NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Suami Dingin

Mengejar Cinta Suami Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:135.3k
Nilai: 5
Nama Author: Adzana Raisha

Menutupi jati diri dari sang suami, Dilara Agnesia menjalani kehidupan pernikahan toxic demi masa depan adik-adiknya. Pernikahan tanpa cinta dengan seorang pria dingin tak berperasaan.

Mampukan Dilara meluruhkan sikap dingan Alan, suaminya dengan cintanya. Ataukan Dilara harus menerima terus dicampakan, hingga ia lelah dan memilih pergi?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adzana Raisha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ceraikan Dia

"Bagaimana ini?."

Dahlia mondar mandir di dalam sebuah kamar. Selepas pembicaraannya dengan Diego tadi tak Ayal kecemasan seakan melingkupi jiwa. Kehidupan pernikahan putrinya tak bahagia, putrinya juga kerap diperlakukan semena-mena.

Walaupun Dahlia sempat meninggalkan Dilara dan adik-adiknya dengan mengejar kebahagiaan diri, tapi ketahuilah, Dilara tetap anak yang terlahir dari rahimnya. Darah dagingnya, dan ia tidar rela jika Dilara hidup menderita.

"Ini juga kesalahanku, andai saat itu aku tak meninggalkan anak-anak, pasti hidup Dilara akan aman. Aku tau, kau menikah dengannya karna terpaksa, Nak. Karna kau ingin adik-adikmu tak kelaparan."

Seperti seorang Ibu pada umumnya, Dahlia seperti tidak rela. Pantas saja kehidupan putrinya kini nyaman, rupanya kenyamanan itu harus ditukar dengan rasa sakit dan teraniaya. Demi apa pun Dahlia tak terima.

Perempuan paruh baya itu bertekad untuk mengunjungi suami Dilara. Dirinya akan berbicara perihal keberatan dan kalau pun bisa dirinya ingin pria itu menceraikan putrinya. Toh, Diego juga tidak keberatan menjadikan Dilara sebagai istri setelah berpisah dari suaminya.

Terlebih Diego juga menawarkan untuk mengantar. Rupanya Dokter yang sudah memberinya tempat tinggal itu juga tau dimana Dilara tinggal. Sungguh keberuntungan untuk Dahlia.

💗💗💗💗💗

Rasa mual menyerang Dilara bahkan sedari tubuhnya masih terbaring di ranjang. Ia belum makan apa pun tetapi perutnya terasa terus diaduk, meminta sesuatu dalam perutnya untuk dikeluarkan.

"Kau kenapa?." Alan bertanya, pria itu sudah berdiri di belakang tubuh Dilara yang membungkuk, menghadap wastafel.

Dilara menggeleng samar. Tubuhnya terlalu lemah untuk berbicara.

"Sakit?." Alan bertanya lagi.

Dilara lagi-lagi menggeleng sebab suhu tubuhnya terbilang normal. Tidak panas, namun kepalanya serasa pusing dan berputar.

Lagi, Dilara mengeluarkan isi perut. Tidak ada makanan, hanya ada cairan yang terasa begitu pahit.

Tiba-tiba, dua tangan Alan terangkat kemudian menyentuh bahu dan Leher Dilara. Pria itu memijatnya perlahan. Turun naik sampai sang istri merasa nyaman.

"Sudah?."

Dilara hanya mengangguk.

"Ayo, kita duduk." Alan memapah Dilara untuk keluar dari kamar mandi dan membawanya untuk duduk di ranjang. Saat ditatap saksama, rupanya wajah sang istri terlihat pucat.

"Wajahmu pucat." Rasa iba memenuhi. Alan mengambil kotak obat yang juga berada di kamar untuk memeriksa suhu tubuh Dilara.

"Tidak demam," ucapnya stelah suhu tubuh Dilara terdetiksi. Normal, tetapi kenapa tubuh sang istri begitu lemas dan wajahnya juga pucat.

"Tidurlah, sebentar akan kucarikan obat." Alan membantu Dilara untuk berbaring, setelahnya ia turun ke lantai dasar untuk mencari obat-obatan yang tersimpan di ruang kerjanya. Pria itu ingat jika masih menyimpan beberapa obat di ruangan tersebut.

