Bagaimana rasanya jika kamu tiba-tiba terbangun dengan wajah dan tubuh yang asing, juga keadaan yang sudah sepenuhnya berubah? Eliora, seorang ketua gengster berbahaya di California, tiba-tiba terjebak di dalam tubuh seorang wanita lemah bernama Tiara yang sudah memiliki suami dan juga anak.
Dia merasa kasihan ketika mengetahui bahwa selama ini Tiara diperlakukan semena-mena oleh suami dan mertuanya, hingga membuat Elora bertekad untuk mendapatkan keadilan bagi Tiara dan anakknya.
Perjalanannya semakin berwarna saat dirinya dipertemukan kembali dengan Charly, agen rahasia yang beberapa kali menjadikannya target operasi.
Mampukah Eliora membantu Tiara dan anaknya untuk mendapatkan keadilan? Bagaimanakah dengan masa lalu yang dia tinggalkan, apakah dia masih hidup atau sudah mati?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon warnyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.32 Rasa yang datang tanpa permisi
Pulang mengantar Davi sekolah Liora tidak langsung pulang ke rumah, dia memilih mampir dulu ke rumah Charly untuk menanyakan sesuatu tentang Dery yang baru saja dia tahu tadi malam.
Untung saja siang itu Charly sedang ada di rumah hingga dia bisa langsung mengatakan tujuannya datang ke sana. Namun, sepertinya itu semua hanya perkiraannya saja, karena ternyata Charly tidak langsung menemuinya, dia harus menunggu karena laki-laki itu tengah bekerja di kamarnya.
Maka di sinilah dia sekarang, duduk di ruang tengah rumah Charly tanpa melakukan apa pun.
"Astaga, ini membosankan," desah Liora, sambil menghempaskan tubuhnya ke sandaran kursi. Matanya melirik ke arah lantai dua di mana kamar Charly berada, itu juga kata Ramon yang juga meninggalkannya beberapa saat lalu.
"Sebenarnya sampai kapan dia akan terus di kamar? Apa aku datangi saja, ya? Tapi, bukankah itu tidak sopan?" Liora bergumaam bertanya pada dirinya sendiri yang sudah terlanjur bosan ditinggal sendiri.
Lama berpikir tiba Liora terpikir satu cara yang bisa membawanya ke ruang atas tanpa harus bertindak tidak sopan. Wanita itu kemudian beranjak dari kursi lalu berjalan mencari dapur di rumah itu.
Beberapa saat berjalan dia menemukan dapur di bagian belakang rumah, dia pun mencari sesuatu yang bisa dia masak untuk di sajikan pada dua orang agen rahasia itu.
Namun, Liora mendesah kesal ketika dia tidak menemukan apa pun selain mi instan dan roti. Tidak ada apa pun yang bisa dia masak, walau dirinya sudah mencari di hampir seluruh dapur.
Liora melihat ke atas, di mana masih ada pintu lemari yang belum dia buka. Mencoba menggapai, walau masih saja tidak terjangkau oleh tinggi badannya yang tidak seberapa itu.
"Astaga, badan ini terlalu pendek," kesalnya, kemudian mencari bangku agar dia bisa jadikan pijakan.
Liora tersenyum ketika dia melihat sebuah kursi tidak jauh dari dapur. Cepat wanita itu menggeser kursi itu hingga ke area kitcen set dia kemudian naik ke atasnya dan mulai membuka pintu lemari itu.
Senyumnya bertambah lebar saat matanya melihat satu bungkus pasta yang terlihat masih baru. Kebetulan tadi di lemari es dia juga melihat ada beberapa daging untuk pelengkapnya.
"Pasta untuk makan siang? Sepertinya tidak terlalu buruk," ujar Liora bergumam sendiri.
Lama berperan menjadi Tiara, dia mulai terbiasa dengan alat masak di dapur. Walau belum banyak yang Liora bisa, tetapi kalau hanya pasta, sepertinya tidak terlalu sulit.
Liora kemudian mengambil ponsel di saku celana denim yang dia pakai, lalu mencari resep pasta di internet. Dia mencoba memilih resep pasta yang sekiranya paling enak.
Setelah membaca dan menghafal semua resep dan tata cara memaskanya, Liora mulai menyiapkan bahan dan memasak hidangan yang berasal dari Italia itu, untuk pertama kalinya.
Tiga puluh menit berselang, dua piring pasta saus bolognaise sudah tersaji cantik di atas meja, lengkap dengan jus jeruk siap saji yang dia temukan di dalam kulkas sebagai minumannya.
"Hah, akhirnya semuanya siap, sekarang kita temui dua laki-laki itu," ujar Liora penuh semangat, sambil mengambil nampan berisi hidangan makan siang untuk Charly dan Remon di atas meja.
Dengan senyum sumringah dan binar semangat Liora mulai melangkahkan kakinya menaiki satu per satu anak tangga menuju ke lantai dua rumah itu. Liora yakin jika makanannya akan disukai oleh Charly dan Remon, apa lagi ini sudah mulai memasuki waktu makan siang.
