Farraz Arasy seorang pemuda biasa tapi mempunyai kisah cinta yang nggak biasa. Dia bukan CEO, bukan direktur utama, bukan juga milyarder yang punya aset setinggi gunung Himalaya. Bukan! Dia hanya pemuda tampan rupawan menurut emak bapaknya yang tiba-tiba harus terikat dalam hubungan cinta tak beraturan karena terbongkarnya rahasia besar sang calon istri sebelum pernikahan mereka terjadi!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Debat terbuka
Bangun lebih dulu dari pada Zea, Arraz merasakan tangannya kebas. Lengannya dipakai bantalan bocah itu semalaman. Nggak masalah juga, karena sisi positifnya dia bisa menatap wajah Zea yang polos-polos menggemaskan itu dari jarak dekat.
Sebuah kecupan di kening Zea, Arraz berikan ketika dia memilih turun dari tempat tidur. Ada banyak hal yang harus dia kerjakan, salah satunya menenangkan sang pentungan pribadi miliknya!
Ketika bangun, Zea sudah disambut dengan pemandangan memanjakan mata. Tubuh atletis suaminya yang hanya terbalut handuk di bagian perut ke bawah, pastinya membuat si dada dan perut yang tidak ditutupi bisa dinikmati Zea sambil menelan ludahnya. Nggak usah dibayangin!
"Kapan bangunnya mas, kok udah mandi aja?" Pertanyaan Zea dengan penampilan rambut singa awut-awutan ke mana-mana.
Arraz tersenyum mengacak rambut Zea pelan. "Tadi. Udah ada air hangat di kamar mandi dek, monggo kalo mau mandi sekarang." Vibesnya kayak Arraz ini babu yang lagi melayani majikannya ya?
"Wokey mas. Malu lah, masa mas udah ganteng gini akunya masih bau iler!" Zea bergerak seperti kelinci menemukan makanannya.
Dan di saat Zea sibuk dengan kegiatannya di kamar mandi, Arraz menggunakan waktu untuk membuat roti bakar dan dua gelas susu hangat untuk mereka berdua. Sarapan tanpa banyak drama, Zea pun udah siap berangkat ke sekolah bareng mas guru suaminya.
Ketika sampai di sekolah, Zea menyempatkan diri salim mencium tangan Arraz sebelum turun dari mobil. Biasanya dia hanya menempelkan saja keningnya ke telapak tangan Arraz, kali ini sedikit berbeda. Arraz merespon tindakan Zea dengan mengecup kening dan bibir Zea sesaat. Kok berani sih si Arraz ini, kan lagi di sekolah? Ya berani lah wong kaca mobilnya nggak tembus pandang kok!
"Belajar yang rajin nggeh, dek." Arraz membiarkan Zea turun lebih dulu dari pada dirinya.
"Nggeh pak guru pacarnya akiyuuuu." Zea mengedipkan sebelah matanya. Sengaja banget bikin jantung Arraz megap-megap. Padahal masih pagi ini!
"Heh!" Pekik Arraz gemas dengan keusilan Zea.
Sayangnya ini udah ada di sekolah, kalau enggak.. Arraz bisa membalas keusilan Zea dengan membombardir bibir tipis kinyis-kinyis itu dengan ciumannya.
Mereka berpisah di koridor sekolah, Zea ke arah kelasnya.. Dan Arraz ke ruang guru. Di ruang guru, Arraz langsung di sambut oleh senyuman Willy. Muak sekali Arraz melihatnya. Ini adalah pertemuaan pertama mereka setelah Arraz mengetahui hubungan Willy dan Dewi. Maksudnya kemarin-kemarin juga ketemu tapi kan si Arraz ini nggak tau kalo Willy punya affair sama Dewi! Gituuu!
"Muka mu kusut amat, Ar. Kenapa? Ada yang bikin kamu bete pagi-pagi??" Willy bertanya dengan nada dering tanpa getaran.
Arraz hembuskan nafas kasar. Dia duduk di kursinya, menaruh tas, dompet dan kunci mobilnya di sana. Dia perhatikan belum banyak tenaga pengajar lain yang datang. Baiklah.. Ini harus diselesaikan secara cepat!
"Nggak usah basa-basi, Wil. Aku sudah tahu semuanya tentang kamu dan Dewi."
Seketika senyum Willy hilang. Dia sedikit menegang. Matanya menatap ke sekeliling memastikan tidak ada orang lain yang mendengar obrolan mereka, dia langsung mendekati Arraz.
"Maksud kamu apa, Ar? Aku dan Dewi, kami hanya--"
"Hanya pacaran diam-diam di belakang ku kan?" Potong Arraz santai.
"Ar, kamu tahu dari siapa? Dari Dewi?"
