Mengejar Cinta Suami Dingin

Mengejar Cinta Suami Dingin

Pernikahan Dingin

Hembusan angin menyibakkan tirai jendela di sebuah kamar milik seorang pria. Sinar keemasan yang menyelinap masuk dari celah yang terbuka, membuat sosok pria yang masih terbaring di atas ranjang, mengerjap. Sepasang matanya terasa berat untuk terbuka namun alam bawah sadar mendorongnya untuk secepatnya bangun.

"Morning, honey."

Suara perempuan yang menyapa indra pendengar membuat kedua kelopak mata sang pria terbuka lebar. Tatapannya pun tertuju pada sosok perempuan berpakaian cukup terbuka yang kini sedang setengah terbaring di ranjang yang sama dengannya. Sang perempuan yang memasang senyum menggoda membuat sang pria lekas membuang wajah.

"Siall." Pria bernama Alan itu membuang pandangan, tak sudi menatap pada perempuan yang sejatinya sudah berstatus istrinya sejak semalam.

Pening, Alan merasa kepalanya terasa berat. Sebisa mungkin ia bangkit dan menjauh dari pandangan sang perempuan

"Honey, kau mau kemana?." Perempuan bernama Lara itu bertanya. Iapun ikut bangkit, dan berjalan mendekati sang suami. Perempuan bertubuh sintal itu berniat membantu namun belum lagi kulit mereka bersentuhan, Alan sudah dulu memberi peringatan.

"Pergi, menjauhlah dariku!." Hardik Alan, ia tak sudi jika kulitnya disentuh oleh Lara, istrinya sendiri.

"Tapi honey, tubuhmu lemas, kau bisa terjatuh jika dipaksa berjalan." Ada sorot kekhawatiran yang tergambar di wajah ayu Lara.

"Apa perdulimu, biar saja aku jatuh atau mati sekalipun. Aku justru senang, sebab dengan mati aku akan terbebas dari pernikahan terkutuk ini!." Tertatih Alan menjauhkan diri. Ia memasuki kamar mandi dan menutup pintunya rapat.

Lara menghela nafas dalam kemudian tersenyum samar. Pandangannya kini tertuju pada sebuah cermin, di mana pantulan sekujur tubuhnya terlihat. Rambut panjang nan indah miliknya dibiarkan terburai, jatuh menutupi bahu sampai ke pinggang. Tubuhnya yang hanya dibalut lingerie tipis berwarna hitam, membentuk sempurna lekuk tubuh bagian atasnya sampai pangkal paha. Lara tersenyum miris, penampilannya lebih mirip seperti jaalang, namun suaminya sendiri justru engan untuk menyentuhnya.

"Tak masalah, ini baru hari ke dua." Mengangkat dagu, Lara tersenyum miring sebelum memasuki ruang pakaian untuk berganti baju. Tak ingin kalah pada keadaan, Dilara tak pernah menyerah sampai ia menyerah kalah.

Dilara Agnesia, tak ada yang menarik dari kisah hidupnya. Hadir dan masuk kekehidupan Alan pun bukanlah atas inginnya. Usianya baru 18 tahun, berbeda jauh dengan Alan yang memasuki usia 35 tahun. Pernikahan mereka terjadi atas campur tangan Hary Wirdo Hutomo yang tak lain adalah Kakek dari Alan. Alan yang berprofesi sebagai Dokter spesialis bedah itu sejak kecil memang diasuh dan dibesarkan oleh sang Kakek. Kisah hidupnya pun tak ada yang menarik, hanya ada kekecewaan di dalamnya. Setelah ditinggalkan sang Ayah akibat pengkhianatan sang Ibu serta dikhianati kekasihnya sendiri, Alan menjadi sosok pria yang tertutup. Hidupnya hanya untuk bekerja, dan tak ada tujuan hidupnya selain pekerjaan.

Hary Wirdo Hutomo yang tak pernah berhasil membuat sang cucu melepas masa lajang, berbuat nekat. Membuat keputusan penting tanpa meminta persetujuan sang cucu.

"Ikuti permintaan Kakek atau kau ingin melihat Kakek meregang nyawa secara perlahan." Ancaman Hary membuat Alan tak bisa menolak. Ia merutuk diri dan mengucap sumpah serapah saat melihat calon istrinya duduk di sampingnya. Masih bocah dan Alan semakin gila dibuatnya. Seorang gadis yang nyatanya jauh dari ekspektasi Alan untuk dijadikan istri. Kasta dan status sosial Dilara, Alan sama sekali tak tertarik untuk mengetahuinya.

"Siall." Maki Alan lagi dan lagi. Meski sudah berendam di air dingin namun hawa panas disekujur tubuh tak jua hilang. Rasanya ia ingin berlama-lama berada di kamar mandi. Selain untuk berendam ia pun ingin menghindari Lara yang sudah seperti iblis menyeramkan untuknya. Hadirnya membuat Alan muak, apalagi harus tidur di atas ranjang yang sama. Pria itu tak akan sudi.

