JUARA 2 KONTES BERTEMA BERBAGI CINTA
NOTE : Ide kisah ini berdasar pengalaman author sendiri yang dikembangkan sebagus mungkin.
Season 1 :
Perjuangan seorang wanita cantik bernama Sena yang berusaha menggapai cinta sang suami, Regan Anggara. Regan merupakan mantan dosen killernya yang harus menikah dengannya akibat perjodohan. Sudah 2 tahun hubungan pernikahan mereka namun Sena tak membuahkan hasil untuk mengambil hati dari sang suami, namun alangkah terkejutnya saat Sena memergoki sang suami yang tengah mesum dengan rekan kerjanya. Hati Sena mendadak sakit, pantas saja selama ini tak mau menyentuhnya, rupanya Regan sudah mempunyai wanita lain dan mengaku sudah menikah sirih dengan Maya dan kini tengah mengandung anak dari Regan. Parahnya, orang tua Regan yang selama ini baik dengan Sena ikut menyembunyikan rahasia itu.
Dan jangan lupakan Devan! Pria duda yang selalu ada untuk Sena bahkan siap menjadi suami baru untuk Sena.
Season 2 :
Ketika semuanya tak bisa ia gapai. Dia hanya bisa berusaha untuk tegar. Lika-liku kehidupan ini membuatnya menjadi sangat kuat.
Sena dan Devan berjuang keras untuk mendapatkan momongan.
Namun...... semuanya tak semudah itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ria Mariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 : Bertemu
"Regan?"
Regan datang saat jam makan siang di kontrakan Maya. Maya menghambur untuk memeluknya dengan erat. Betapa ia merindukan Regan. Regan yang selalu menemaninya terlelap kini membagi waktu dengan Sena.
"Sudah makan?" tanya Regan.
Maya menggelengkan kepalanya. Regan lalu mengajaknya untuk makan siang bersama.
Maya menaruh makanan yang dibeli oleh Regan di dekat kampus, sementara Regan mengirim pesan pada Sena.
Regan.
Sayang, jangan lupa makan! Nanti malam makan di restoran yuk!
Sena.
Yeah, Baby.
Regan tersenyum senang, ia lekas menyimpan ponselnya lalu melihat kearah Maya yang cemberut. Regan mendekatinya dan menanyakan kenapa sang istri cemberut tidak jelas.
"Sudah baikan dengan Sena?" tanya Maya.
"Iya, syukurlah dia tidak marah lagi dan kini sudah pulang ke rumah kami."
Maya menatap jengah sang suami, ia lalu segera makan karena sudah terlanjur lapar. Regan melihat wajah Maya yang masih saja cemberut, dia mencubit pipi istri keduanya itu. Tak dapat dipungkiri lagi jika Regan sangat gemas dengan Maya.
"Apa sih? Aku ingin makan rujak."
"Eh, lagi?"
"Lagi bagaimana?"
Regan mengalah. "Baiklah, setelah ini kita cari rujaknya."
Di sisi lain.
Devan keluar untuk mencari makanan, dia jarang sekali makan di kantin perusahaannya. Saat bersamaan, ia melihat Sena yang sudah naik ke motor. Devan membuka kaca mobilnya.
"Mau ke mana?" tanya Devan.
Sena menengok, ia menjawab pertanyaan dari sang bos dengan sopan. "Mau cari makanan, Pak."
"Masuklah! Aku juga ingin makan di luar."
Sena terdiam sejenak, ia takut jika karyawan lain ada yang melihatnya. Devan membuka pintunya dan menyuruh Sena untuk masuk tanpa penolakan. Sena pun tak ada pilihan dan lekas masuk ke dalam mobil. Sedikit canggung yang dirasakan oleh Sena, apalagi saat tadi melihat Devan bergandengan tangan dengan Winda.
"Mau cari makan di mana?" tanya Devan.
"Ehm.. kebetulan mau cari gado-gado sama rujak," jawab Sena.
