seorang Alika Alexandra, jenius dari zaman modern. berpindah ke tubuh seorang putri yang di asingkan.
setelah bangun di tubuh putri Amelia anabela Allen itu dan mengetahui kisah tentang hidup sang gadis, ia bertekad untuk menjauh saja. melupakan tentang balas dendam. karena, balasan dendam terbaik nya, ialah hidup sukses dan baik tanpa pasongan dari orang lain.
lagi pula, tubuh ini adalah miliknya dan terserah dia mau bagaimana. tapi, perlu di garis bawahi, ia tidak akan mencari musuh, tapi kalau musuh datang, ia takkan lari.
lalu, bagaimana kisah nya nanti.? apakah ia akan berhasil dengan rencana hidupnya ? ikuti terus ya...🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. kosmetik
soalnya dari pengamatan pangeran Alberto, orang yang terbunuh atau pun sebagainya mereka tidak akan membawa barang-barang mereka. sementara Di dalam gubuk tersebut Tak ada satupun barang-barang Amelia dan kedua pelayan yang mereka tinggalkan. artinya mereka masih hidup dan pasti telah pindah dari tempat ini sebelum terjadi pemberontakan.
"Saya harap juga begitu pangeran. kalau begitu kita cepat kembali ke camp saja. dan diskusikan masalah ini kepada pangeran yang lain." ujar pangeran Cristiano kembali dan dibalas dengan anggukan kepala dari pangeran Alberto. Setelah itu mereka pun langsung meninggalkan tempat tersebut.
***
Kini Putri Amelia telah selesai meracik beberapa bahan herbal untuk dijadikan kosmetik. Ia pun mulai pada proses selanjutnya untuk mengolah dan kemudian siap untuk dipasarkan. Namun karena di tempat ini tidak ada badan pengawas obat dan makanan, jadi Amelia berinisiatif untuk mencoba produk racikannya sendiri itu ke wajahnya atau bagian tubuh lainnya. Dan ternyata setelah satu minggu penggunaan secara teratur, ternyata hasilnya cukup memuaskan. Bahkan selama seminggu ini, Putri Amelia terus mengurung diri di dalam ruang dimensinya.
"Wah ternyata racikan ku benar-benar the best !!! Hasilnya bisa sebagus dan senatural ini. Kalau begini caranya mah tidak perlu dandan, cukup menggunakan beberapa kosmetik atau perawatan tubuh ini saja." Ujar Amelia dengan girang. Bagaimana tidak, dulu saja saat masih menjadi Alika, ya tidak pernah meracik bahan-bahan seperti ini. Palingan Iya hanya akan berpatokan pada obat-obatan maupun racun. Tapi lihatlah sekarang, Iya begitu handal dalam meracik bahan-bahan kosmetik ini.
"Ck. Entah kenapa Anda senang sekali memuji hasil karya sendiri nona." Sindir Alen yang masih mengamati sang nona memperlihatkan kemolekan wajahnya setelah menggunakan beberapa perawatan dari hasil racikannya sendiri. Putri Amelia yang mendengar protesan dari Alen, Iya langsung menghadap ke arah Alen dengan tatapan yang malas.
"Ck. Kau juga sama, tidak pernah tenang dan senang melihat orang bahagia. Selalu saja julit kayak emak-emak kompleks yang ngomongin anak gadis tetangga sebelah.." gerutunya lagi tak kalah pedas dari Alen. Alen yang disebut sebagai emak-emak itu pun langsung membulatkan matanya melotot ke arah Putri Amelia.
"Ck. Kau juga suka sekali menyamaiku sama persis seperti emak-emak, padahal aku ini laki-laki bukan perempuan." Ucap Alen lagi tidak terima dengan penuturan Amelia. Amelia kembali menimpali ucapan Alen.
"Lah !! kamu pikir, mirip emak-emak itu hanya jenis kelamin, tentu saja jika kamu cerewet kamu akan sama persis seperti emak-emak, Jika kamu julid dan suka sekali melihat kesengsaraan orang lain sama aja dengan emak-emak yang selalu mencari bahan-bahan gibah dan mencari kejelekan-kejelekan orang lain. Kalau nggak mau dibilang sama persis seperti emak-emak makanya jangan julit." Ungkap Amelia lagi. Pemandangan seperti ini layaknya seperti kakak adik yang selalu berdebat karena ingin menonjolkan diri siapa yang lebih hebat di antara mereka.
"Hais... Berdebat denganmu memang tidak akan pernah menang.. cih... Dan aku benci mengalah. Tapi kalau aku terus melawan kau pasti akan mengutukku." Ungkap Alen lagi dengan malas. Bukan karena takut dikutuk, tapi Alen mengalah karena memang Amelia adalah tuannya. Ia tidak mungkin berbicara Di luar batas dari kedudukannya itu. Iya juga harus sadar diri, sadar dengan umurnya.