"Memang itu penting? Mau aku tahu dari siapapun juga nggak akan merubah kenyataan kalo kamu memang ada hubungan dengan istri temanmu sendiri kan? Bisa ya kamu berbuat kayak gitu? Di depanku kamu ngasih ucapan selamat menikah padahal yang aku nikahi itu pacarmu sendiri. Kamu pantas disebut pengecut yang memakai topeng bajingan tau nggak?!" Sengit Arraz masih dengan nada suara biasa aja. Nggak tinggi nggak rendah, yang sedang sedang aja pokoknya!
"Jaga ucapan mu, Ar! Aku rela mundur dan menjadi bayangannya hanya demi kebahagiaan Dewi. Aku rela diselingkuhi di depan mata ku karena aku sayang sama dia, rasa cintaku ke dia begitu besar, Ar! Kamu nggak akan ngerti gimana rasanya jadi aku!! Silahkan katakan kalau aku ini pengecut atau bajingan, terserah! Tapi aku nggak rela kalo pengorbanan ku jadi sia-sia! Aku hanya ingin melihat Dewi bahagia, meski kebahagiaannya bukan bersama ku!" Willy udah terpancing emosi.
"Kamu ini bodoh atau bagaimana hah? Kalau memang kamu mencintai dia dari awal, pertahanin dia!! Jangan malah membiarkan dia nikah sama orang lain! Lawaknya orang ini!" Ngegass si Arraz gaess.
"Aku yakin, penyakitnya Dewi itu berasal dari kamu. Apalagi kamu emang sering ambil cuti karena kesehatan mu. Kalian emang pasangan terasi sih!" Serasi Ar, serasiiiii!
"Nggak usah kamu minta kalau Dewi mau denganku, aku pasti akan mempertahankan dia di sisiku! Nyatanya dia lebih memilih kamu! Dan.. Dewi sakit? Dewi sakit apa??" Wajah Willy kebingungan dan panik.
"Eleh, nggak usah sok nggak tau apa-apa. Dia punya penyakit kelamin! Dan itu pasti karena kalian selama ini sering melakukan hubungan sekSual kan? Sialan! Kamu yang makan nangkanya, aku yang kena getahnya! Untung aja aku belum nyentuh dia!"
"Jangan asal nuduh kamu, Ar! Aku sering ambil cuti karena memang punya penyakit kanker kelenjar getah bening! Ini lihat kalau nggak percaya! Aku melakukan pengobatan alternatif agar penyakit ku ini sembuh! Kamu tau.. Aku merelakan Dewi bersama mu juga karena alasan ini! Aku nggak tau berapa lama usiaku, tapi aku hanya ingin melihat wanita yang aku cintai bahagia.. Jika dia nggak menemukan kebahagiaan bersama ku, maka aku akan melepasnya agar bisa mencari kebahagiaannya sendiri." Willy menunjukkan benjolan di lehernya. Arraz bisa melihatnya.
Sepersekian detik Arraz terdiam. Ada rasa iba di sana.
"Lalu kalau bukan kamu, siapa yang ngasih Dewi penyakit menular itu? Apa benar Dewi nggak bohong soal dia pernah diperkosa atasannya?" Gumam Arraz yang bisa didengar Willy.
"Apa?? Dewi diperkosa siapa?! Bukannya selama ini kamu sering nidurin dia? Dia sendiri yang bilang kalau sebelum kalian menikah, kamu udah sering minta jatah dari nya!" Willy kesal membayangkan Dewi nya digenjot laki lain! Dia sampai sedikit menaikkan nada bicaranya.
"Jatah apa? Jatah setan?! Sampai detik ini aja aku masih perjaka! Sialan! Mana pernah aku minta begituan sebelum sah dan halal! Dikira aku hewan apa yang mau melakukan ziNa?!"
"Intinya aku kecewa sama kamu yang nggak mau jujur dari awal tentang Dewi padaku Will." Imbuh Arraz menatap Willy tanpa berkedip.
"Lalu apa? Kamu ingin bercerai darinya? Ceraikan dia Ar! Aku masih sanggup bahagiain dia dengan caraku!!" Tantang Willy penuh amarah.
"Kalau aja dia mau bercerai dari ku, ceritanya nggak akan serumit ini!" Arraz ikutan emosi.
"Kamu tinggal salak dia! Beres!" Talaaak ooeeee talaaaak. Salak dibawa-bawa!
"Ya! Aku akan palak dia setelah dia kembali dari Cilacap!" Ini lagi si tukang typo! Ngomong aja belibet...
"Ngapain dia ke Cilacap?"
"Ya mana aku tau! Mancing ikan di Nusakambangan kali!" Arraz acuh.
udah halal sih tapi keadaan kalian tidak memungkinkan untuk lebih lanjut ke arah sebelah sana
masih di pantau Thor untuk part lengkap nya 🤭🤭
tadi mau pindah
sekarang berasa di usir
eh gimana sih😫😫😫
kemiringan kepala brp derajat ya🤭