NovelToon NovelToon
Mas CEO I Love You

Mas CEO I Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor / Persahabatan / Romansa
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: triani

Aluna, 23 tahun, adalah mahasiswi semester akhir desain komunikasi visual yang magang di perusahaan branding ternama di Jakarta. Di sana, ia bertemu Revan Aditya, CEO muda yang dikenal dingin, perfeksionis, dan anti drama. Aluna yang ceria dan penuh ide segar justru menarik perhatian Revan dengan caranya sendiri. Tapi hubungan mereka diuji oleh perbedaan status, masa lalu Revan yang belum selesai, dan fakta bahwa Aluna adalah bagian dari trauma masa lalu Revan membuatnya semakin rumit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon triani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Langkah kaki Aluna terdengar nyaring di lorong apartemen yang sunyi. Langkahnya sedikit gemetar saat Bastian mengajaknya berhenti tepat di depan pintu unit Revan. Ini adalah kali pertama ia datang ke apartemen pria dingin yang sekarang tiba-tiba berstatus sebagai suaminya.

Pintu terbuka. Bastian segera mempersilahkanya masuk.

Begitu pintu utama terbuka, kesan pertama yang terasa adalah kemewahan yang tidak berlebihan, dibalut dengan karakter maskulin yang tegas.

Interior didominasi warna-warna gelap dan netral: hitam matte, abu-abu arang, dan aksen coklat tua dari kayu walnut. Lantai marmer mengkilap berpola minimalis menyatu sempurna dengan dinding bertekstur beton ekspos dan panel kayu elegan. Furnitur bergaya modern kontemporer dengan garis tegas dan simetris: sofa kulit hitam berbentuk L, meja kopi dari logam hitam berpadu dengan kaca buram, serta rak buku built-in yang memanjang ke langit-langit.

"Silahkan Bu Aluna, saya akan menunjukkan setiap sudut apartemen milik pak Revan." ucap Bastian menjadi begitu hormat padanya.

"Anda tidak perlu repot, pak. Saya akan sangat merepotkan."

"Ini memang tugas saya. Mari silahkan."

Bastian pun membukakan tirai besar yang ada di salah satu dinding apartemen itu, dan Aluna langsung bisa melihat pemandangan langit yang memukau dan pemandangan kota yang indah. Karena Apartemen ini terletak di lantai atas sebuah gedung pencakar langit di jantung kota.

Bastian kembali melanjutkan langkahnya, ia membawa Aluna ke sisi lain ruangan itu. Ruang utama terbuka menggabungkan ruang tamu, dapur, dan ruang makan dalam satu kesatuan harmonis. Dapur dilengkapi peralatan canggih serba hitam dan perunggu, dengan island table besar yang juga berfungsi sebagai minibar, dihiasi dengan lampu gantung industrial berwarna emas gelap yang memberikan kontras hangat.

Pencahayaan tersembunyi di balik panel plafon menciptakan suasana tenang di malam hari, sementara sistem smart home mengatur semua fungsi hanya dengan satu sentuhan: dari tirai otomatis hingga pengaturan suara dan suhu ruangan.

"Mari, sekarang saya akan mengantar Bu Aluna ke kamar utama. Bu Aluna bisa langsung istirahat di sana." ucap Bastian sebari menuju ke sebuah pintu.

"Silahkan Bu Aluna, setelah ini saya akan pergi. Silahkan anda beristirahat." ucapnya lagi setelah Bastian membuka pintu dan berdiri di ambang pintu mempersilahkan Aluna untuk masuk.

Aluna terlihat ragu untuk masuk, hingga ia memberanikan diri untuk bertanya. "Pak Bastian, apa pak Revan tidak akan tinggal di sini?"

Bastian terdiam sejenak, kemudian tersenyum tipis, "Pak Revan pasti akan pulang, Bu. Jika Bu Aluna membutuhkan bantuan, Bu Aluna bisa langsung menghubungi saya."

Aluna segera menggelengkan kepalanya, "Untuk saat ini saya rasa tidak perlu."

"Baiklah, kalau begitu saya permisi." Bastian membungkukan badannya, hendak berbalik tapi segera Aluna mencegahnya.