"Yang mana ya?." Sebagai Dokter spesialis bedah, tentu perihal obat-obatan seperti ini dirinya kurang begitu menguasai. Terbesit sebuah ide untuk menghubungi rekan sesama Dokter, untuk mencari solusi. Kiranya obat seperti apa yang bisa menyembuhkan mual sang istri.

"Halo, maaf menggangumu sebentar." Pada akhirnya, Alan menghubungi rekannya. Seorang Dokter umum.

" Wah, Dokter Alan Hutomo, ada apa ini. Kenapa tiba-tiba menghubungi saya." Dokter itu sedikit cemas sebab jarang sekali Alan menghubunginya jika tidak dalam situasi darurat.

"Aku punya stok beberapa obat." Alan menyebutkan beberapa obat yang dimiliki. "Kiranya mana dari obat-obat itu yang bisa mengurangi rasa mual dan sakit kepala?."

Dari seberang terdiam sejenak. Mungkin Dokter itu sedang berpikir.

"Mual dan pusing, memang untuk siapa obat itu. Untuk Dokter sendiri atau ...

"Untuk istriku."

"I-istri?."

"Ya."

Lagi, belum ada sahutan dari seberang.

"Mungkin anda bisa menggunakan obat." Dokter itu menyebut satu obat yang tadi sudah disebut Alan. "Obat itu yang paling aman diantara yang lain. Selain aman untuk lambung, obat itu juga aman dikonsumsi wanita hamil dan menyusui."

"Hamil dan menyusui." Alan mengernyit. Lagi pula siapa yang hamil dan menyusui. "Baik, terimakasih. Aku akan memberikannya pada istriku." Alan langsung memutus panggilan. Ia segera mengambil obat tersebut untuk diminumkan pada Dilara.

💗💗💗💗💗

Ada rasa tidak tega saat Alan ingin meninggalkan Dilara untuk bekerja. Selepas memakan setangkup roti dan meminum obat, sang istri tertidur lagi.

Alan menatap wajah Dilara cukup lama. Setelah menghela nafas dalam, ia pun menyempatkan diri untuk mencium kening sang istri sebelum ditinggalkan.

Beristirahatlah. Aku janji untuk pulang lebih cepat.

Sebagai seorang Dokter, dirinya tentu mengedepankan pekerjaan meski sesulit apa pun kondisinya. Dia pun harus tetap sehat, untuk bisa menemui Ibu-ibu hamil dan bayi-bayi menggemaskan setiap hari. Bicara tentang bayi, rupanya Alan juga mulai menginginkan anak.

Alan menutup pintu kamar secara perlahan. Setelahnya ia meminta pada pelayan untuk berjaga. Megecek keadaan Dilara persetengah jam, dan menuruti apa pun keinginan perempuan tersebut.

Saat Alan bersama seorang supir yang mengemudikan kendaraan akan keluar pintu gerbang, tiba-tiba seorang perempuan datang menghadang.

"Keluar, ayo keluar."

Alan menatap keluar kaca. Bertanya, kiranya siapa orang asing yang datang bertamu tanpa memiliki tatakrama seperti ini?.

"Siapa dia?." Alan bertanya pada sang supir. Sementara seorang keamanan yang berjaga, kewalahan saat tamunya itu justru balik menyerang.

"Entah, Tuan. Dia datang langsung berteriak dan memaksa masuk."

Alan berdecak. Ada-ada saja. Dirinya bahkan sudah terlambat.

Mau tak mau suami Dilara itu keluar.

"Nah, Bagus. Berani keluar juga kau rupanya."

Ucapan perempuan itu tak ayal membuat Alan terkesiap. Siapa dia, kenapa sekasar itu berbicara dengannya.

"Maaf, anda siapa?."

Perempuan itu tergelak.

"Ya Tuhan, kau bahkan tak mengenalku." Perempuan itu mendekat kemudian mengulurkan tangan. Sementara seorang penjaga bersiaga, siap untuk menarik tubuh sang tamu untuk keluar namun ditahan oleh Alan. "Aku Dahlia, Ibunya Dilara, mertuamu."

Alan tersentak. Ibunya Dilara?.

