Perselingkuhan istri dan sahabatnya, membuat Vicky Zean trauma untuk menjalin hubungan dengan seorang wanita. Selama lima tahun, ia memilih menjadi Single Daddy untuk putra kesayangannya.
Namun, kini, ia justru tertarik dengan seorang gadis belia yang baru akan lulus jenjang SMA, Rhea Athalia hanya karena pertemuan singkat yang mengesankan baginya.
Meski perbedaan usia yang terpaut sangat jauh, Vicky tetap menjadikan Rhea sebagai target cintanya dan membuat beberapa jebakan agar Rhea bisa jatuh ke dalam pelukannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdindaRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketegasan Rhea
Sesampainya di rumah Vicky, Rhea melihat ada satu buah mobil yang terparkir di depan rumah Vicky. Saat melihat plat mobil yang dari luar kota, Rhea menganggap jika mungkin ada saudara Vicky yang berkunjung ke rumahnya.
Ia pun memutuskan untuk kembali ke rumah dan membawa pulang bekal yang sudah ia siapkan untuk Dean dan juga Vicky. Namun, langkahnya terhenti saat mendengarkan suara Dean berteriak kencang dan menangis meraung-raung.
“Dean!” Rhea pun langsung berlari masuk ke dalam gerbang rumah Vicky untuk mengetahui apa yang sedang terjadi oleh Dean. Karena Rhea sudah memiliki kartu kunci pintu rumah Vicky, dengan mudahnya ia masuk ke dalam.
Kedatangan Rhea kali ini membuat Dean langsung berlari menuruni anak tangga dan memeluknya dengan sangat erat. “Mynda Rhea!” panggil Dean yang tampak sangat tertekan.
Rhea pun langsung mengusap punggung Dean dengan sangat lembut dan mengajaknya duduk di sofa ruang tamu. Tak lama kemudian, tampak seorang wanita yang keluar dari kamar Dean sambil membawa berkas di tangannya diikuti oleh seorang pria di belakangnya.
Jika ditaksir, usia mereka berdua tampak seumuran dengan Vicky yang kini tengah menuruni anak tangga. Vicky tadinya mengiringi langkah Dean yang berlari menuruni anak tangga. Namun, ia masih kalah cepat dengan Dean.
“Siapa perempuan yang sedang dipeluk oleh Dean?” tanya wanita tersebut kepada Vicky.
“Kau tidak perlu tahu siapa dia! Waktumu untuk mengambil perhatian Dean sudah habis dan pergilah dari sini!” usir Vicky sambil menghubungi satpam kompleks untuk mengusir tamunya.
“Aku perlu tahu, siapa saja yang dekat dengan putraku untuk mengetahui dia berbahaya atau tidak!”
“Cukup, Kylee! Lebih baik pergi sekarang juga atau aku akan memanggil satpam untuk menyeret kalian berdua dari sini!” gertak Vicky.
“Lebih baik kita pergi sekarang dan ajukan gugatan hak asuh anak ke pengadilan, Sayang! Bersabarlah sebentar saja untuk memiliki Dean kembali!” ajak laki-laki yang berdiri di belakang Kylee sambil menggamit lengannya.
“Aku tidak mau diasuh sama mommy gila dan uncle Jody!” teriak Dean.
“Mynda Rhea, aku benci dua orang itu!” lanjutnya lagi mengadu kepada Rhea.
Kali ini Rhea mulai tahu permasalahan apa yang sedang terjadi dalam keluarga Vicky. “Jangan takut, Dean! Mynda akan selalu ada disampingmu dan melindungimu dari orang jahat itu!” timpal Rhea yang berusaha untuk membuat Dean merasa tenang.
Tanpa disadari, ucapan Rhea kali ini menyinggung perasaan Kylee dan membuatnya langsung naik pitam tidak terima. Kylee pun langsung mendekati Rhea yang tengah memeluk Dean di sofa dan tangannya langsung terulur menarik rambut Rhea dengan kencang.
“Heh! Siapa kau sebenarnya? Berani-beraninya menyebarkan kalimat racun untuk putraku!” gertak Kylee.
Melihat posisi Rhea terancam, Vicky pun langsung mendekat untuk menjauhkan Kylee dari Rhea. Sayangnya langkahnya justru langsung terhalang oleh Jody hingga terjadilah perkelahian antara Vicky dengan Jody.
Sedangkan Rhea yang merasa kesakitan pun langsung menepis tangan Kyle dengan kasar dan kemudian menguncinya dibelakang punggung sampai Kylee merintih kesakitan.
“Argh! Beb Jody, tolong aku!” teriak Kylee kesakitan.
