Bening gadis tompel dijodohkan dengan Bayu, pria tampan dan kaya dengan imbalan uang untuk pengobatan sang ibu yang mengalami gangguan mental.
Perjodohan yang tidak biasa karena yang menjodohkan Bening adalah Naura istri Bayu sendiri. Tentu Bayu menolak dengan tegas permintaan Naura istrinya. Wanita cantik yang profesinya sebagai artis terkenal.
Sementara Bening sebenarnya gadis manis tetapi wajahnya tompel tentu bukan selera Bayu.
"Kamu sudah gila Ra! Mana ada istri yang rela menjodohkan suaminya dengan wanita lain?!"
"Mas... tolong, dengan kamu menikahi Bening, jika aku syuting film ke luar negeri kamu ada yang mengurus."
Bayu terpaksa menikahi Bening, tetapi hanya demi menyenangkan hati Naura. Bayu bingung, apa tujuan Naura memaksa dirinya menikahi Bening. Ketika Bayu tanya alasan Naura tidak memuaskan.
Lalu apa yang akan terjadi setelah pernikahan Bening dengan Bayu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Bening muntah-muntah di kamar mandi, membuat Leanna terkesiap lalu menyusulnya. "Kamu sakit?" Tanya Leanna, dengan rasa sayang memijit tengkuk Bening yang sedang membungkuk, mengeluarkan isi perut tetapi tidak ada yang keluar.
"Tidak tahu Ma, rasanya mual sama sakit kepala," Jawab Bening yang sedang membasuh wajahnya dengan air kran.
"Sekarang juga kita ke Dokter," Leanna berkata lembut menuntun Bening ke luar kamar mandi.
"Tidak usah Ma" Tolak Bening, rasanya hanya ingin tidur, menatap bantal dan kasur empuk itu ingin bermanja.
"Ngga ada penolakan Ning, ayo," Leanna tidak mau melepaskan tangan Bening menggandengnya keluar kamar.
Bening tidak bisa menolak ajakan Leanna, mereka menuruni tangga.
"Kenapa Ma?" Tanya Malik ketika sudah tiba di bawah.
"Bening sakit, mama mau antar dia ke rumah sakit dulu," Jawab Leanna panik melewati suaminya yang sudah menahan lapar.
"Aku ikut," Malik pun mengikuti Leanna dengan Bening. Hidangan makan pagi pun mereka lewatkan. Diantar Wawan berangkat ke rumah sakit terdekat. Di dalam mobil Bening merasa canggung, karena menggagalkan acara sarapan kedua mertuanya.
Walaupun melawan kemacetan, mereka tiba di rumah sakit terdekat. Wawan segera mengurus ini itu sementara Bening di temani mertuanya menunggu.
"Sejak kapan kamu sakit Ning? Kenapa tidak bilang Mama?" Sesal Leanna. Wanita itu benar-benar mengkhawatirkan Bening.
"Seminggu ini Ma, tapi tidak separah sekarang," Tutur Bening, sesekali melirik Malik yang hanya diam.
"Bening Qonita Elmeira" Panggil petugas setelah beberapa menit menunggu. Leanna membantu Bening berdiri kemudian mengantar ke ruang periksa. Sementara Malik menunggu diluar.
"Apa yang kamu rasakan?" Tanya dokter Keysia.
Bening menceritakan keluhannya, kemudian diperiksa. Namun, tidak ada penyakit serius yang di derita Bening. Dokter Keysia lalu menemui Leanna yang hanya berdiri agak jauh karena tidak boleh melihat selama proses pemeriksaan.
"Bu... putri ibu secara keseluruhan sehat, tetapi dari ciri-cirinya, putri ibu sepertinya sedang hamil. Untuk lebih jelasnya sebaiknya Bening diperiksa ke dokter kandungan," Papar Key panjang lebar.
Deg.
"Hamil?" Dada Leanna terasa sesak sangking terkejutnya. Jika benar Bening hamil lalu dengan siapa? Leanna menggeleng lemah. Syok, itulah yang dirasakan Leanna.
