Target Cinta Om Duda

Target Cinta Om Duda

Bukan Sopir Taksi

"Daddy, bangun Daddy." seorang anak berusia 5 tahun menggoyang-goyangkan tubuh Vicky yang masih meringkuk di dalam selimut.

Sayangnya tangan mungil Dean tidak berhasil membangunkan Daddynya yang baru terlelap pukul 2 dini hari setelah lembur panjang untuk menyiapkan bahan meeting dadakan yang akan dilaksanakan  pagi ini.

"Daddy!" teriak Dean tepat di telinga Vicky membuat Vicky langsung membuka matanya yang terlihat memerah.

"Itu tidak sopan Dean!" ucap Vicky sambil menutup telinganya yang mulai berdengung akibat teriakan putranya.

"Siapa yang mengajarimu berteriak tidak sopan seperti ini?" tanya Vicky sambil mencubit pelan hidung putranya. "Daddy baru saja lembur tadi malam." ucapnya kembali menyembunyikan tubuhnya di balik selimut.

"Ups! I'm sorry, Daddy. Aku benar-benar tidak tahu jika Daddy baru saja lembur tadi malam." balas Dean merasa bersalah.

"Baiklah, kalau begitu lebih baik aku pergi sekolah diantar Uncle Sam saja. lagipula ini sudah hampir jam 7 pagi." ucap Dean sambil meninggalkan kamar Vicky.

Vicky pun hanya mendengar suara putranya samar-samar karena masih sangat mengantuk. Namun kemudian ia pun langsung menyibakkan selimutnya. "Apa?! Sudah hampir jam 7!"

"Oh My God, aku ada janji dengan klien jam 8 pagi ini."

Vicky langsung bergegas menuju ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya secara kilat. Setelah itu ia langsung mengenakan pakaiannya dan turun ke bawah dengan sangat terburu-buru.

"Jangan bilang kalau pagi ini kau ada meeting penting dan melewatkan sarapan untuk yang ke sekian kalinya." ucap Lisa, adik kandung Vicky yang baru saja menikah dengan Samuel.

"Sudahlah, Lisa. Pagi ini aku tidak mau berdebat denganmu." sanggah Vicky sambil mengenakan sepatunya.

"Aku tidak ingin berdebat, Kak. Sekali lagi aku sarankan untuk kakak, lebih baik kakak segera menemukan wanita yang tepat dan menikahlah. Agar ada yang mengurusi kehidupan kakak dan juga Dean." ucap Lisa.

"Lisa, jika kau mau hidup bersama Samuel di rumah kalian sendiri, silahkan saja. Aku tidak pernah menghalangimu, bukan?" balas Vicky yang tahu persis jika adik perempuannya itu sangat ingin hidup berdua bersama dengan suaminya di rumah yang baru mereka beli kemarin.

"Untuk masalah Dean, aku bisa mengurusnya sendiri dengan baik." lanjut Vicky lagi.

"Omong kosong! Aku tidak pernah yakin dengan ucapanmu, Kak. Pagi ini saja kau terlambat bangun, bukan? Bagaimana aku bisa percaya kau bisa mengurus Dean?"

Selama ini memang Lisa yang membantu mengurus Dean sejak Mama Vicky meninggal dunia dua bulan yang lalu. Tapi bukan berarti Vicky angkat tangan begitu saja tidak mengurus putranya.

Vicky selalu mengantar jemput putranya ke sekolah. Tidak hanya itu, ia juga selalu meluangkan waktunya untuk bermain dengan putranya. Hanya saja ia memang selalu bangun kesiangan dan terburu-buru setiap pagi.

"Ck, sudahlah Lisa. Aku tidak mau berdebat denganmu."

"Aku lihat guru kelas Dean itu masih single loh kak. Udah gitu perhatian bnget sama Dean. Memangnya kakak tidak tertarik dengan Miss Mala?" tanya Lisa yang mulai membahas wanita yang selama ini ia nilai sangat cocok untuk kakaknya.

"Tidak tertarik sama sekali." jawab Vicky yang kemudian meninggalkan Lisa begitu saja.

"Coba aja kencan sekali aja kak, siapa tahu cocok" teriak Lisa yang tidak dihiraukan sama sekali.