"Hehehe.. baiklah Alen. Aku pergi dulu, Aku ingin memasarkan semua produk kosmetik ku. Dan kamu tunggu di sini ya Len. Jagain tumbuhan-tumbuhan herbal dan buah-buahan yang ada di ruang dimensi ini. Ok..." Tanpa menunggu jawaban dari Alen, Putri Amelia langsung menghilang dari ruang dimensi kembali muncul di ruang nyata. Saat ini ia tengah berada dalam kamarnya.
"Huh ternyata hanya keluar saja dari dalam ruang dimensi bisa selelah ini ya." Ucap Amelia sambil menguap. Padahal Ia hanya berpura-pura agar dia bisa tidur di atas kasur yang empuk itu. Lagi pula di ruang dimensi dia hanya beberapa menit saja, jadi ya tidak bisa tidur nyenyak di sana. Sementara di dunia nyata, sudah terlewatkan hari selama seminggu. Tapi tentu saja tak ada satu pelayan atau bawahan Amelia yang bertanya di mana dirinya saat ini. Karena sebelumnya, Putri Amelia sudah berpesan kepada Rubi dan Sisil.
***
Sementara di rumah makan Amelia. Para pengunjung rumah makan itu kembali membludak. Tak pernah ada hari yang sepi di rumah makan itu. Setiap harinya, rumah makan Amelia akan menyediakan porsi menu-menu yang begitu banyak dan besar, dan tiap hari pula dagangan mereka selalu habis terjual.
Selama setahun ini, semenjak berdirinya rumah makan Amelia. Beberapa rumah makan yang dulunya ada dan juga populer di kalangan masyarakat, kini mulai mengalami kemerosotan. Tepatnya hanya ada dua rumah makan, yang saat ini tengah mengalami goncangan. Yaitu, rumah makan seribu rasa dan rumah makan anjaloga.
Saat suasana damai dan hening itu, tiba-tiba beberapa orang dari rumah makan seribu rasa dan anjaloga, datang berbondong-bondong di rumah makan Amelia. Tampak wajah dari kedua pihak itu tak bersahabat sama sekali.
Sesampainya mereka di depan rumah makan Amelia yang tulisannya terpampang jelas di atas gerbang masuk dan juga di depan pintu rumah makan. Dari pihak rumah makan seribu rasa dan anja loga itu pun tercengang. Mewah, itulah kesan pertama mereka setelah melihat rumah makan yang sedang viral di kalangan zaman kuno ini.
(Pantas saja para pembeli lari ke rumah makan ini. Dari bentuk arsitek saja sangat kalah jauh dari rumah makan seribu rasa dan juga rumah makan anjaloga. Dan ini baru bentuk rumah makan saja, belum lagi menu-menu makanan yang ada di sini.) Batin salah seorang dari pihak rumah makan seribu rasa. Mereka niatnya berbondong-bondong datang ke rumah makan Amelia untuk memprotes kepada pemilik rumah makan.
Padahal kalau dipikir-pikir ya, memangnya salah ? Amelia mendirikan rumah makan yang diminati banyak kalangan. Tapi kok Mereka ingin memprotes kepada Putri Amelia. Tidak masuk akal memang.
***
sementara di kerajaan Venus, Raja Christopher mulai mencari kebenaran masalah yang dialami oleh putrinya dan Putri angkatnya. Iya tak ingin melewatkan satu bukti apapun mengenai kedua putrinya yang bermasalah itu. bahkan Raja Christopher sendiri tak segan-segan membuat jebakan kepada para pelayan yang melayani Putri angkatnya dan Putri kandungnya agar beberapa dari mereka mengungkap satu titik kebenaran mengenai kedua putrinya. sampai akhirnya Raja Christopher mulai menemukan kebenaran.
"katakan Karan, apa yang sudah kamu dapatkan.?" tanya Raja Christopher dengan suara dingin dan datar namun penuh dengan ketegasan serta aura yang tak akrab dengan ksatria pengawal bayangan itu.
"maaf Yang mulia. untuk sementara saya baru menemukan beberapa bukti yang menyebabkan Putri Amelia dihukum dengan dicopotnya gelar Putri yang ia miliki Dan pengasingan." ujar sang pengawal bayangan itu dengan tegas kepada raja. menurut Amelia yang asli inilah hukuman yang paling besar yang ia terima.
untuk terus berkembang menjadi yg terbaik
ada rendang di jaman kerajaan (cakeeep)
makin kacau meeen....😆😆😆
keluar segera dari hutan dan memulai hidup dan bisnis yg baru di daerah lain.
walau itupun kesalahan kita, tapi seharusnya sebagai ortu bisa bijaksana dalam menyikapi.
Kutunggu part 2 nya🤍