NovelToon NovelToon
ISTRI DADAKAN MAS SANTRI

ISTRI DADAKAN MAS SANTRI

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikahmuda / Poligami / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Pernikahan rahasia
Popularitas:705
Nilai: 5
Nama Author: Miss Flou

Arshaka Beyazid Aksara, pemuda taat agama yang harus merelakan hatinya melepas Ning Nadheera Adzillatul Ilma, cinta pertamanya, calon istrinya, putri pimpinan pondok pesantren tempat ia menimba ilmu. Mengikhlaskan hati untuk menerima takdir yang digariskan olehNya. Berkali-kali merestock kesabaran yang luar biasa untuk mendidik Sandra, istri nakalnya tersebut yang kerap kali meminta cerai.
Prinsipnya yang berdiri tegak bahwa pernikahan adalah hal yang sakral, sekeras Sandra meminta cerai, sekeras dia mempertahankan pernikahannya.
Namun bagaimana jika Sandra sengaja menyeleweng dengan lelaki lain hanya untuk bercerai dengan Arshaka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Flou, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GADIS MASA LALU

"Ngapain kamu balik ke sini, Sandra? Sendirian lagi. Mana suami kamu?" Mia berkecak pinggang menatap dengan mata memicing pada Sandra di ambang pintu.

Sandra berdecak. "Anak dateng tuh disapa baik-baik, dipeluk atau apa kek. Bukan disemprot kayak gini."

"Ngelawan terus, ngelawan! Lama-lama kurang ajar kamu tuh!" omel Mia. "Ini akibatnya kamu gaul sama temen yang salah. Alesan Mama nggak suka kamu berteman sama Aca Dita!"

"Nggak usah nyalahin temen aku. Dari sebelum aku kenal mereka, aku udah begini, Ma."

Mia menoyor kepala Sandra hingga gadis itu terhuyung ke belakang. Sebenarnya dia lelah mendidik Sandra, apalagi sekarang dia mendidiknya seorang diri. Akan tetapi, Mia masih sadar bahwa Sandra adalah anak yang akan dia pertanggungjawaban kelak.

"Mana suami kamu?"

"Ke Jawa Timur." Ia menjawab sembari melenggang masuk. "Mama nggak kerja? Eh, tanggal merah ya."

Mia memutar tubuh, menutup pintu lalu mengekori Sandra. "Terus kamu nggak ikut Arshaka? Perjalanan Bandung Jawa Timur jauh, Sandra. Dia butuh teman di jalan, butuh dilayani keperluannya! Kamu tega liat suami kamu kerepotan sendirian di jalan ha?"

"Aku nikah sama dia karena terpaksa, nggak ada unsur cinta. Sementara perhatian ada sebab cinta. Gimana bisa aku kasih perhatian kalo aku nggak cinta. Nggak usah ngaco deh Ma!"

"Astaga Sandra. Kamu maunya apa sih? Dikasih Regan nggak mau, dikasih yang sepantaran dan baik kayak Arshaka, sikap kamu masih kayak gini juga. Mama cape nasehatin kamu!"

"Ya udah, makanya diem. Nggak usah ngomel terus, capek-capek mending tidur, istirahat. Aku nggak ngerugiin siapapun kok."

"Sandra! Papa kamu mati ninggalin hutang seabrek. Empat puluh persen hutang papa kamu Regan yang bayar dan kemarin suami kamu yang lunasin semuanya, Sandra! Jangan ngelunjak jadi istri, mau gimana pun cara kalian nikah, hormat dan tunduk sama suami adalah kewajiban!" marah Mia menatap nyalang Sandra yang membulat terkejut lalu terdiam berpikir.

"Mama makin ngaco deh. Dia aja masih kuliah, dapet uang dari mana coba. Paling juga minta sama orang tuanya!" Sandra memutar bola matanya malas. "Mana gayanya kasih aku black card. Duit siapa coba? Emang ada anak kuliahan yang duitnya seabrek? Apalagi dia hidupnya lebih banyak di pondok?"

Tidak satu pun informasi Sandra tahu mengenai Arshaka apalagi keluarganya. Memang, memang tidak akan ada yang menduga bahwa mereka adalah keluarga orang terpandang. Perusahaan bercabang di mana-mana di beberapa bidang, investasi, dan lain sebagainya. Hanya saja, semua itu tertutup rapat oleh gaya hidup sederhana yang Carel Aksara ajarkan.

"Kenali suami kamu Sandra! Sekali lagi Mama tau kamu balik ke sini tanpa suami kamu, jangan harap pintu rumah kebuka buat kamu! Mama lebih rela dicap orang tua nggak berhati daripada liat anak sendiri durhaka sama suaminya!"

"Aku nggak percaya sama laki-laki walaupun dia baik dan bikin aku tertarik!" Sandra melengos naik ke kamarnya di lantai dua.

"Sandra kurang ajar kamu!" teriak Mia. "Arshaka bukan laki-laki bajingan. Jaga mulut kamu!"

[Arshaka: Sudah sampai di rumah Mama? Saya baru masuk gerbang tol. Tolong kabari jika terjadi atau kamu butuh sesuatu, Sandra.]

Sandra menggulir bola matanya malas begitu ia mengambil ponsel dan membuka pesan yang Arshaka kirimkan padanya.

"Manusia paling aneh adalah dia. Sok galak, sok perhatian, sok peduli. Munafik banget. Lagian dari mana dia dapet nomer aku ck!"

Dia lupa bahwa Arshaka adalah asisten Pak Hamdan yang mana Arshaka bisa dengan mudah mencari data diri mahasiswa.

