NovelToon NovelToon
Pacar Onlineku

Pacar Onlineku

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Kencan Online
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.5
Nama Author: m anha

Ayu, seorang gadis desa yang bekerja sebagai perawat di sebuah puskesma di daerahnya, tak sengaja mengenal seorang yang tinggal di Jakarta, hanya karena ia salah mengirim pesan.

Hanya karena berbeda satu angka dibelakang nomor ponsel temannya. Membuat Ayu mengenal Sosok Ardi, pria kesepian yang di tinggal menikah oleh kekasihnya.

Bagaimana kisah mereka?
Akankah hanya sebatas pacar online saja atau mereka akan bertemu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon m anha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesona Ardy

Saat mereka di rumah sakit, semua mata langsung tertuju ke arah mereka. Di mana semua orang di rumah sakit itu masih mencari tahu siapa sosok Ardy sebenarnya. Kabar Ayu yang menjalin hubungan dengan seseorang pemuda kota, hingga orang itu datang dan ingin melamar Ayu, hingga kejadian kecelakaan yang menimpanya itu, masih menjadi topik utama di kalangan para perawat dan juga dokter yang ada di sana.

Kabar jika Ayu datang bersama dengan seorang pria tampan langsung membuat suasana rumah sakit heboh. Saat ini penampilan Ardy sangatlah tampan, karena memang dasarnya sangat tampan.

Ardy menggunakan celana jeans dan kaos biasa, tak seperti biasanya, dia selalu memakai setelan jas lengkapnya. Ia ingin terlihat lebih tampan di hadapan Ayu.

Ayu langsung menuju ke tempat pendaftaran, karena memang salah satu tujuan utama yaitu untuk membawa Ardy menemui dokter.

"Ardy, kamu tunggu di sini dulu ya, biar aku daftarkan dulu," ucap Ayu menunjuk salah satu kursi ruang tunggu, di mana di deretan kursi itu sudah ada beberapa pasiennya juga menunggu pendaftaran mereka. Ardi hanya menurut dan duduk di tempat yang Ayu tunjuk. Sementara Ayu sendiri langsung menghampiri temannya. Ia mengambil berkas pendaftaran dan mengisinya.

"Ayu, itu Ardy, ya?" tanya Nasya yang kebetulan dialah yang mengurus pendaftaran hari ini.

Ayu hanya mengangguk sambil terus menulis data-data Ardy yang diperlukan.

"Apa dokter sudah ada?" tanya Ayu membuat Nasya pun mengangguk.

"Tapi harus antri dulu dengan yang lain, ya?" ucapnya membuat Ayu pun mengerti.

"Iya, tentu saja," ucapnya. Kemudian Ayu pun menyimpan berkas pendaftaran yang sudah diisinya dan kembali menghampiri Ardy.

"Kamu tunggu di sini, aku sudah mendaftarkanmu. Nanti namamu akan dipanggil," jelas Ayu.

"Kamu mau ke mana?" tanya Ardy. "Temani aku." Ardy menahan tangan Ayu saat Ayu ingin melangkah pergi menuju ke ruangannya.

Ayu langsung menepis tangan Ardy. "Tak enak dilihat orang," bisiknya. Ardy langsung melihat orang-orang yang ada di sekitarnya dan benar saja, tatapan mereka langsung tertuju pada keduanya.

"Aku mau ke sana." tunkul ada pada ruangan yang ada di depannya. "Aku kerjanya di sana, nanti jika dokter memanggilmu kirim pesan saja padaku, akan aku temani," ucap Ayu membuat Ardy pun hanya mengangguk dan memberi senyum kepada orang-orang yang melihat ke arahnya. Sementara Ayu langsung berjalan cepat menuju ke ruangannya, di mana di ruangannya sudah ada Pipit dan juga dokter Siti yang sudah tak sabar menunggunya untuk datang. Kabar kedatangan Ayu bersama Ardy juga sudah sampai ke telinga mereka.

Ayu mengetuk pintunya terlebih dahulu dan kemudian membukanya. Saat melihat ke dalam, tatapan dokter Siti dan juga Pipit langsung mengarah padanya dan langsung menarik Ayu masuk dan menutup pintunya kembali.

