Ratu Esme Coventina Vasilica dieksekusi oleh suaminya sendiri, Raja Stefan Vasilica karena dituduh membunuh anak raja.
Anak raja yang berasal dari selir Jenna itu akan jadi putra mahkota dan akan duduk di tahta selanjutnya. Keputusan itu diambil karena Ratu Esme dinyatakan oleh tabib tidak akan bisa mengandung selamanya alias mandul.
Karena dianggap membunuh keturunan raja, Esme yang merupakan seorang ratu tetap tidak lepas dari hukuman.
Namun ketika ekseskusi akan dimulai, sebuah senyum licik dari Jenna membuat Esme merasa bahwa semua ini tidak lah benar. Dia sendiri tidak pernah merasa membunuh anak dari suaminya itu.
" Jika aku diberi kesempatan untuk hidup kembali, maka akan ku balas semua rasa sakit dan penghinaan ini."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Queen 12
Pweu pweu pweu
Hmmm hmmm hmmm
Dengan langkah yang ringan dan bibirnya bersiul senang bagai tanpa dosa setelah membuat kekacauan tadi, Loyd berjalan-jalan di dalam kamar yang telah disiapkan untuk dirinya menginap malam. Istana disiapkan oleh Stefan dalam rangka menyambut dirinya.
"Anda sungguh senang sekali mengacau, Yang Mulia."
"Eiiii apanya yanga mengacau. Aku lho hanya tanya saja. Lagi pula si Stefan itu aneh. Kalau dia masih menginginkan ratunya, kenapa harus mengambil selir lagi coba?"
Apa yang dikatakan oleh Loyd itu memang benar, namun urusan bangsawan terlebih kerajaan, tidak semudah seperti yang dipikirkan. Jika Ratu memang tidak bisa memberikan pewaris, maka harus mengambil wanita lain untuk melakukannya. Bahkan di beberapa kerjaan yang lain ada raja yang memiliki banyak selir.
"Anda tahu kan rumornya kalau Ratu tidak bisa memiliki anak."
"Tck, tidak bisa dijadikan alasan. Kalau benar dia mencintai istrinya, maka dia akan mengusahakan banyak cara. Dan apakah benar Esme yang tidak bisa memiliki anak? Atau malah sebaliknya. Yang ku dengar Esme hanya diperiksa oleh tabib saja. Apakah sudah mencoba bertanya ke alkemis, penyihir, dan lainnya?"
Loyd dengan tegas bicara demikian. Dia sedikit merasa kesal dengan sikap plin plan dari Stefan yang tidak berdaya ketika membicarakan mantan istrinya.
"Jika itu istriku, maka aku akan mencari jalan keluarnya. Mengumpulkan cendekiawan, tabib, dokter penyihir, alkemis dan segala orang pintar di dunia ini untuk mengobati istriku. Aku semakin penasaran terhadap mantan ratu. Semua mengatakan bahwa dia adalah wanita yang hebat dan kompeten. Sebagian pembangunan di Vasilica pun atas jasanya. Kira-kira dia cocok tidak untuk dijadikan permaisuri?"
"Astaga Yang Mulia, Anda sungguh kehilangan akal ya. Yang gadis saja masih banyak, masa Anda mau mengambil janda. Mana itu mantan Ratu kerajaan Vasilica lagi?"
"Tidak ada yang salah, Heros. Jika wanita itu memiliki kemampuan, maka berarti akan cocok dengan ku dan posisi yang tinggi bukan?"
Heros sudah tidak mampu berkata-kata. Bagaimana bisa niat awal Loyd yang hanya bermain-main menjadi berbelok sekarang.
Saking pusingnya dengan ulah sang majikan, Heros langsung pergi dari kamar itu dan menuju ke kamarnya sendiri yang juga sudah disiapkan. Dia tidak ingin mendengar lebih banyak lagi tentang ucapan Loyd karena hanya akan membuatnya pusing.
Loyd hanya tertawa melihat wajah Heros yang kesal. Tapi ucapannya tadi sungguh benar adanya dan bukannya main-main. Dia semakin penasaran dengan sosok Esme. Putri dari Count Coventina itu menarik perhatiannya.Terlebih bagaimana rakyat Vasilica mencintainya, itu semakin membuat Loyd ingin bertemu dan tahu tentang segala hal tentang Esme. Loyd juga ingin mengenal secara dekat.