“Aku bukan orang jahat seperti anda yang membuat Dean ketakutan. Bahkan, aku tidak segan untuk menyerang siapapun yang tega menyakiti Dean!” balas Rhea sambil mendorong Kylee sampai terjatuh di lantai.
“Sayang!” Jody pun langsung mendekati istrinya dan kemudian menatap tajam ke arah Rhea.
“Kau hanya anak kemarin sore dan tidak perlu ikut campur dalam masalah kami!” tegas Jody mengingatkan Rhea. “Dan ini adalah peringatan terakhir. Jika selanjutnya, kau masih tetap ikut campur, maka aku akan membuat perhitungan denganmu!”
Ancaman Jody kali membuat Rhea tidak gentar sedikit pun. Ia justru berkacak pinggang dan memperlihatkan dirinya menantang Jody.
“Aku bukan mau ikut campur, ya, Pak! Tapi aku tekankan sekali lagi, siapapun yang menyakiti Dean, maka dia akan berhadapan denganku! Kejahatan tidak akan pernah menang dan kali ini aku menyumpahi bapak akan celaka jika masih meneruskan niat buruk bapak!”
Ucapan Rhea barusan terdengar sedikit mengerikan dan membuat Jody langsung mengajak Kylee untuk keluar dari rumah Vicky. Setelah mereka berdua keluar, Rhea pun kembali mendekati Dean dan mengusap kepalanya dengan lembut.
“Jangan takut, Dean! Kau harus menjadi anak lelaki yang hebat dan kuat!” tutur Rhea sambil mengusap air mata Dean.
“Iya, Mynda! Dari semalam Mommy terus melakukan pendekatan denganku bersama Uncle Jody dan ingin mengajakku untuk berlibur ke Bali. Aku sangat tidak suka!”
“Tapi, daddy sama sekali tidak melarang mommy dan uncle mendekatiku!” Dean langsung menunjuk ke arah Vicky yang kini hanya bisa diam terpaku. “Daddy jahat, Mynda! Dia membiarkan aku tertekan!”
Pengaduan Dean terhadap sikap daddynya membuat Rhea langsung menatap ke arah Vicky dengan tajam. Sedangkan Vicky hanya bisa menghela nafasnya panjang mendapat tatapan mematikan dari Rhea.
“Emm, bukan begitu dinda! By hanya …” kalimatnya tercekat karena Dean dengan cepat menyanggahnya.
“See, Mynda! Ucapan yang terbata-bata dan tidak lugas itu bukti jika Daddy hendak berbohong, kan!” ceracau Dean yang tampak begitu kecewa dengan sikap Daddynya semalam.
“Baiklah, sekarang lihat sudah jam berapa?” Rhea mulai mengalihkan perbincangan mereka.
Dean pun melihat ke arah jam dinding yang kini sudah menunjukkan jam setengah 8 pagi. Artinya, tidak memungkinkan untuk Dean pergi ke sekolah.
“Aku tidak mau pergi ke sekolah!” ucap Dean sambil menggelengkan kepalanya.
“Ooh, Mynda bukannya mau ajak Dean pergi sekolah, kok! Mynda cuma mau nawarin Dean sarapan!” balas Rhea membuat Dean menyunggingkan senyumannya.
“Dean mau sarapan, kan? Mynda udah buatin nasi goreng ayam loh buat Dean!”
Tawaran Rhea kali ini langsung dijawab Dean dengan sangat antusias, “Dean mau makan masakan Mynda!”
Rhea pun langsung mengambil kotak bekal makanan yang ia bawa dan menyodorkan kepada Dean. “Nah, sekarang Dean nikmati dulu sarapannya di ruang makan sama bibik ya. Mynda mau bicara sama Daddy dulu!” titah Rhea yang tentunya langsung dituruti oleh Dean.
Vicky yang sedari tadi memperhatikan sikap Rhea pun semakin jatuh hati dibuatnya. Meski baru lulus dari jenjang SMA, Rhea sudah sangat dewasa dari segi pemikiran dan juga sikapnya. Bahkan ia sangat terampil merayu Dean yang sedang dalam kondisi kacau.
Sangat pas jika Rhea mengambil jurusan psikologi di kampus barunya nanti. Bibit menjadi seorang psikolog pun sudah terpatri dalam diri Rhea. Meski sebelumnya ia memiliki riwayat yang terlalu tenggelam dan larut dalam kesedihan. Namun, Rhea sudah berhasil menyikapinya.
“By mau cerita atau tidak?” tanya Rhea dengan tegas membuyarkan lamunan Vicky.
“Ya, kita ngobrol di ruang kerja, dinda! By akan jelasin semua masalah yang terjadi dari semalam sampai tadi pagi!” jawab Vicky yang langsung berdiri dan mengajak Rhea ke ruang kerjanya.