"Tunggu!"

Bastian mengerutkan keningnya, "Ada apa, Bu Aluna?"

"Urusan apa yang membuat pak Revan sampai meninggalkan istrinya di hari pernikahan?" tanya Aluna mencoba melupakan status pernikahan mereka yang hanya di atas kertas, ia merasa punya hak untuk menanyakan hal itu saat ini.

Bastian kembali hanya tersenyum, "Bu Aluna silahkan istirahat, tidak perlu menunggu pak Revan kembali."

Mendengar jawaban Bastian, bibir Aluna langsung terkunci rapat.

"Saya permisi. Selamat siang."

Bastian berbalik dan meninggalkan Aluna yang masih berdiri di ambang pintu kamar hingga Bastian benar-benar menghilang di balik pintu utama.

Senyum Aluna perlahan muncul hingga gigi putihnya tampak berjajar rapi, "Bagus dong ....,anggap saja ini rumah baruku tanpa harus mengeluarkan uang. Kalau si dingin itu nggak pulang, bukankah lebih bagus ...,"

Aluna dengan cepat berbalik dan berlari ke dalam kamar, menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur, menikmati hidup barunya yang berstatus sebagai istri dari Revan Aditya.

"Ini benar-benar status baru yang luar biasa ...,"

Aluna kembali duduk,mengamati sekeliling, kamar itu tampak begitu maskulin. Kamar tidur utama menampilkan headboard kulit hitam tinggi, seprai linen abu-abu, dan lukisan bergaya abstrak dengan palet monokrom yang menggantung di atas tempat tidur.

"Ini tidak bisa di sia-sia in, Tifani harus lihat." Aluna segera merogoh tasnya, mengambil benda pipih itu dan langsung menghubungkan vc dengan sahabatnya.

"Hallo, apa kau baik-baik saja? Apa suamimu pak Revan itu menyiksamu?" tanya Tifani dengan wajah cemas yang langsung memenuhi layar ponsel Aluna.

Aluna tersenyum, "Menurut Lo....,"

"Lo baik-baik saja?" tanya Tifani seolah tengah menyesal karena telah mengkhawatirkan sahabatnya itu.

"Gue bakal ajak Lo keliling kamar utama bos besar Revan Aditya."

Aluna mengarahkan kameranya ke segala penjuru dan berjalan menunjukan segala yang ada di rumah itu pada Tifani.

"Wahhhh, itu luar biasa." Tifani begitu kagum dengan interior kamar itu, "Gue pingin lihat dong kamar mandinya, biasanya kalau di film pendek, adegan romantis terjadi di kamar mandi."

"Ihhh, Lo mikirnya mesum ya." Aluna mengerucutkan bibirnya berlagak marah tapi ia juga menurut keinginan sahabatnya itu, ia juga penasaran dengan wujud kamar mandi orang kaya.

Aluna dan Tifani dibuat kagum dengan kamar mandi ku yang bahkan luasnya lebih luas dari kamar Aluna.

Kamar mandi utamanya seperti spa pribadi—dinding batu alam, bathtub freestanding berwarna hitam pekat, dan shower box dengan kaca transparan serta pancuran hujan dari langit-langit.

"Lo kayaknya nggak nikah sama orang biasa deh, Lo lagi nikah sama perwujudan dewa." ucap Tifani menunjukan kekagumanya.

"Iya ...., dewa mabok ..., udah dulu ya. Gue mau mandi trus tidur.menikmati hidup mewah gue. Bye ..."

Tanpa menunggu jawaban dari Tifani, Aluna sudah lebih dulu mematikan sambungan telponnya.

****

Suasana klub malam itu dipenuhi cahaya remang dan dentuman musik yang memekakkan telinga. Lampu-lampu sorot menari di antara kerumunan orang yang menari dengan bebas, seolah tidak peduli pada dunia di luar sana.

Seorang pria muda duduk di bar, menggenggam gelas kosong yang sejak tadi belum diisi ulang. Pandangannya kosong, pikirannya melayang jauh—tentang masa lalunya, tentang keputusan besar yang ia ambil hari ini, tentang kebingungan yang merayap dalam diam.

