"Pokonya kau harus menggantikan Kakakmu menikah dengan Tuan Brian."
Itulah keputusan final dari Handoko, yang harus Mikha patuhi tanpa bisa menolak, karena Handoko mengungkit bakti seorang anak. Tanpa Handoko sadari jika Mikha memiliki impiannya sendiri tentang pernikahannya.
Dan bakti itulah yang membawa Mikha pada sebuah pernikahan paksa dengan Brian, seorang pria berusia 35 tahun yang juga menyandang status duda beranak 1. Karena Raline Kakaknya, menghilang tepat di hari pernikahannya dengan Brian.
Sikap Brian yang temperamental dan sangat oper protektif pada Putri semata wayangnya, sangat berbanding terbalik dengan Mikha yang ceroboh dan bertidak sesuka hatinya.
Tidak mudah bagi Mikha, menjadi istri pengganti, sekaligus ibu sambung untuk putri Brian,
membuat Mikha tertekan, ia juga kerap kali adu mulut dan otot dengan Brian yang selalu menyalahkan jika terjadi sesuatu pada Putrinya.
Minta dukungannya ya 🙏🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32
Selamat! Membaca 🤗
"Maaf Tuan Brian. Saya harus mengajak teman saya kembali,"kata Juna dengan nada tidak suka kepada Brian.
"Mengajaknya pulang, dia bahkan belum melakukan tugasnya dengan baik."
"Saya memang tidak tahu apa maksud dan tujuan Anda membawa Mikha ke ruangan ini, tapi seharusnya Anda sadar jika Mikha hanya mantan pengasuh Putri Anda, jadi Tuan Brian tidak berhak memerintahkan Mikha seperti ini."
"Pengasuh!" Brian mengendurkan dasi yang terlilit di lehernya, "Jadi dia mengatakan jika ia pengasuh anak saya."
"Memang seperti itu kenyataan kan! jadi tolong biarkan Mikha pergi bersama saya, tidak baik bukan, bagi orang terpandang seperti Anda jika hanya berdua di dalam ruangan tertutup seperti ini."Kata Juna.
Brian sudah menunjukkan tempramen nya, dengan melotot dan meremas tangannya kuat-kuat.
"Tuan, saya sudah tidak perduli lagi, sekalipun Anda tidak menggunakan jasa Hotel LESMANA."Sambung Juna, yang semakin membuat Brian marah.
"Luar biasa! perkataan mu ini menunjukkan jika kau orang yang angkuh dan egois."Sahut Brian.
Juna melengos, tidak menggubris apa yang di katakan Brian, ia lebih memilih untuk kembali memanggil Mikha di dalam.
"Rayan!"panggil Brian.
"Saya Taun."
"Cepat kau bawa lelaki ini menjauh dari ruanganku, kupingku sakit mendengar teriakannya."Titah Brian.
"Baik Tuan."
Namun sebelum Rayan menuntun Juna untuk menjauhi Brian, lelaki itu sudah lebih dulu masuk ke dalam ruangan Brian tanpa izin dari sang pemilik.
"Berani sekali si Brengsek ini."Geram Brian.
"Juna, ada apa? kenapa kau bisa masuk?"bingung Mikha yang tengah merapikan berkas-berkas Brian yang berserakan di meja.
"Mikha, ayo kita kembali. Sudah tidak usah di pikirkan lagi, Perusahaan ini mau menggunakan jasa Hotel kita atau tidak."Juna menarik tangan Mikha dengan tergesa-gesa.
Brian menatap tajam ke arah Juna dan beralih pada Mikha.
"Juna, tolong lepaskan! Aku tidak bisa ikut denganmu, karena aku belum menyelesaikan tugas ku."Mikha mencoba melepaskan pegangan tangan Juna.
Namun itu sia-sia, karena lelaki itu malah semakin kuat mencengkram nya.
"Tidak perlu, cukup sampai di sini saja negosiasi kita dengan orang ini."
Karena tidak ada pilihan lain, Mikha memaksa Juna agar melepaskan pegangan tangannya, karena Mikha lebih memilih untuk tetap tinggal di sana bersama Brian. Bukan tanpa alasan, Brian sempat mengancam Mikha dengan menggunakan Handoko dan Marlina.
"kau pulanglah lebih dulu, jika aku sudah pulang, aku akan segera menghubungimu."Pinta Mikha dengan suara lembut, berharap Juna mengerti.
Meskipun ragu, Juna tetap mengiyakan Mikha untuk tetap di sana bersama Brian.
"Berhati-hatilah, hubungan aku jika terjadi sesuatu padamu."
"Cih! berhati-hatilah! memangnya dia kita, wanita ini berada di tengah hutan yang sedang mengadu nasib." Kesal Brian.
✨✨✨
"Kenapa kau lambat sekali hanya untuk membereskan ini semua,"kata Brian setelah ia mengusir paksa Juna, dan kembali berdua dengan Mikha.
"Ini terlalu banyak. Lagipula, kenapa semua kertas bisa berserakan seperti ini."Keluh Mikha, yang sejak tadi tidak ada beres-beresnya dengan semua kertas yang berceceran.
"Sudah jangan banyak mengeluh, cepat kerjakan apa yang sudah menjadi tugasmu. Sebentar lagi sore dan saya harus pulang."
"Jika mau pulang, ya pulang saja sana, menyebalkan! Semoga saja malam ini kau bermimpi tertimpa lembaran kertas yang membuatmu sesak nafas!"
"Apa kau tenang memaki saya?"sentak Brian.
"Apa ini! apa dia mendengar umpatan ku, padahal aku mengutuknya dalam hati, kenapa dia bisa mendengar!" Atau jangan-jangan dia keturunan cenayang?"
"Setelah mengumpat saya, dan sekarang kau malah bengong, seperti manekin!"Brian kembali bersuara.
"Tidak-tidak Tuan, mana mungkin saja berani mengumpat Anda yang berharga ini,"
"Bagus Mikha, teruslah menjilat. Agar lelaki ini memberikan Reward untuk mu, paling tidak di bersedia mengembalikan semua yang ia ambil kembali dari papa dan mama."Batin Mikha.
"Baguslah, jika kau tau akan hal itu."
Brian kembali mendudukkan dirinya di kursi, sambil memantau semua pekerjaan yang Mikha lakukan.
TING!
Notifikasi pesan masuk di ponsel Mikha, menarik perhatian kedua insan di ruangan itu.
"Itu ponsel saya tuan, sepertinya ada yang mengirim pesan, izinkan saya untuk membacanya!"Ujar Mikha, yang takut akan di hukum karena menunda pekerjaannya untuk membaca pesan yang masuk.
Brian tidak menjawab apapun dan itu diartikan tanda setuju oleh Mikha.
(Lokasi Raline sudah terlacak, ia masih ada di Negara ini)
satu pesan yang masuk sampai membuat Mikha serasa mendapatkan air di tengah gurun pasir.
Bersambung...
✨✨
Terima kasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏
Minta dukungannya ya 🤗
Tolong koreksi jika ada Kesalahan dalam tulisan ini 🤗
Lope banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️
Q ikut geram ada ibu seperti itu 🥺😔