 

Selama ini Vicky memang selalu dingin jika berhubungan dengan makhluk yang bernama perempuan kecuali dengan keluarganya sendiri. Pernah mencintai dan kemudian disakiti oleh mantan istrinya dengan berselingkuh di depan matanya membuat Ia tidak pernah lagi membuka hati untuk seorang wanita.

Kini Vicky mulai menjalankan mobilnya menuju ke tempat yang sudah disepakati. Namun saat mobilnya baru saja keluar dari gerbang kompleknya, tiba tiba ada seorang gadis belia yang  menggunakan seragam OSIS SMA merentangkan tangannya dan menghadang mobilnya.

Vicky yang sedang buru-buru pun akhirnya memberhentikan mobilnya. Sedangkan gadis tadi pun langsung berlari dan mengetuk kaca jendela mobil Vicky.

"Maaf om, kebetulan ban motor aku kempes. Om pagi ini mau ke arah mana?" tanya gadis belia tersebut.

"Kalo om jalan ke arah barat, aku ikut ya om. Nanti aku turun di depan SMA Mentari. Hari ini aku ada ujian nih om." ucapnya dengan nada sedikit merengek.

Pagi ini Vicky memang akan menuju ke arah barat dan melewati SMA Mentari yang disebutkan gadis belia tadi.

"Ya udah, buruan masuk ke mobil." ucap Vicky dengan nada yang datar.

Gadis belia tadi langsung masuk ke dalam mobil Vicky dan duduk di kursi belakang. Terdengar suara nafasnya sangat lega saat melihat jam di tangannya masih menunjukkan pukul 7.10 menit.

"Emang masuk sekolah jam berapa?" tanya Vicky sambil mengamati gadis yang duduk di belakangnya lewat kaca spion.

"Jam setengah 8. By the way, Makasih banyak ya Om," ucap gadis belia tadi sambil menyodorkan uang 20 ribu ke arah Vicky.

"Kamu pikir saya sopir taksi apa?" tanya Vicky ketus saat melihat uang yang disodorkan oleh gadis yang ini duduk di belakangnya.

"Emangnya segini masih kurang ya Om? Kalo om minta lebihnya, nanti datang ke rumah aja deh. Biar aku minta lagi uangnya sama mamah."

Gadis belia itu tampak membuka dompetnya dan kemudian mengeluarkan kartu nama miliknya. Kini mobil Vicky sudah berhenti tepat di depan gerbang SMA Mentari.

"Nah om, ini kartu nama aku. Kayaknya kita satu komplek deh, jadi Om gak perlu susah-susah cari alamat aku." gadis tersebut meletakkan kartu namanya di bawah rem tangan Vicky sebelum turun dari mobilnya.

"Sekali lagi terima kasih banyak ya Om."

Vicky hanya tertegun melihat gadis tersebut yang berlari melewati gerbang sekolahnya yang hampir tertutup. Ia pun kemudian menyimpan kartu nama gadis tersebut ke dalam sakunya dan kembali menjalankan mobilnya ke tempat meeting.

"Memangnya tampang aku kayak sopir taksi apa?" gerutu Vicky sambil mengamati wajahnya sendiri.

Vicky yang tampak sangat cool dan macho di usianya yang menginjak 34 Tahun, memang sedikit narsis dengan ketampanannya. Bahkan ia sangat percaya diri dengan menilai dirinya sendiri yang masih pantas menggunakan seragam SMA karena ia menganggap wajahnya baby face.

Namun, panggilan gadis tadi yang menyebutnya dengan "OM" membuat Vicky sedikit kesal. Apalagi saat ia disodori uang 20 ribu, membuat level ketampanannya langsung turun secara drastis.

"Sepertinya gadis tadi sedikit rabun karena ia tidak melihat ketampananku yang di atas rata-rata ini." gumam Vicky.

Ia pun membaca kartu nama yang diberikan oleh gadis belia tadi.

"Rhea Athalia."

"Hemm, nama yang sangat cantik. Ternyata usianya masih 17 tahun." gumam Vicky sambil menyimpan kembali kartu nama Rhea ke dalam saku jasnya.

Kini mobilnya sampai di tempat yang disepakati untuk meeting. Asisten pribadinya pun juga terlihat sudah tamat menunggu di tempat yang sudah di reservasi sebelumnya.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ck aku pikir baru 27-28 tahunan gitu, Ternyata udah 34 aja..