"Aku tidak boleh terus menerus berada di tempat ini." Mentari yang kian meninggi membuat Alan mau tak mau untuk segera beranjak, menyudahi ritual mandinya untuk segera menuju rumah sakit tempatnya bekerja.

Pria bertubuh tegap itu menarik jubah untuk menutupi sebagian tubuh. Ia hanya tak ingin jika keluar nanti dan sang istri mendapatinya tanpa pakaian.

"Siall, kenapa aku harus terkubang dalam pernikahan rumit seperti ini." Alan tak henti menggerutu. Berulang kali ia mengacak kasar rambutnya yang masih basah dengan posisi sudah berada di depan pintu kamar mandi namun ragu untuk membuka. Ia hanya tak ingin jika keluar dan menemukan sosok Lara sedang menunggunya. Alan tak sudi melihat wajah istrinya sendiri.

Memantapkan hati, Alan coba membuka pintu sepelan mungkin. Ia tatap kesekeliling. Sepi, tak ada siapa pun. Tak mau buang waktu pria itu lekas menuju tempat pakaian dan lekas bersiap.

💗💗💗💗💗

"Honey, aku sudah buatkan sarapan spesial untukmu. Makanlah, kau pasti ketagihan setelah mencicipinya." Suara lembut nan mendayu milik Dilara, seketika menyapa indra pendengar Alan begitu sampai di meja makan, dan demi apa pun itu Alan sama sekali tak tertarik atau pun tergoda tetapi ingin mual walau hanya mendengar suara istrinya.

Posisi keduanya kini duduk berhadapan namun Alan lekas membuang pandangan. Malas bersitatap dengan perempuan yang pagi ini tampak menggoda dengan dres mini berwarna kunyit serta mengekspos jelas bagian dadanya yang padat dan kencang. Alan sang membenci itu. Dilara sangat mirip seperti perempuan murahan.

Dilara memasang senyum simpul. Bibirnya ia biarkan sedikit terbuka untuk menggoda Alan saat ingin menyajikan masakan hasil buatanya ke piring pria tersebut.

"Pelayan," teriak Alan yang sontak mengejutkan dua pelayan yang memang dipekerjan untuk mengurus keperluan dirinya. Kedua pelayan itu tergopoh, takut-takut menghadap sang Tuan.

"Mana sarapanku?." Alan menatap nyalang kedua pelayan yang saling pandang dan ketakutan. "Mana?." Tanya Alan sekali lagi saat kedua paruh baya itu hanya diam.

"Ma-maaf, Tu-tuan. Pagi ini semua sarapan untuk Tuan sudah dipersiapkan oleh Nyonya." Satu pelayan menjawab dengan suara terbata. Ia terkejut begitu mendapati kemurkaan sang Tuan yang sejatinya ditujukan untuk istrinya.

"Tapi aku tidak mau memakan apa pun yang dia masak!." Suara Alan tajam nan tegas. Membuat siapa pun yang mendengar ketakutan tetapi tidak dengan Dilara, gadis itu hanya tersenyum dan sama sekali tak takut dengan ucapan sarkas sang suami yang secara terang-terangan sudah merendahkannya di hadapan kedua pelayan Alan.

"Ma-maaf, Tuan."

"Jadi kalian tidak memasak apa pun yang bisa aku makan?."

Kedua pelayan serempak menggelengkan kepala.

"Bedeebah siialan." Alan menggebrak meja makan. Kedua pelayan saling menggengam tangan dan ketakutan. Lagi-lagi, Dilara hanya bergeming di tempat. "Di rumah ini hanya aku yang berhak membuat peraturan atau menentukan kesepakan. Siapa pun tak boleh mengganggu gugat meski itu kakek atau hanya perempuan asing yang hanya menumpang hidup di rumah ini." Alan melirik sinis pada Lara yang justru dengan santai menyuapkan makanan ke dalam mulut. Sungguh tak tau malu.

"Jadi tetap kerjakan tugas kalian seperti saat perempuan benalu itu belum masuk ke rumah ini. Makanku, pakaianku dan semua kebutuhanku, kalianlah yang mengurusnya, dan bukan dia," tunjuk Alan pada Lara. Tak lagi minat untuk mengisi perut, Alan lekas menghilang dari meja makan. Muak dan jengah jika harus berhadapan dengan perempuan tak tau diri seperti istrinya.

Sementara Dilara, gadis berlesung pipi itu menatap nanar kepergian Alan dengan perasaan yang, entahlah. Dalamnya hati siapa yang tau. Senyuman yang sejatinya tak luntur di bibir, mungkin hanya alat untuk menutupi luka hati yang sejatinya hanya ia yang bisa rasa

Tbc.

Terpopuler

Comments

yesi yuniar

yesi yuniar

hadir kak 😍😍😍

2023-08-16

1

Tara

Tara

pria jadi dingin karena pernah dikecewakan oleh cinta baik itu dengan pria or wanita lain. kitanya hrs sabar. bicara dari pengalaman 🤭😉🥰🤗🙏

2023-08-13

1

Japril Tapian Koto

Japril Tapian Koto

lanjut kak

2023-08-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!