***

Arshaka memandang lekat gerbang pondok pesantren tempat ia menempuh pendidikan dua belas tahun lamanya. As-Shobirin, ponpes salafiyah yang dipilih kedua orang tuanya, mempercayakan ustadz dan ustadzah serta kyai di sana untuk mendidiknya.

Tak hanya secercah harapan yang Narestha dan Deeba miliki saat mereka melepas ketiga buah hatinya di sana, tetapi banyak harapan yang keduanya simpan. Benar, Arshaka, Arkana dan Arvhisa sudah dilepas kedua orang tuanya dengan begitu jauh sejak usia mereka enam tahun. Akan tetapi, hanya Arshaka yang meneruskan pendidikan di tempat tersebut hingga tamat jenjang Aliyah. Sedang kedua adik kembarnya hanya sampai Tsanawiyah.

Ma'had Aly atau setara dengan perguruan tinggi. Pada awalnya Arshaka ingin meneruskan pendidikan di As-Shobirin hingga menyandang gelar S.Ag. lalu mengabdi di sana. Akan tetapi, penolakan yang Arkana lakukan untuk tidak memimpin perusahaan sang ayah, mengharuskan Arshaka putar haluan.

Cukup baginya Arkana yang egois hingga membuat sang ibunda sakit selama sepekan berturut-turut sebab lelah membujuk putranya tersebut. Arvhisa ingin mengambil alih posisi Arkana, tetapi dia tidak mungkin membiarkan sang adik perempuan mengurus perusahaan yang namanya sudah bersinar itu. Ia memilih untuk mengalah toh dirinya sudah dibekali ilmu yang banyak. Tidak tercapai mimpi utamanya, maka dia bisa mengejar mimpi yang lain.

Keluar dari mobil, sarung hitam motif cokelat yang ia kenakan menggantung di atas mata kaki beralas sandal selop. Naik ke atas, tubuhnya yang tinggi menjulang berbalut kemeja hitam tanpa bekas lipatan setrika. Begitu apik penampilan Arshaka ditambah kopyah hitam yang menutupi sebagian rambutnya.

"Masyaa Allah, Kang Arshaka semakin tampan. Padahal baru satu bulan beliau meninggalkan As-Shobirin."

"Ya Allah, ciptaanMu yang satu ini benar-benar memukau. Bisa nggak Ya Allah hamba berjodoh dengan Kang Arsha. Ini mah doanya maksa Ya Allah. Nuaiman sama Abunawas bisa kenapa saya nggak Ya Allah."

"Istighfar, tundukkan pandangan kalian! Ilmu kalian nggak setara dengan Kang Arsha. Walau nggak ada yang nggak mungkin kalo Allah udah berkehendak, tapi ayo sadar diri sebelum terjengkang terjungkal-jungkal ke jurang sebab ditendang kenyataan. Saingan kalian Ning Nadheera. Mundur bestiie, mundur!"

"Ibu, aku diulti Salma!"

"Hehe bercanda tapi fakta."

Bisik-bisik dari santriwati mulai berdengung bak lebah berkerumun begitu Arshaka memasuki area pondok pada pukul 17.35 tepat di waktu ishoma para santri. Tertunduk sedikit pandangannya sembari ibu jarinya terus menekan tombol tasbih digital yang melingkar di telunjuk kanan.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, gimana kabar kamu, Cagak Kayu?" Seorang santri putra, teman seperjuangan Arshaka yang mengabdi di pondok menghampirinya.

Arshaka menghentikan langkah, ia mendengus lalu tersenyum tipis dan membalas pelukan singkat sahabatnya.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah, sehat. Kalian sehat-sehat semua?"

"Alhamdulillah kita semua sehat, yang lain lagi siap-siap jamaah. Abah udah nunggu di ndalem. Beliau bilang langsung aja ke sana. Ada Gus Ahmad juga. Maaf nggak bisa menemani, mau patroli sebelum Maghrib," beritahu Akbar sembari tertawa kecil.

"Tidak apa-apa, terima kasih. Nanti saya singgah di jam makan."

"Oke. Kamarku kosong dua orang, ke kamar aku aja nanti, Ka, misal mau bermalam di sini. Aku duluan yo. Semoga tasmu banyak isi makanan ha ha. Stok habis sebelum dua minggu nih."

Arshaka menyenggut pelan. Sesaat dia memutar tubuh, memastikan Akbar telah hilang dari pandangannya. Lalu ketika dia kembali menoleh ke depan, iris matanya tak sengaja menangkap sosok gadis berparas ayu rupawan sedang melintas bersama laki-laki yang merupakan mahramnya sembari membawa map cokelat. Tidak sampai satu detik, ia spontan mengalihkan pandangan dan beranjak dari tempatnya. Pun doa terbaik dia langitkan untuknya.

Biarkanlah ia memandangnya dengan doa yang dalam, membiarkan rindunya memenuhi hati dalam ketaatan. Cinta tak perlu disaksikan dengan mata, dan kerinduan tak harus diungkapkan dalam kehadiran fisik.

1
Marlina Selian
haha lucu banget
Marlina Selian
lanjut thoor tetap semagat 🥰🥰🥰🥰
Marlina Selian
ikutan hayut dalam cerita ya hati ku teriris jugak
윤기 :3
Gila aja nih cerita, bikin gue baper dan seneng banget!
Miss Flou: Hallo, terima kasih sudah mampir, Kak. Semoga betah ya di sini sampe ending🥰
total 1 replies
Miss Flou
Annyeong, selamat datang😍
Ini novel pertama saya, semoga kalian suka ya. Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar, Sayangku🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!