"Kenapa tidak makan di kantin? Winda mentraktir semua pegawai."
Sena menggelengkan kepalanya, ia hari ini ingin makan diluar. Di dalam mobil Sena bingung untuk mencairkan suasana apalagi mereka masing-masing sudah memiliki pasangan. Bodohnya Sena malah mau masuk ke mobil Devan, jika pegawai lain sampai tahu malah akan membuat kacau.
"Untuk masalah tadi pagi kau hanya salah paham, aku dan Winda tidak ada hubungan apa-apa lagi. Semua itu hanya akting."
"Maaf, kenapa Pak Devan memberitahu aku tentang ini?"
"Aku takutnya kau salah paham dan cemburu."
Sena memalingkan wajahnya, cemburu? Ah... tidak akan, Sena sadar diri jika tidak akan bisa bersanding dengan Devan walau dia sudah menjanda. Devan tertawa kecil, dia sangat gemas dengan ekspresi Sena yang malu-malu. Mobil melaju dengan kencang menuju alun-alun tempat pedagang kaki lima berjualan, Devan tahu tempat gado-gado yang enak. Sesampainya di sana, Devan membukakan pintu untuk Sena. Mereka masuk ke dalam tenda tersebut namun pemadangan tak di sangka saat Regan bersama Maya mengantri di sana, terlihat Maya memeluk Regan dari belakang dan tangan Regan mengelus tangan Maya yang memeluknya. Sena segera keluar dan masuk ke mobil dengan diikuti Devan.
"Sena? Kau tidak apa-apa?" Devan masuk ke dalam mobil.
"Kita cari tempat lain saja."
"Tadi istri kedua suamimu?"
Sena mengangguk sambil mengusap air matanya, dia sangat sedih dan cemburu dengan kedekatan mereka, namun dia berusaha sok kuat.
"Kenapa kau masih bertahan dengannya?" tanya Devan.
Sena menggelengkan kepala dan memalingkan wajah seolah tidak mau ditanya lagi. Devan paham, ia juga sering mendapat pengkhianatan dari Winda. Devan menyuruh asistennya untuk mencari tempat makan lain yang agak jauh dari sana. Dalam perjalanan mereka terdiam saja, ponsel Sena juga mendapat pesan berkali-kali namun tidak ia respon.
"Terkadang cinta bisa membuat kita menjadi sangat bodoh," ucap Devan sambil melirik Sena. "Disakiti berkali-kali, dikhianati berkali-kali namun hati kita tidak merespon untuk meninggalkannya. Sama seperti aku dengan Winda, dia berselingkuh dengan beberapa orang yang ku kenal namun pada akhirnya kami bersama lagi karena alasan Kia, namun untuk kali ini sudah cukup. Tidak ada cinta untuknya lagi," sambung Devan.
Sena mulai memandang Devan yang matanya memerah, pria itu rupanya menyimpan kesedihan yang mendalam. Bagaimana tidak? Pernikahannya yang sudah berjalan 9 tahun hanya meninggalkan luka padanya dan juga Kia lalu sepertinya ini ada diujung kesabarannya.
"Winda dulu teman kecilku, aku sudah menyukainya sejak dulu namun dia malah menikah dengan pria lain dan bercerai setahun kemudian. Aku berpikir apa ini adalah takdirku untuk bisa memilikinya, aku mengajaknya menikah lalu hadirlah Kia satu tahun kemudian." Devan menahan hasratnya untuk bercerita lalu menghela nafas panjang. "Hah... Lalu aku bertemu mantan suaminya dulu dan dia bercerita kenapa menceraikan Winda, Winda sering keluar malam dan berkencan dengan banyak pria, awalnya aku tidak percaya namun aku baru mempercayainya setelah memergokinya sendiri dan itu sangat menyakitkan."