Langkahnya terus terayun mencari kamar di mana kedua laki-laki itu berada, hingga dia melihat satu pintu yang terbuka sedikit dan terdengar ada orang berbincang di dalamnya.
Sementara itu di dalam kamar, Charly dan Ramon sedang membahas tentang temuan Charly dan Liora malam tadi mengenai Dery yang memiliki beberapa klub malam.
"Ini memang sangat mengejutkan, ternyata dia bukan hanya seorang kaki tangan bandar narkoba, tapi dia juga memiliki hampir sebagian besar klub malam di kota ini, bahkan kota besar lainnya."
Ramon berkata takjub dengan temuan yang Charly dapatkan secara tidak sengaja itu. Charly yang masih sibuk dengan laptop di depannya tampak tidak menanggapi.
Liora hampir saja menjatuhkan nampan yang dia pegang, ketika mendengar percakapan antara Charly dan Ramon. Dia tidak menyangka jika Dery terlibat dengan organisasi pengedar barang terlarang itu.
Jadi selain memiliki klub malam, Dery juga tergabung dalam jaringan pengedar narkoba? Astaga, mimpi apa aku, sampai terjebak di tubuh istri seorang pengedar?
"Ngapain kamu di sini?" Suara Charly menyadarkan Liora dari lamunan panjangnya.
"Hah?" Liora tampak sedikit linglung, matanya yang terlihat kosong mengedip beberapa kali. Dia kemudian menurunkan pandangannya, melihat nampan yang masih berada di tangan.
"A–aku m–mau nganterin ini," ucap Liora terbata.
Bukan merasa sedih, Liora hanya terkejut mendapati ternyata target Charly adalah Dery dan segala bisnis yang selama ini dijalankan oleh laki-laki itu. Liora juga merasa simpati pada Tiara yang pasti juga tidak tahu apa-apa tentang jati diri Dery sesungguhnya.
Mungkinkah ini alasan takdir memilihku untuk mencari keadilan bagi Davi dan Tiara? Aku yakin Tiara tidak akan pernah bisa melawan Dery yang ternyata begitu berbahaya. Tapi ... apa Tiara tau identitas Dery sebenarnya? Apa ini alasannya tidak pernah melawan Dery? Karena dia tau jika dirinya tidak akan menang dari laki-laki seperti Dery?
Berbagai macam pertanyaan kini berputar kembali di kepala, merangkai setiap kalimat yang semakin membuatnya bingung.
Charly tampak memperhatikan raut wajah wanita di depannya, dia kemudian menghembuskan napas pelan sebelum menolehkan kepala ke belakang, untuk memanggil Ramon yang masih terdiam di belakang.
"Mon, tolong bawa ini ke bawah," ujar Charly hingga membuat laki-laki berambut pirang itu beranjak berdiri dan melangkah menghampiri keduanya.
"Bawa ini ke bawah dan tolong jemput Davi di sekolah, aku mau bicara dulu dengan Tiara," titahnya setelah sahabat sekaligus rekan kerjanya itu berdiri di sampingnya.
Charly tahu jika sebentar lagi waktunya Davi pulang dari sekolah, hingga dia menyuruh Ramon untuk menjemput. Dia tidak mungkin membiarkan Tiara yang masih dalam keadaan kacau untuk menjemput Davi ke sekolah.
Tanpa melakukan protes Ramon langsung mengambil nampan di tangan Tiara kemudian berjalan kembali ke bawah. Charly menunggu Ramon berjarak dari mereka sebelum kembali mengalihkan perhatiannya pada Tiara.
"Kamu mendengar semuanya?" tanya Charly pada Tiara, wajahnya masih datar walau ada gurat berbeda di sorot matanya.
"Hah? I–iya. Eh, e–enggak." Tiara mengucapkan itu dengan terbata, dia masih dirundung kebingungan yang bercampur dengan rasa terkejut karena semua informasi yang baru saja dia dengar.
"Kamu pasti terkejut," gumam Charly lebih pada dirinya sendiri, dia yang tidak pernah berurusan dengan perempuan selain sang ibu kini harus memeras otak pintarnya untuk menghibur hati Tiara yang pasti sangat terkejut karena kenyataan ini.
Lama terdiam Tiara mendongak menatap wajah Charly yang lebih tinggi darinya, matanya melebar penuh seolah baru menemukan sesuatu di dalam pikirannya.
"Apa lagi kejahatan yang dia lakukan?" tanya Tiara tiba-tiba.
Charly terkejut, dia membalas tatapan Tiara hingga untuk beberapa waktu mata keduanya tampak bertaut. Namun, Charly cepat membuang wajahnya ketika dia merasakan sesuatu yang berbeda di dalam dada. Ada yang berdetak di sana, ketika dia menatap iris mata berwarna hitam milik Tiara.
Tidak boleh, ingat Charly dia istri orang. Dia istri dari target kamu sendiri! Charly membatin mencoba menghilangkan rasa yang telah datang tanpa permisi padanya.
dan setelah itu menghancurkan Roxy dan antek-anteknya..