"Kamu ini lama banget, sih. Kami dari tadi tahu nunggu," ucap Pipit yang sedang memeriksa seorang bayi yang ada di ruangan itu.

"Kanapa kamu menungguku?" tanya Ayu melihat ke arah Pipit dan langsung ikut membantu mengajak anak itu bermain agar tak rewel untuk diperiksa.

"Katanya kamu datang bersama Ardy, ya? Di mana dia, kenalkan pada kita dong," ucap Pipit yang hanya melihat Ardy dari postingan Chika semalam.

"Iya, ada di luar, lagi nunggu antrian mau periksa. Katanya tadi kepalanya sedikit sakit," ucap Ayu, mendengar itu Pipit langsung membuka sedikit pintunya dan mengintip. Ia bisa melihat Ardy duduk bersama dengan pasien yang lain, menunggu nama mereka dipanggil.

"Wah, ternyata aslinya lebih tampan," ucap Pipit mengagumi dan itu langsung dibenarkan oleh Ayu.

Jujur Ayu juga sangat mengagumi sosok Ardy. Namun, rasa takut untuk menjalin hubungan lebih jauh masih menyelimutinya.

Anak itu pun diperiksa oleh dokter Siti dan langsung diberikan resep obat, bertepatan dengan anak dan ibu itu keluar, pesan Ardy masuk yang menyatakan jika gilirannya sudah tiba.

Begitu Ayu keluar, Ardy sudah tak ada di tempatnya tadi menunggu, sepertinya ia sudah masuk dan bertemu dokter.

Mereka melakukan beberapa pemeriksaan, dokter mengatakan jika kondisi Ardy baik-baik saja.. Dokter menyerankan Ardy untuk banyak istirahat terlebih dahulu untuk beberapa hari kedepan.

"Tapi, nggak ada yang perlu dikhawatirkan kan, Dok?" tanya Ayu membuat dokter pun mengatakan jika semua baik-baik saja dan tak ada yang harus mengkhawatirkan. Mendengar itu, barulah Ayu menjadi lebih tenang akan kondisi Ardy.

"Apa ia masih memiliki obat?" tanya dokter sebelum menulis resep.

"Iya, dokter. Ardy baru keluar dari rumah sakit kemarin, obatnya masih sangat banyak."

"Ya sudah, obatnya dilanjutkan saja," ucap dokter tersebut membuat Ardy dan Ayu pun mengangguk dan mengucapkan terima kasih secara bersamaan kepada dokter tersebut.

Mereka pun keluar, Ardy langsung dipanggil menuju ke ruangan Ayu, di mana ruangan itu terdapat ruangan lainnya untuk istirahat mereka dan Ayu meminta Ardy untuk istirahat di sana.

Begitu masuk ke ruangan, Pipit langsung ingin berkenalan dengan Ardy begitupun dokter Siti. Ardy menyambut uluran tangan mereka dan saling berkenalan, kebetulan saat itu tak ada pasien anak-anak.

"Dokter, aku izin Ardy untuk istirahat di ruangan, ya," ucapnya, membuat dokter Siti pun langsung mempersilahkan mereka masuk ke dalam ruangan itu.

"Ardy, kamu istirahat di sini saja," ucapnya membuka pintu. Ardy lagi-lagi hanya menurut dan masuk. Ayu merapikan tempat tidur dan memberikan segelas air putih kepada Ardy.

Begitu Ayu ingin keluar, Ardy langsung menariknya sehingga Ayu terjatuh dan duduk di pangkuannya. Ardy mengunci pinggang Ayu.

"Hari itu kamu cantik banget, sih!" ucapnya, sudah sejak tadi ia ingin mengatakannya.

"Ini ada cemilan," ucap Pipit yang langsung membuka pintu, membuat matanya langsung tertuju pada Ayu yang sedang ada di pangkuan Ardy.

"Maaf, maaf. Aku nggak sengaja," ucap Pipit, ia bingung harus membawa masuk atau keluar cemilan yang di bawanya.

"Oh ya, ini aku simpan di sini ya," ucap Pipit dengan gugup meletakkan cemilan tersebut di meja yang ada di dalam ruangan itu, ia sedikit berjalan cepat keluar dari ruangan itu. Wajahnya memerah karena malu, mengapa ia tak mengetuk pintu sebelum masuk.