Bukankah menurut warga, Ibunya Dilara pergi dan tak kembali. Tapi kenapa sekarang ada di sini?.

"Kenapa, kau terkejut karna orang tua Dilara masih hidup?."

Sebentar, sebentar. Kenapa tiba-tiba seperti ini?.

"Wah kau terkejut sekali rupanya." Dahlia tergelak. Dirinya menikmati wajah terkejut Alan. "Ya, ku akui kau punya segalanya, anak muda. Kau tampan, kaya, karirmu juga cemerlang, tetapi apa pantas segala kelebihan yang kau miliki itu digunakan untuk menindas orang lain?."

"Apa, menindas orang lain?." Alan tak mengerti maksud ucapan mertuanya.

"Ya, kau menggunakan kekayaanmu untuk bisa menikahi putriku. Kau memang menikahinya tapi kau tidak melakukan Dilara sebagaimana mestinya. Kau menyiksanya, kau mencaci, memaki dan memperlakukan putriku dengan semena-mena. Pria kaya macam apa kau sebenarnya. Kau seorang Dokter, tapi sayangnya tak bernurani. Aku sebagai Ibu tak rela jika putriku hidup dalam kesakitan. Aku ingin kau melepaskan dia. Ceraikan dia, biarkan dia pergi bersamaku."

Alan terngangga. Untuk beberapa saat tubuhnya mematung. Dirinya belum mengenal Dahlia, tapi kenapa dari seluruh ucapannya, terdengar jika perempuan itu mengetahui banyak hal tentang kehidupan pernikahannya bersama Dilara.

Apa, aku menggunakan kekayaan untuk menikahi Dilara. Apa maksudnya?.

Tbc.

Catatan. Alan sebenarnya memang belum tau alasan apa yang membuat Dilara mau dinikahkan dengannya. Ini masih menjadi rahasia antara Hary dan Dilara, sampai seseorang membocorkannya pada Diego. Wah kira-kira siapa seseorang itu ya 🤔

1
Sugiarti Arti
okkkkkkk
aroem
bagus
Leya channel
padahal oas di telpon supurnya suruh menyelamatkan diri dlu.ini malah ketemu meninggal.
diperalat tok khannnn..kapok..
Holipah
hayo Diego Hary udah bangkit lgi 😅😅
Syahilla Naazifa
Luar biasa
yesi yuniar
diego diteror sama hary 😁
Nana Loehat
🤣🤣pete ohh pete
sekalian jengkol pas top markotop
Meysha Talitha Putri
Luar biasa
yesi yuniar
memang harus dicurigai dan diawasi
E Jaa
terbaik
yesi yuniar
begitu kejadiannya...
kakek 👍👍👍👍
yesi yuniar
syukurlah kakek selamat ...
ditunggu kejutannya ya kek 🤗🤗
aqil siroj
kak kenapa mentari setelah hujannya dihapus ya...
padahal aku udah nungguin upnya lohh
Adzana Raisha: Assalamualaikum..
Maaf, Kak. Untuk Mentari setelah hujan sudah tidak ada lagi di NT karna sudah aku pindah ke apk sebelah berlogo F. Disana juga gratis. Yuk, kalau mau baca tinggal download aplikasi dan cari nama Pena Pemilik Rindu91. Terimakasih
total 1 replies
yesi yuniar
apa ada kerjasama antara diego dan sopirnya kakek ya atau dgn pamannya mungkin 🤔🤔
yesi yuniar
ternyata kakek yg dicelakai 🙄
Ratna R
lajut up nya dong kk
Nana Loehat
ya ampyunnnnn pyunnn
kelakuan kake ama alan
mengocok perutq thor🤣🤣🤣🤣🤣
astga naga


eitsss diego
mau mencelakai siapa??
apkh Dahlia
atw alan
tp q rasa tak mungkin
psti yg di incar yg Laemah
ya kan thor😁
diego diego
kasihannya u
obsesi mpe gangguan jiwa
Nana Loehat
alan jd sengklekkkkk🤣🤣🤣
ya ampun ferguso
"Melambai lambai"

boleh ga q tangkappp
wkwkwkkkk
yesi yuniar
siapa nih yg mau dicelakai sama diego... apa alan ??? 🤔
yesi yuniar
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!