Terjerat Pesona Istri Tetangga
...Happy Reading...
"Akh, sial ini jebakan!" kesal Liora saat sadar jika ternyata gedung itu sudah dikepung.
"Kita lakukan rencana B," sambungnya lagi pada aerphone yang terpasang, hingga semua anggota yang ikut dalam rencana perampokan kali ini bisa mendengar perintahnya.
"Jaga diri kalian masing-masing, jangan sampai ada yang tertangkap!" pesan Eliora pada semua anak buahnya.
"Baik, Nona!" jawab mereka serempak, yang membuat senyum di bibir merah perempuan itu tampak mengembang.
Eliora yang sudah berada di ruang brankas hotel mewah tersebut pun akhirnya bersiap untuk ke luar sendiri, tentu saja sambil menghindari penjagaan petugas kepolisian.
Liora berhasil ke luar dengan memanjat saluran udara lama yang sudah tidak digunakan. Menggunakan tubuh rampingnya dia merangkak menyusuri lorong sempit itu, hingga akhirnya kini dia berdiri di salah satu kamar hotel yang terhubung dengan ruang brankas.
"Heh, kalian pikir mudah menangkapku? Mimpi saja!" ujar Liora begumam sendiri.
Wanita itu tampak berjalan santai menuju jendela kaca di salah satu sisi ruangan, Liora begitu yakin jika dirinya hanya tinggal selangkah lagi untuk terbebas, hingga semua rasa percaya dirinya labgsung jatuh ke dasar saat tiba-tiba suara seseorang mampu menghentikan langkah perempuan itu dengan jantung yang seakan berhenti sejenak.
"Kamu pikir kami begitu bodoh hingga tidak bisa menangkapmu?"
Deg!
Liora menghentikan langkahnya dengan mata yang melebar, dia sudah sangat mengenal suara itu. Nada bicara berat dengan intonasi yang terdengar begitu jantan dan dingin hingga tidak bisa dia lupakan.
Liora menoleh ke arah kursi yang tidak jauh dari tempat dirinya berdiri, dia bisa melihat seorang laki-laki dengan pakaian khas kepolisian khusus tampak sedang duduk santai di sana.
Untuk sesaat Liora selalu terpesona oleh raga laki-laki itu, wajah tampannya semakin sempurna dengan postur tubuh yang gagah. Mata tajam bak leser itu justru menambah aura seksi pria di depannya.
Akh, sayang sekali dia adalah musuh terbesar Liora. Charly -- agen rahasia yang terus mengejarnya, ambisi terbesar Charly adalah menangkap Liora dan membubarkan gengster yang dipimpin oleh perempuan itu.
"Hai, Mr. Charly, senang bisa berjumpa lagi dengamu," sapa Liora sambil tersenyum menggoda.
Bibir merah merekah, bentuk tubuh yang sempurna dan kulit mulus menjadikan Liora adalah satu-satunya pemimpin gengster tercantik di seantero California. Dia banyak menjadi rebutan para pemimpin gengster lainnya, tetapi sayang sekali tidak ada yang mampu menarik hatinya untuk berlabuh.
"Saat ini, kamu sudah tidak bisa kabur lagi, Nona Liora. Ruangan ini berada di lantai tiga belas, saya jamin kamu akan mati jika nekat melompat dari jendela lagi," ujar Charly dengan wajah mengejeknya.
Dia masih mengingat pertemuan mereka terakhir kali, di saat wanita itu sedang melakukan transaksi senjata ilegal di sebuah hotel bintang lima, wanita itu berhasil kabur dengan melompat jendela.
Liora masih mempertahankan senyumnya, walau dalam hati dia sedang memikirkan bagaimana caranya kabur dari singa kelaparan di depannya, sedangkan kaca yang berada di belakangnya sepertinya sangat tebal, itu tidak akan bisa hancur dengan sekali tendangannya saja, apa lagi bobot tubuhnya tidak lebih dari enam puluh kilogram.