Beberapa saat kemudian, seorang perempuan mendekatinya dengan senyum menggoda. “Sendirian aja?”

Pria itu adalah Revan, ia tidak berniat menjawab, lalu mengalihkan pandangannya. Hatinya sedang tak tertarik pada permainan seperti itu malam ini.

Dari kejauhan seseorang tengah memperhatikan, hingga seorang bartender menyapanya. “Masih satu ronde lagi?”

Orang itu menggeleng pelan. “Enggak. Gue cuma numpang duduk.”

Ia pun berdiri dan berjalan menghampiri Revan dan duduk di sampingnya,

“Gue pikir lo nggak bakal dateng malam ini,” ucap pria itu, dia adalah Bastian. Selain sekretaris pribadi Revan dia juga sahabat Revan, ia berusaha terdengar santai.

Revan menarik sudut bibirnya tipis hingga menunjukan senyum samar yang nyaris tidak terlihat, ia menatap layar ponselnya sejenak sebelum mematikannya. “Gue cuma butuh tempat sepi buat mikir.”

Bastian tertawa hambar. “Klub malam lo anggap sepi?”

Revan menoleh padanya, mata sayunya menatap penuh lelah. “Lebih sepi dari hati gue sendiri sekarang.”

Bastian menepuk punggung sahabatnya pelan. “Gue udah bawa Aluna ke apartemen, kenapa Lo nggak pulang?”

Revan diam.

“Kenapa lo nggak mau ketemu?” tanya Bastian memastikan. Ia yang paling tahu alasan kenapa Revan menikahi aluna, bukanhanya sekedar pernikahan di atas kertas seperti yang ia katakan pada Aluna tapi lebih dari itu.

Butuh beberapa detik sebelum Revan menjawab, suaranya nyaris tenggelam oleh musik. “Karena gue pengecut. Karena kalau gue liat matanya, teringat dengannya, rasa bersalah gue semakin besar dan rasanya gue nggak sanggup memikulnya.”

“Dia nunggu lo, Van,” kata Bastian tegas. “Dia datang karena Lo yang bawa dia masuk ke hidup Lo. Dan lo malah ngumpet di sini?”

Revan menunduk. “Gue tahu. Dan itu yang bikin semuanya makin nyakitin.”

Bastian menarik napas panjang. “Sebaiknya Lo segera jujur sama dia, buat dia mengerti dan nggak membenci lo.”

Revan diam. Tangannya meremas gelas yang kosong di depannya.

Bersambung

Happy reading

1
Entin Fatkurina
tetap semangat
yuning
dia jodohmu Tifani 😁
yuning
asisten sama bosnya sama
yuning
pak CEO keren
Entin Fatkurina
sebelas dua belas dengan bosnya.
Lina Herlina
yg bner aja pagi sampe jm 11 malem
Entin Fatkurina
revan benar benar keren.
Entin Fatkurina
menunggu detik detik penyelamatan aluna.
Entin Fatkurina
intinya, tetap semangat aluna.
yuning
Revan gak mau nurunin gengsi , Aluna gak punya kepercayaan diri 🥴
Entin Fatkurina
lanjut kak tri.
Tri Ani: siapppppp
total 1 replies
yuning
hmmm
Tri Ani: hmmmmm
total 1 replies
Entin Fatkurina
kuatkan imanmu Aluna😊😊😊
Tri Ani: mantap
total 1 replies
yuning
Revan tukang gengsi 😁
Tri Ani: setuju
total 1 replies
Entin Fatkurina
so sweet.
Tri Ani: makacihhhhhh😘😘😘😘
total 1 replies
yuning
pak Revan, sweet juga ya
Tri Ani: menyala
yuning: langsung lunglai kita 😅
total 3 replies
Entin Fatkurina
jadi terharu.
Tri Ani: aku juga kak
total 1 replies
yuning
terhura 🥺
Tri Ani: 🥲🥲🥲🥲🥲
total 1 replies
Entin Fatkurina
lanjut kak tri.
Tri Ani: siap kak
total 1 replies
yuning
kejutan ulang tahun
Tri Ani: mantullll
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!