yang kau inginkan?" Tanya Xi Suja tidak suka.

"Sederhana saja, aku ingin menyatukan tubuhku dan semua pengetahuanku padamu" Xi Suja heran dengan perkataan Cruelest Immortal.

Menyatukan semua yang dimiliki kecuali jiwa adalah sesuatu yang sangat berbahaya, selain persentase kegagalannya mencapai 90% pada akhirnya mereka juga akan tetap meninggal.

"Yah terserah apa maumu, tapi kenapa kamu ingin menyatukan tubuh kita?".

Cruelest Immortal tidak langsung menjawab, dia mengambil kucing putih miliknya dan duduk lesehan bersama Xi Suja.

Beberapa lama kemudian Cruelest Immortal mulai menceritakan kisah hidupnya, mulai dari dia yang menemukan harta berupa gelang dimensi miliknya, melakukan berbagai hal yang dia inginkan, menyebabkan pecahnya perang dunia tiga, menghentikan perang dunia ketiga dan melenyapkan pemberontak, lalu berpindah dimensi dan dibuang ke dimensi yang berbeda dari tujuan oleh Heavenseal.

Xi Suja beberapa kali menertawakan nasib yang dialami kembarannya sang Cruelest Immortal, beberapa kali juga dia menyerang Cruelest Immortal menggunakan sihir api yang dikuasainya.

Cruelest Immortal lalu melanjutkan ceritanya, dia menceritakan kisah-kisahnya saat berkelana dan membuat namanya besar dan ditakuti orang dari dunia cultivator yang lebih tinggi tingkatannya dari dunia tempat mereka berada saat ini.

Puas menceritakan kisahnya, Cruelest Immortal mulai mengutarakan keinginannya. Apa yang dia inginkan benar-benar di luar bayangan Xi Suja, keinginan kembarannya sang Cruelest Immortal hanya satu yaitu mengalami Reinkarnasi dan hidup di dunia lain.

Xi Suja termenung sesaat, dia mulai membayangkan beberapa dunia yang sebenarnya sangat dia idam-idamkan dulu.

..

..

..

..

..

..

..