"Benarkah?" tanya Liora dengan wajah dibuat seolah terkejut.
"Ah, bukannya jika seperti ini akan terasa sangat membosankan?" sambung Liora tanpa ada takut sama sekali.
Charly tampak beranjak berdiri laki-laki dengan postur tubuh tinggi mencapai seratus delapan puluh tujuh sentimeter itu berjalan pelan menghampiri Liora, dia sudah merasa yakin jika kali ini Liora tidak akan bisa lolos dari genggamannya.
Namun, Charly tidak tahu jika saat ini Liora tampak sedang menimbang sesuatu, hingga di saat dia berucap.
"Sekarang!"
Charly dibuat terkejut dengan kaca tebal di salah satu sisi ruangan itu tiba-tiba saja pecah menghambur ke seluruh ruangan, laki-laki itu refleks langsung menundukkan tubuhnya menghindari pecahan kaca.
Sementara itu, Liora memanfaatkan situasi untuk segera kabur dari Charly. Wanita itu tampak tersenyum pada laki-laki di depannya sebelum berlari melewati pecahan kaca.
"Sampai jumpa lagi, Mr.Charly!" ujarnya sebelum melompat ke luar dari jendela yang sudah hancur.
"Liora!" Charly refleks langsung mengeluarkan senjata api dan mengejar Liora menuju ke jendela dengan wajah khawatir bercampur marah.
Namun, ternyata semua itu tidak terbukti, saat dia melihat Liora sudah berada di balkon salah satu kamar dengan tubuh masih selamat, bahkan wanita itu sempat menatapnya sambil tersenyum mengejek sebelum melarikan diri.
"Akh, sial! Bagaimana mungkin dia bisa turun dari sini dengan secepat itu!" kesal Charly, laki-laki itu tampak langsung berkomunikasi dengan para anak buahnya untuk mengejar Liora dan memberi tahu keberadaannya.
Sementara itu, Liora langsung mengambil motornya yang terparkir di belakang gedung dan segera kabur melalui rute acak dan berbeda dari anggota gengster yang lain. Rencana untuk mengambil sebuah berlian langka yang disimpan di hotel itu akhirnya gagal karena ternyata itu hanya sebuah jebakan dari Charly dan anak buahnya untuk menangkapnya.
Liora mengendarai motor sambil terus menghindar dari banyaknya suara tembakan di belakangnya. Ya, sekitar tiga mobil kepolisian tampak sedang berusaha mengejarnya. Namun, sepertinya mereka memang tidak berniat membunuhnya hingga peluru itu tidak ada yang mengenai tubuhnya sama sekali.
Lama berkendara Liora kembali dibuat terkejut saat melihat sebuah motor menyalip ketiga mobil itu dan kini mulai mendekat padanya. Mata Liora memicing menatap pengendara yang ada di sana.
"Charly," gumamnya sambil tersenyum, laki-laki itu memang tidak pernah menyerah. Liora kagum dengan tekadnya yang sangat kuat.
"Liora, sebaiknya kamu menyerah saja!" ujar Charly dengan optimis, dia sudah sangat percaya diri bisa menangkap Liora saat ini.
Namun, tanpa keduanya sadari ada satu mobil lagi yang memang mengincar Liora, mereka sengaja menyusup dalam kekacauan untuk membunuh Liora. Mereka adalah musuh dari gengster yang dipimpin oleh Liora. Mereka memanfaatkan rencana Charly untuk membunuh Liora.
Hingga di pertengahan jembatan Golden Gate sebuah suara tembakan yang cukup mengejutkan semua orang itu berhasil menembus dada Liora, wanita itu langsung kehilangan kendali motornya yang sedang dalam kecepatan tinggi, hingga menabrak pembatas jalan dan terjun bebas ke dalam lautan.
Charly melebarkan matanya saat kejadian yang tidak dia duga itu terjadi begitu saja di depan matanya sendiri. Liora, target buruannya selama beberapa tahun ini kini diambil oleh orang lain.