Sena mencoba mengelus bahu Devan untuk menyabarkannya, pria itu bahkan hampir seperti menangis tapi ditahannya. Dia tak ingin Sena ikut bersedih. Kisah Devan dengan Sena sangat mirip, mereka dikhianati oleh pasangan masing-masing, maka dari itu Devan ingin menikahi Sena karena mereka sama-sama memiliki nasib yang sama dan mungkin saja mereka ditakdirkan untuk bersama.
"Kau mencintai Regan?" tanya Devan.
"Sedikit, mau bilang banyak pun percuma," jawab Sena.
"Jadi tak ada kesempatan untukku?"
Sena tertawa kecil, Devan seperti pebinor saja. Sena pun sangat heran, kenapa seorang pria kaya seperti Devan tertarik kepadanya? Apa hanya alasan Kia saja? Padahal banyak pegawai lain yang lebih cantik dari Sena, kenapa harus Sena juga?
"Mungkin dalam hatimu bertanya-tanya, kenapa aku tertarik denganmu?" tanya Devan.
Dia bisa membaca pikiranku?
"Hahaha, aku tertarik denganmu saat pertama kali kau datang ke kantor menggunakan rambut ungumu itu. Kau perempuan yang berani dengan warna rambut seperti itu untuk pegawai kantoran," jelas Devan.
Sena menelan ludah, ia sedikit malu dengan pernyataan dari Devan. Devan adalah pimpinan tertinggi di perusahaan itu dan Sena adalah bawahan paling rendah.
"Apakah rambut ini sangat jelek? Suamiku mengatakan malah seperti tante-tante padahal umurku baru 28 tahun. Aku juga merasa seperti itu sih." Sena memilin ujung rambut karena saking malunya.
"Suamimu bilang begitu? Hahaha... Dia mengatakan seperti itu supaya kau sedih dan segera mengganti warna rambutmu, dia tidak ingin sampai istrinya dilirik pria lain," jawab Devan.
Sena sangat senang jika memang rambut ungunya tidak terlalu norak seperti yang dikatakan oleh Regan. Mungkin saja Regan memang tidak ingin melihat istri pertamanya mendapat perhatian dari pria lain. Sungguh Regan sangat licik sekali.
"Oh ya, kita sudah sampai. Ini juga warung gado-gado, semoga kau suka."
Mereka lekas turun lalu makan bersama-sama, di sisi lain Regan menghampiri kantor Sena namun dia tak menemukan Sena di sana padahal Regan sudah membawakan makanan untuk Sena. Regan menghampiri Bram di ruangannya dan menitipkan makanan untuk Sena pada sang papa.
"Regan, hubungan kalian baik-baik saja?" tanya Bram.
"Iya, baik-baik saja."
"Maya?"
"Maya juga, kami sangat akur. Papa dan Mama jangan khawatir!"
Bram menyerahkan berkas untuk Regan, Regan membaca semua kertas itu.
"Ajari Sena untuk memahami tes ini. Kau seorang dosen pasti pandai mengajarkan Sena."
Regan mengernyitkan dahinya. "Tes untuk apa?"
"Tes kenaikan pangkat. Kau tidak inginkan istrimu hanya sebagai karyawan biasa padahal memiliki gelar sarjana? Aku tahu Sena sangat bodoh sekali untuk masalah perhitungan dan matematika tapi dia lulusan akutansi, jangan siakan kesempatan untuk menjadi sekertaris dari direktur utama. Gajinya sangat tinggi sekali."
Sekertaris direktur? Devan maksudnya? Batin Regan sangat terkejut.
Regan melempar semua kertas itu. "Aku tidak mengizinkan Sena mengikuti tes itu. Aku masih bisa memberi dua istriku makan walau aku hanya seorang dosen."
"Re, ini untuk masa depan istrimu juga," ucap Bram.
"Devan dan Sena ada hubungan dibelakangku. Papa baru tahu ini 'kan?" ucap Regan membuat sang Papa sangat terkejut.
untung sena udah cerai....
jadi ga ketularan virus edan
obral janji sana.sini...
q baca aja ikutan emosi😡😡
kok bapaknya sena dibawa2