"Kamu adalah satu-satunya yang memiliki kendali atas diriku. Cintamu memberi kekuatan untuk menaklukan duniaku." Regan.
Regan, remaja dari keluarga broken home yang mencari pelarian dengan memimpin geng motor bernama Atlantis. Laki-laki yang tidak takut akan apapun kecuali satu orang, yaitu Acha. Gadis manis yang membuat Regan jatuh cinta tanpa sengaja.
Namun, bagaimana bisa Regan meluluhkan hati Acha yang sekeras batu? Terlebih gadis itu sangat membenci sesuatu berbau geng motor karena masa lalunya.
Ini novel collab mama bareng Susanti 31. Semoga novel ini dapat menghibur.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. MPBB
Acha memandangi kepergian Marvin dengan perasaan tidak menentu. Hatinya berteriak menyuruhnya untuk pergi, egonya mengatakan tidak dan tubuhnya seolah tidak bisa bergerak ketika kalimat balapan melintas di bayangannya.
Acha takut melihat motor yang melaju sambil berkerumun, Acha takut mendengar suara deruman motor yang saling bersahut-sahutan dengan teriakan dari para pengendara.
Gadis itu bergeming ketika ponselnya bergetar, kali ini bukan Marvin yang membujuknya melainkan Alex, memalalui pesan pribadi.
Gue dengar dari Marvin kalau lo benci balapan liar dan anak geng motor karena trauma. Orang yang lo sayang meninggal dunia dan ibu lo hampir gila. Acha, lo beneran nggak suka sama Regan? Jangan nyesal kalau orang yang lo suka pergi karena balapan lagi!
Deg, jantung Acha seakan dilempar batu besar setelah membaca sederet pesan dari Alex. Pria yang biasanya bercanda, sekalinya bicaranya menusuk hingga hati.
***
Suara tawa anggota The Moge mengema di pinggir jalan. Mereka melihat kemenangan di depan mata karena Regan akan kalah dengan emosinya sendiri. Berbeda dengan anggota Atlantis yang menatap Regan penuh kecemasan.
Pria itu berada di tengah lapangan. Tiga kali putaran telah kalah sehingga mendapatkan pukulan dari anggota The Moge. Regan bersiap melakukan putaran yang ke empat kerena tidak kunjung menang.
Pria itu berharap memenangkan pertandingan agar bisa segera membunuh Toni detik itu juga.
"Ini nggak adil!" teriak Marvin berlari ke tengah jalan di susul Roy dan Alex. "Kalian balapan secara bergantian tapi Regan nggak!"
"Dia yang mau." Toni senyum licik. "Sana gantiin kalau ketua tolol lo itu mau!"
"Bang*sat!" Roy melayangkan tinjunya tepat di wajah Toni, membuat para anggota segera berkerumun untuk melerai perkelahian yang telah terjadi.
"Bubar anjir! Lo pada ngalangin jalan!" bentak Regan pada anggotanya juga anggota The Moge.
Lantas semua kembali ke barisan untuk menyaksikan balapan ronde ke empat. Dalam hitungan ketiga, Regan hendak melajukan motornya. Tapi urung ketika melihat seorang gadis berlari ke tengah jalan sambil memejamkan mata.
Gadis itu adalah Acha, berdiri dengan tubuh bergetarnya karena sangat takut akan trauma yang dia derita. Keringat dingin bercucuran di tubuh gadis tersebut.
"Ja-jangan balapan lagi gue mohon!" teriak Acha membuatnya menjadi pusat perhatian. Suara gadis itu bahkan bergetar.
Regan yang melihatnya lantas berlari ke arah Acha bertepatan tubuh mungil itu terhuyung sebab tidak mampu menopang berat terlalu lama.
"Bodoh!" maki Regan berlari sekencang mungkin menuju tempat teduh dengan Acha dalam gendongannya. Gadis itu tidak pingsang, hanya saja tidak bisa bergerak.
Anggota Atlantis menyusul, mengelilingi ketua mereka agar tidak di serang dari sisi manapun.
"Jangan balapan," lirih Acha.
"Lo bodoh? Udah tau takut sama suara motor masih aja ...."
"Jangan balapan!" Acha memeluk tubuh Regan yang dihiasi beberapa darah, terutama bagian wajah, membuat emosi pria itu seakan disirim air es.
Melihat tidak adanya hal-hal yang berbahaya, anggota Atlantis bergegas menghampiri The Moge untuk membubarkan barisan.
Alex menatap tajam Toni. "Awas lo pergi sendiri, gue sunat lo sampai akar-akarnya!" ancam Alex.
"Terus kita jual sama tante-tante ...."
Plak
Marvin memukul kepala Alex dan Roy. Tugas mereka hanya membubarkan tanpa membuat masalah, tapi temannya malah melakukan hal lain.
"Selamat karena menang balapan, tapi lain kali nggak bakal kita kasih kesempatan lagi," ujar Marvin mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan tapi Toni melewatinya begitu saja.
"SKSD sih," celetuk Alex.
"Sok kenal sok dekat, ahay!" lanjut Roy sambil tertawa.
...****************...