"Untung saja mereka hanya saling memangku dan tak melakukan hal lebih. Aku bisa menjadi penonton," batin Pipit tertawa cekikikan dan kembali membantu dokter Siti untuk memeriksa pasien, meninggalkan Ayu dan Ardy berdua.

Begitu Pipit keluar, Ayu langsung berdiri. Dia juga merasa malu dengan apa yang baru saja terjadi, wajahnya memerah dan itu terlihat jelas di mata Ardy.

"Ardy kamu ini apa-apaan, sih. Aku kan jadi malu sama Pipit," ucap Ayu merapikan pakaiannya, untuk mengusir rasa gugupnya.

"Ya, nggak apa-apa lah, kita kan juga sebentar lagi akan menikah," ucap Ardy santai, kemudian ia pun naik ke atas tempat tidur dan membaringkan tubuhnya.

"Ya sudah, istirahat lah. Jika kamu ingin pulang lebih dahulu, nggak papa kok, nanti aku pulangnya minta diantar Pipit saja, rumah kita searah."

"Enggak, aku tunggu kamu. Kamu pulangnya jam berapa?"

"Aku pulangnya jam 02.00, ga papa?"

"Iya, alu juga ga ada kerjaan di rumah."

"Ya, sudah kalau kamu mau menunggu, tapi jangan terlalu banyak bergerak dulu, dengarkan apa yang dikatakan dokter tadi, jika kamu harus istirahat," ucap Ayu membuat Ardy pun hanya mengangguk dan sudah menutup matanya. Ayu keluar dari ruangan itu, begitu ia keluar Ardy langsung kembali membuka matanya, memandang pintu di mana tadi Ayu keluar, dia membayangkan Ayu berdiri di balik pintu itu.

"Aku benar-benar jatuh cinta," ucap Ardy yang sejak tadi sangat sulit untuk mengontrol debaran jantungnya terasa sesak karena debaran yang semakin kencang ia rasakan.

Ardy yang sejak tadi hanya ingin memejamkan mata ternyata tertidur. Semalam ia tak bisa tidur dan hanya terus memikirkan rencana untuk membawa Ayu sesegera mungkin untuk ikut bersamanya. Walau jarak dari sebulan sudah di pangkas menjadi dua minggu, menurut Ardy merasa itu masih terlalu lama untuk ia menunggu jawaban Ayu.

Ardy akan menunggu beberapa hari dulu dan kemudian berbicara kepada Ayu untuk mempercepat semuanya.

1
Ariesta 💜
Ayu yang di kirim pesan, aku yang salting... 😁😊😄
Ai Maswah
Luar biasa
Rafika Wong Deso
Lumayan
Cyntia
kok jadi begini,,aduh ardy
Cyntia
lucu" aku baca sambil senyum"/Good/
Pratomo Adi
semoga kel ardy setuju hidup bahagia tanpa pelakor
Pratomo Adi
seru sepertinya semoga jodoh
Chris Antono
Luar biasa
Debbie Teguh
hebat ardi kupingnya tetap on
Ari_nurin
hanya karena tas .. ya ampun.. heran dg orang yg ngaku orang kaya.. iri dg hal hal sepele spt tas. banyak diluar sana orang ga bs makan kenapa ga iri dg mereka saja. bikin jengkel aja 😡
Ari_nurin
lancang bgt Adelia masuk kamar adiknya yg sdh menikah tanpa ijin yg punya kamar..
Ari_nurin
kok jd Rahayu namanya ya? 🤔😂
Ari_nurin
haddew kok ya ga introspeksi diri itu si mama .. sdh tua kok ga bijak dlm bersikap 🤨🤔
Ari_nurin
wow keluarga yg hangat.. kedua orang tua yg sangat mensupport anaknya utk berjuang demi cintanya .. 🤗
Ari_nurin
nah yg aneh kamu ayu. dr awal bilang hanya pacar online begitu diajak serius dan benar benar diwujudkan malah ga mau. tp dia nya sendiri galau dg status yg dia buat sendiri. aneh. Disni jd korbannya si Ardy klu spt ini. di PHP ayu
Ari_nurin
bukan "sifat" tapi yg benar "sikap"
Capricorn 🦄
keren
Meyla A'ulia
Luar biasa
Gus Surani26
Kecewa
Gus Surani26
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!