2024-02-11

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Waahh awal pertemuan mereka kali ya..gak sabaran aku bacanya sampai And..👍👍

2024-02-11

0

Mystera11

Mystera11

mampir thor...

2023-07-17

2

lihat semua
Episodes
1 Bukan Sopir Taksi
2 Panggilan Menyebalkan
3 Mulai Terpesona
4 Tekad Vicky
5 Menjemput Rhea
6 Trik Pertama Vicky
7 Trik Kedua
8 Lunch Together
9 Masalah Rhea
10 Pink or Black?
11 Ujian Buat Vicky
12 Galau
13 Bekerja Sama
14 Bau Kencur
15 Prepare for Graduation
16 Ego Vicky
17 Perdebatan Kecil
18 Bualan Vicky
19 Mendukung atau Tidak?
20 Panggilan Spesial
21 Hubby?
22 Rhea Kecewa
23 Kandang Singa atau Harimau.
24 Gara-gara Cemburu
25 Better than Before
26 Senjata Makan Tuan
27 Frustasi
28 Ternyata oh ternyata
29 Family Gathering
30 Just Cosplay
31 Memendam Rasa
32 Ketegasan Rhea
33 Malam Sebelumnya
34 With Dean
35 Jawaban Rhea
36 Dean Memang Brilliant
37 Balasan Rhea
38 Rhea n Lisa
39 Menyusul Rhea
40 Arrived
41 Ditembak Hazel
42 Alasan Rhea
43 Kencan Pertama
44 Gara2 Lupa
45 Sarapan di Rumah Rhea
46 Jadi Kikuk, 'kan?
47 Kakak Ipar Kecil
48 Dasar Gila!
49 Tahan Tawa
50 Fitting Gaun Lamaran
51 Tidak Bergeming
52 Rona Menyerah
53 Pro Kontra
54 Rhea vs Kylee
55 Menuju Lamaran
56 Kedatangan Pak Iwan
57 Saat Rhea Merajuk
58 Gantungan Kunci
59 Kalah Telak
60 Lamaran
61 Gara-gara Burung
62 Pingitan
63 Rindu
64 Apes, dah
65 Menuju Hari H
66 Wedding Day 1
67 Wedding Day 2
68 Wedding Day 3
69 Tert....
70 Malam Pertama
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bukan Sopir Taksi
2
Panggilan Menyebalkan
3
Mulai Terpesona
4
Tekad Vicky
5
Menjemput Rhea
6
Trik Pertama Vicky
7
Trik Kedua
8
Lunch Together
9
Masalah Rhea
10
Pink or Black?
11
Ujian Buat Vicky
12
Galau
13
Bekerja Sama
14
Bau Kencur
15
Prepare for Graduation
16
Ego Vicky
17
Perdebatan Kecil
18
Bualan Vicky
19
Mendukung atau Tidak?
20
Panggilan Spesial
21
Hubby?
22
Rhea Kecewa
23
Kandang Singa atau Harimau.
24
Gara-gara Cemburu
25
Better than Before
26
Senjata Makan Tuan
27
Frustasi
28
Ternyata oh ternyata
29
Family Gathering
30
Just Cosplay
31
Memendam Rasa
32
Ketegasan Rhea
33
Malam Sebelumnya
34
With Dean
35
Jawaban Rhea
36
Dean Memang Brilliant
37
Balasan Rhea
38
Rhea n Lisa
39
Menyusul Rhea
40
Arrived
41
Ditembak Hazel
42
Alasan Rhea
43
Kencan Pertama
44
Gara2 Lupa
45
Sarapan di Rumah Rhea
46
Jadi Kikuk, 'kan?
47
Kakak Ipar Kecil
48
Dasar Gila!
49
Tahan Tawa
50
Fitting Gaun Lamaran
51
Tidak Bergeming
52
Rona Menyerah
53
Pro Kontra
54
Rhea vs Kylee
55
Menuju Lamaran
56
Kedatangan Pak Iwan
57
Saat Rhea Merajuk
58
Gantungan Kunci
59
Kalah Telak
60
Lamaran
61
Gara-gara Burung
62
Pingitan
63
Rindu
64
Apes, dah
65
Menuju Hari H
66
Wedding Day 1
67
Wedding Day 2
68
Wedding Day 3
69
Tert....
70
Malam Pertama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!