"Kejar mobil itu sekarang!" teriak Charly penuh emosi.
Dia menghentikan motornya di tempat Liora tertembak kemudian terjun ke lautan bebas di bawah mereka, matanya memicing melihat sekiranya terlihat riak air yang menandakan jika wanita itu masih hidup dan berusaha berenang. Namun, harapannya terbantahkan saat dia melihat hanya air laut yang tenang di sana.
"Aku butuh bantuan–"
.
Liora mengerjapkan matanya perlahan, suara mesin deteksi jantung terdengar jelas di telinga membuatnya meringis menahan rasa bising. Kepalanya terasa berdenyut hebat, hingga membuatnya sulit untuk hanya membuka mata.
Cahaya terang dengan warna putih mendominasi membuat Liora harus memicingkan matanya, menahan silau.
Apa aku sudah mati? Aku berada di syurga? gumam Liora dalam hati, dia masih berusaha beradaptasi dengan tempatnya saat ini.
Ah, aku kira aku akan masuk neraka? gumamnya lagi sambil mengedarkan pandangannya.
Rasa sakit? Itu sudah biasa Liora rasakan, hingga setelah beberapa saat terdiam kini Liora beranjak duduk dan membuka alat bantu kesehatan yang menempel di tubuhnya.
"Eh, tunggu ... kenapa kulitku jadi seperti ini?!" tanya Liora pada dirinya sendiri. Dia merasa warna kulitnya kini berubah.
Namun, kebingungannya kini semakin bertambah saat tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan menampilkan orang-orang yang sama sekali tidak dia kenal.
"Ibu Tiara sudah bangun? Syukurlah," ujar laki-laki tua dengan jas putih khas seorang dokter membalut tubuhnya.
Liora bisa menebak jika itu adalah dokter yang selama ini sudah merawatnya. Namun, kenapa dia memanggilnya dengan nama Tiara? Siapa itu? Dan, dia juga berbicara dengan bahasa yang berbeda?
Liora berkedip pelan, dia masih belum bisa ke luar dari kebingungannya.
"Mari berbaring dulu, biar saya periksa keadaan, Ibu," ujar dokter itu lagi.
"Apakah, Anda, bisa berbahasa inggris? Saya kurang mengerti bahasa itu," ujar Liora, walau masih mengikuti arahan dokter.
Namun, dokter itu tidak menanggapi, dia hanya tersenyum sambil mulai memeriksa keadaan Liora.
Tidak berselang lama, pintu ruangan kembali terbuka, kini dengan cukup kasar hingga terdengar suara yang nyaring di telinga, akibat benturan antara pintu dan tembok rumah sakit.
Seorang wanita muda dengan rambut sebahu dan pakaian yang terlihat formal tiba-tiba masuk dengan napas yang menderu, sepertinya dia berlari cukup lama.
"Tiara! Akhirnya kamu sadar juga!" ujarnya dengan wajah sumringah, matanya sampai terbuka lebar seolah tidak percaya dengan apa yang terjadi.
"Tiara? Siapa Tiara?" tanyanya bingung sendiri.
Bukan hanya bahasa yang berbeda dari negaranya, tetapi namanya juga sudah berganti. Kenapa bisa begitu? Apa yang terjadi setelah kecelakaan itu terjadi? Dan, berada di manakah dirinya kini?
...****************...
Selamat datang di karya aku yang satu ini, semoga kalian suka dan terhibur dengan ceritanya. Jangan lupa dukungannya ya, like, komen, dan gift-nya ditunggu🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
are thick
mampir dulu,,,
semangat kakak...😉
2023-03-26
1
Aurizra Rabani
maaf thor aku baru mampir 🙏
2023-02-06
2
💞🖤Icha
Langsung cuss telat nofifnya...semangat dgn karya barunya author good job 😘😘
2023-02-02
2