"Sepertinya begitu bu, ini sudah saya buatkan surat," Dokter Key memberikan amplop. Tidak membuang waktu lagi, Leanna menghampiri Bening ke ruang periksa.
Bening yang tidak tahu apa-apa bingung ketika Leanna mengajaknya keluar ruangan, padahal belum diberi obat. Bening melirik mertuanya, sebab sepanjang perjalanan ke ruang dokter kandungan, raut wajah Leanna tidak seperti biasanya.
"Mama kenapa ya?" Monolog Bening.
"Bening sakit apa Ma?" Tanya Malik menangkap wajah istrinya nampak mengajak perang. Bukan hanya Bening yang bertanya-tanya, Malik pun sama.
Tidak ada sahutan dari Leanna, Malik tidak mau bertanya lagi, kali ini memilih mengikuti istri dan anak angkatnya itu.
Sementara Bening terkejut ketika sang mertua berhenti di depan salah satu ruang dokter. "Ke dokter kandungan? Jangan-jangan... aku hamil?" Tanya Bening dalam hati. Terjawab sudah perubahan sikap mertuanya, mungkin Leanna berburuk sangka kepadanya.
Suasana sepi, hanya terdengar langkah kaki tiga orang yang sama-sama masuk ke ruang dokter itu, tampak menegang.
"Selamat pagi Dok" Ujar Malik memecah keheningan.
"Selamat pagi..."
Di ruang itu, Bening menjalankan serangkaian pemeriksaan. Kali ini Leanna dengan Malik, memilih tidak melihat proses pemeriksaan. Mereka takut jika Bening benar-benar hamil tentu tidak mau menanggung malu. Karena yang dia pikir, Bening hamil diluar nikah.
"Selamat... Anda akan memliki cucu." Kata dokter tersenyum setelah Bening selesai diperiksa, dokter itu menghampiri Malik. Kini Leanna terasa lemas mendengarnya. Yang menjadi pertanyaan Leanna adalah; siapa pria yang sudah menanam benih di rahim anak angkatnya yang polos dan lugu itu.
"Aku hamil Ma," Seru Bening tersenyum kepada mertuanya itu. Namun, Leanna melengos, Ia benar-benar kecewa dengan Bening. Leanna pikir, Bening sudah mencoreng wajahnya. Begitu juga dengan Malik, wajah yang sudah dingin itu semakin dingin.
Setelah mengetahui penyebabnya mereka kembali pulang. Di dalam mobil Bening tahu kemarahan Leanna tanpa harus memakinya.
Bening menyesal mengapa tidak menceritakan hal ini kepada mertuanya sejak dulu, jika sudah begini Bening takut jika Leanna tidak mau menerima cucunya. Ia pasti akan mengalami sakit yang berulang kali. Padahal hatinya sudah dibuat hancur oleh suaminya.
Klakson terdengar nyaring, Wawan memanggil art agar membuka pagar.
Lima menit kemudian.
"ANAK SIAPA BAYI DALAM KANDUNGAN KAMU ITU BENING?!" Suara menggelegar di ruang keluarga membuat seisi rumah menciut. Leanna memandangi Bening dengan wajah berapi-api. Hal seperti ini sudah pasti dirasakan seorang ibu termasuk Leanna, jika anaknya melanggar norma.
"Ma... tenang Ma..." Malik mengusap-usap pundak istrinya.
"JAWAB! BENING?!" Leanna hendak melayangkan telapak tanganya ke wajah Bening. Namun, ditangkap Malik.
Sementara Bening yang menunduk dengan air mata berderai, mengangkat wajahnya memberanikan diri untuk menatap kedua mertuanya bergantian lalu membuka suara. "Abang Ma, Pa,"
"APA?!" Leanna menjatuhkan lututnya ke lantai.
...~Bersambung~...
koreksi
kadang kita yang menanam tetangga yang memanen hhhhh😄
kalo kau tau kopi itu buatan siapa...
jangan kau katai bodoh kau bilang hus atau ck runtuh sudah dunianya terlebih kata2 dr orang yg di cintai,, berkali-kali sedihnya.
kau itu yg bodoh, masa gitu aja ga paham ekekekekek