"Jika begitu, maka besok aku akan ke County Coventina untuk bertemu dengannya. Yaah, ini sangat menyenangkan. Perjalanan kali ini sungguh sangat menghibur diriku. Terlebih ada hal yang begitu menarik yang mungkin bisa ku bawa pulang. Tunggu, mungkin Algar senang kalau aku pulang membawa sesuatu. Dia akan senang atau kesal ya?"
Nguuuung
Di seberang sana, Algar Detrian yang sedang sibuk mengerjakan pekerjaan yang seharusnya milik Loyd itu tiba-tiba menutup telinganya. Ya, telinganya tiba-tiba berdengung. Ia yakin betul bahwa saat ini ada yang membicarakan dirinya.
"Kakak sepupuku itu sungguh kurang ajar. Kapan dia akan kembali hah! Arghhhh, aku lelah!!"
Rupanya Algar tidak lah setenang yang orang-orang ketahui. Jika tengah sendiri seperti ini, Algar akan berteriak kesal dan marah meluapkan perasaannya terhadap Loyd.
Tok tok tok
"Sayang."
"Ah sayangkuuu, masuk lah. Aku sangat merindukanmu."
Evelyn, atau yang biasa dipanggil Eve oleh Algar itu masuk. Wanita cantik yang bisa membuat Algar meredakan kekesalannya itu adalah istrinya. Algar dan Evelyn menikah setahun yang lalu. Dan sekarang ini Eve menemani Algar di istana. Padahal mereka juga memiliki rumah dan wilayah sendiri.
Algar merupakan seroang Duke dan tentu saja Evelyn adalah Duchess. Seharunya mereka tetap berada di wilayah tapi karena Algar berkerja sebagai perdana mentri, membuat keduanya harus tetap berada di sini. Terlebih Loyd masih kabur-kaburan begitu.
"Uhhh sayang, kalau tidak ada kamu entah apa yang akan terjadi padaku."
"Hahaha, kau ini. Setiap hari kita bertemu lho. Kenapa memangnya, ada apa? Apa Yang Mulia tidak menanggapi suratmu lagi?"
Algar mengangguk. Memang benar surat yang ia kirimkan itu tidak ada tanggapan dari Loyd. Tapi masih beruntung Heros membalasnya sehingga dia tahu dimana Loyd berada.
"Saat ini si sialan itu sedang berada di Vasilica. Entah apa yang dia lakukan di sana.
"Sayang, kamu tidak boleh memanggil Baginda Kaisar demikian."
"Bodo amat, dia tidak ada ini. Awas aja kalau di berani marah. Aku akan mengajukan cuti selama setahun lamanya. Biar dia tahu rasa. Aku sangat lelah,Eve. Bukan tentang pekerjaan, melainkan tentang desakan orang-orang."
Eve mendekat dan Algar langsung memeluk istrinya itu. Eve paham betul apa yangh dirasakan oleh suaminya sat ini. Banyak yang mendesak untuk Algar mengambil alih tahta. Dimana Algar sama sekali tidak mau. Algar hanya ingin hidup biasa saja di Duchy miliknya. Dan Eve setuju dengan hal itu.
Baik Algar maupun dirinya tidak memiliki sedikit pun keinginan untuk hal tersebut. Mereka tidak mau terlibat dalam politik dan ambisi beberapa orang untuk menggulingkan Loyd.
"Aku paham, Suamiku. Kita harus bertahan sedikit lagi. Yang Mulia tidak lama pasti akan kembali. Kita hanya harus berusaha untuk kuat dan kukuh pendirian agar tidak goyah dan dimanfaatkan oleh mereka."
"Ya, kau benar. Dasar brengsek, kalau dia pulang nanti aku akan langsung ambil cuti. Huh!"
Eve tertawa terbahak-bahak. Suaminya memang bicara demikian tapi lihatlah, jika Loyd kembali pasti dia tidak akan tega meniggalkan Loyd begitu saja. Algar sungguh menyayangi Loyd sebagai kakak. Karena Algar yang juga ditinggal orang tuanya meninggal sejak kecil sudah hidup bersama dengan Loyd.
TBC
ditunggu kelanjutan dan keseruan kisah cinta dari janda mantan ratu dengan kaisar loyd /Drool/
semangat dan tetap sehat kak 🙏
daku padamu kaisar..sat set /Kiss/